Hasil kebun sendiri

Hagoe's Village: Sept, 6th 2025
Kopi Ulee Kareng
Hari Sabtu akhir pekan ini aku tidak kemana-mana dan ingin beraktivitas di rumah saja, membereskan peliharaan dan tanaman kami, karena hari libur seperti ini adalah sesuatu yang "mahal" bagiku sebagai ASN.
Setelah mengantarkan si kecil Alvira ke sekolahnya, aku kembali ke rumah untuk sarapan pagi, hanya dengan sebutir telur rebus dan segelas kopi yang telah disiapkan oleh istriku.
Aku membuka handphone untuk melihat notifikasi di WhatsApp dan juga "mengintip" perkembangan politik nasional sebentar, di aplikasi YouTube.
Tidak ada informasi yang luar biasa kecuali tentang hiruk pikuk pasca demonstrasi yang terjadi secara marathon sejak 25 Agustus lalu, dimana informasi yang beredar semakin membuat kita bingung dan tercengang.
Terlalu banyak dugaan skenario, intrik dan teori konspirasi tentang dalang demo, atau lebih tepatnya OTAK di balik kerusuhan yang terjadi di berbagai kota di Indonesia beberapa hari yang lalu.
Sepertinya, "Sang Dalang" sukses menciptakan fog of war maupun cipta kondisi sehingga sampai saat ini kita belum bisa membaca secara terang benderang siapa yang "bermain" pada kerusuhan ini. Entahlah....! Kita akan lihat dalam beberapa waktu kedepan.
Menyemai bibit
Pagi ini aku merencanakan untuk kembali melakukan persemaian bibit beberapa jenis tanaman yang akan aku tanami nantinya, baik di kebun maupun di dalam wadah polibag.
Jenis tanaman tersebut adalah cabe, tomat dan terung ungu, karena ketiga tanaman tersebut yang pernah aku tanam sebelumnya sudah ada yang tua, tidak berproduksi lagi bahkan sudah ada yang mati karena berbagai penyebabnya.
Untuk itu aku akan memperbaharuinya dengan cara menyemai kembali beberapa jenis tanaman tersebut, di pagi ini.
Aku menggunakan media tanam, campuran dari sekam bakar, tanah serta pupuk organik (kohe kambing). Dan sebagai wadahnya aku menggunakan tatakan telur saja yang mudah didapatkan.
Setelah melakukan persemaian bibit tanaman ini, aku meletakkannya di tempat yang teduh atau tidak terkena matahari langsung yaitu dibawah batang pohon pucuk merah.
Nantinya akan ku siram setiap hari sampai tunasnya tumbuh dan nantinya akan kupindahkan ke wadah yang lebih besar, sampai nantinya siap ditanam di kebun atau di dalam pot dan polibag.
Belimbing sayur
Pagi ini aku juga memetik beberapa buah belimbing sayur yang ada di halaman samping rumah kami, dekat dengan kolam ikan koi, yang nantinya buah belimbing ini akan digunakan oleh istriku untuk memasak dan menyiapkan menu makan kami.
Dalam masyarakat kami, buah belimbing sayur ini sering digunakan oleh ibu-ibu dalam memasak serta menyiapkan menu makanan untuk keluarga mereka.
Karena aku menanam sendiri pohon belimbing sayur ini di halaman rumah sehingga kami tidak perlu membelinya di pasar, yang tentu akan membantu menekan pengeluaran harian kami.
Memberi makan ikan
Aku juga memberi makan ikan-ikan nila merah yang ada di kolam samping rumah kami pada siang ini, dengan makanan pelet yang aku beli di toko alat dan bahan pertanian.
Kolam ikan di samping rumah ini hanya aku peruntukkan untuk memelihara jenis ikan konsumsi yang dalam hal ini adalah ikan nila merah.
Sedangkan kolam di teras depan yang saat ini sedang rusak/bocor aku peruntukkan untuk memelihara ikan hias yaitu ikan koi.
Sayangnya memang, kolam ikan koi tersebut belum sempat aku perbaiki setelah rusak dan bocor akibat abrasi tanah yang disebabkan oleh seringnya terjadi banjir di daerah kami beberapa waktu yang lalu.
Terong ungu
Siang ini aku juga memetik beberapa buah terong ungu yang merupakan sisa-sisa tanaman yang lama yang sudah tua.
Itulah sebabnya aku harus melakukan persemaian bibit kembali karena tanaman terung ungu yang lama ini sudah tidak berproduksi lagi.
Keluarga kami sangat menyukai terung ungu ini, dimana terung ungu ini bisa diolah untuk beberapa jenis menu makanan kami sehari-hari.
Panen temulawak
Selesai menyerahkan terung ungu ini kepada istri, aku kembali ke halaman samping rumah untuk membongkar tanaman temulawak yang aku tanam di dalam wadah ban mobil bekas.
Ini merupakan tanaman yang aku tanam dengan konsep apotik hidup, dimana aku menanam beberapa jenis tanaman obat (herbal), dan bumbu masakan seperti temulawak, kunyit, serai, daun sop (seledri) dan jahe serta beberapa jenis tanaman lainnya termasuk pohon (daun) kari.
Cabe dan tomat
Setelah membersihkan dan mencuci temulawak yang aku panen, aku memetik sejumlah cabe merah dan buah tomat yang nantinya akan digunakan oleh istriku untuk menyiapkan menu makan siang kami hari ini.
Tanaman ini juga, sebagiannya sudah tua dan produksinya sudah menurun, sehingga aku harus melakukan persemaian kembali tadi pagi.
Setelah selesai melakukan aktivitas diluar rumah, aku mandi dan membersihkan diri, untuk kemudian mulai mencicil membuat postinganku hari ini.
Si kecil Alvira pulang sekolah
Aku meminta istriku agar menjemput si kecil Alvira yang sudah pulang sekolah, karena jam pulang sekolah telah tiba.
Istriku akan menjemput si kecil Alvira di sekolahnya, sekalian akan membeli beberapa barang di pasar Keude Matangkuli.
Setelah isteri dan si kecil Alvira tiba di rumah, kami pun bersiap-siap untuk makan siang bersama, karena menu makan siang kami telah dipersiapkan oleh anak kami @saufa29.
Pupuk tanaman
Sambil beristirahat setelah makan siang dan sholat Zuhur, aku bisa menyelesaikan postinganku hari ini.
Kemudian usai melaksanakan sholat ashar, aku akan ke kebun di seberang jalan rumah kami untuk memberi pupuk pada beberapa tanaman yang ada disana.
Sebenarnya aku ingin, hanya mengunakan pupuk organik saja pada tanaman-tanaman kami. Tetapi pada kenyataannya pupuk organik tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, terutama yang ada di kebun atau yang aku tanam di tanah.
Jadi, mau tidak mau aku harus menggunakan sejumlah pupuk kimia agar tanaman-tanaman tersebut tumbuh lebih subur.
Tanaman labu tanah
Salah satu jenis tanaman yang ada di kebun, yang akan kuberikan pupuk kimia di sore ini adalah tanaman labu tanah, dimana daunnya terlihat kurang lebar.
Biasanya jika kebutuhan nutrisinya cukup, tanaman labu akan menghasilkan daun yang lebih lebar dan lebat atau banyak.
Selain untuk tanaman labu, aku juga memberikan sedikit pupuk kimia ini pada tanaman lain yang ada di kebun kami, karena menurut diagnosa ku, tanah kebun ini kurang subur, meskipun telah lama tidak dipergunakan untuk bercocok tanam, karena faktor seringnya banjir terjadi di daerah kami.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@ alee75

@tipu curate 2
Upvoted 👌 (Mana: 4/8) Get profit votes with @tipU :)
Kana me dua go Peh sampai nyan
U be2 na aju....☺️
Nyan keh Nye na lampoh luas siangen, man lage bak lon jangan Tanak pula tanaman me Pat pula sapue Pih tan
You have beautifully arranged your post. I really liked this post related to agriculture. Best wishes to you. I am also a fish farmer, but I don't know why my fish are not growing properly.
![20250904_174035[1].jpg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmdaWVQ6EoB8mdMjufyNsEKJqMyxcd9Zp1gWVtukvNSZC8/20250904_174035[1].jpg)
Terima kasih telah singgah di post saya. Sebenarnya saya bukanlah petani ikan. Saya hanya menjalankan hobby saja dengan jumlah ikan yang terbatas. Hobby ini (bercocok tanam dan memelihara ikan) saya mulai di saat pandemi covid19 yang lalu, dimana semua orang lebih banyak berada dan beraktifitas di rumah (work from home) karena adanya pemberlakuan social distancing.
Menurut saya pertumbuhan ikan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang salahsatunya adalah pakan. Jika pakan yang diberikan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi si ikan, maka pertumbuhannya akan lambat.
Pemilihan bibit yang bagus juga berpengaruh, termasuk desain/jenis kolam dan kondisi air juga mempengaruhi pertumbuhan ikan-ikan.