Wordsmiths Fiction Week 4: The Family Secret | Steemit Challenge Season 24
Dalam kesempatan ini, saya coba lagi mengikuti kontes pembelajaran.
Jika ada tulisan ataupun apa yang saya tulis ini tidak cocok dalam tema kontes! Maka saya terlebih dahulu mohon maaf.
Ada empat pertanyaan yang harus saya jawab atau harus saya tulis seperti yang di minta oleh penyelenggara kontes, biarpun saya tidak terlalu paham, saya yakin bisa menjawab itu semua biarpun jawabannya salah.
Harta warisan itu akan dibagi rata kepada ketiga anakku.
Di ruang tamu rumah tua yang masih menyimpan aroma kenangan, julie dan Jeremy duduk bersisian dalam diam. Sinar lampu temaram membuat bayangan mereka menari di dinding, berbaur dengan bingkai-bingkai foto masa kecil yang tergantung rapi.
Wajah-wajah lugu dengan senyum lepas, julie dengan bonekanya, Jeremy dengan sepeda roda tiga, semuanya memandangi mereka dari masa lalu.
Dia atas meja kayu usang, sebuah amplop cokelat tua tergeletak. Sudah berhari-hari sejak pemakaman ibu mereka, namun baru hari ini mereka mengumpulkan keberanian untuk membukanya. Ibu mereka, wanita tangguh yang membesarkan mereka sendirian setelah ayah meninggal, pernah berpesan dengan suara parau di akhir hidupnya, Harta warisan itu akan dibagi rata kepada ketiga anakku.
Tapi hanya julie dan Jeremy yang duduk di ruang tamu itu.
'kenapa cuma kita berdua? Bisik Jeremy, matanya menatap amplop dengan rasa tak nyaman. 'kalau ibu bilang tigak anak.
Julie menarik nafas dalam. Tangannya, meski gemetar, meraih amplop itu. Dengan hati-hati ia merobek sisi atasnya. Di dalamnya, ada selembar kertas yang mulai menguning, dengan tulisan tangan ibu mereka yang khas, rata dan penuh kasih.
'Anakku yang ketiga bukan darahku, tapi hatiku. Dia bernama Haris, penjaga kebun kita. Ia telah menjaga kita saat kalian tak tahu. Ketika kalian sakit, dia yang menyiapkan ramuan herbal. Saat kalian menangis diam-diam karena rindu ayah, dia yang menyanyikan lagu pengantar tidur dari jauh. Haris bukan hanya pelayan, dia adalah penjaga hati kita. Tolong, bagilah warisan ini untuknya, sebagaimana aku telah membagi hatiku kepadanya.'
Julie menunduk. Surat jatuh perlahan ke pangkuannya. Jeremy memejamkan mata, menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
Ia mengingat Haris, lelaki tua dengan wajah bersahaja dan senyum yang tak pernah absen setiap pagi. Selalu ada di kebun sejak fajar dan entah bagaimana, selalu tahu kapan julie dan Jeremy membutuhkan sesuatu. Saat jeremy jatuh dari pohon jambu, Haris yang menggendongnya ke dalam rumah. Saat julie kehilangan kalung pemberian ayah, Haris yang menemukannya terkubur di bawah ayunan lama.
'Dia keluarga juga,' kata julie pelan, matanya masih basah.
Jeremy mengangguk. ' Lebih dari banyak orang yang mengaku saudara.'
Hari itu, mereka mengambil keputusan penting. Bukan hanya membagi warisan kepada Haris, tapi juga mengakui bahwa keluarga tak selalu datang dari darah yang sama. Mereka mendatangi Haris di rumah kecilnya di ujung kebun. Haris, yang kini rambutnya hampir seluruhnya putih, menyambut mereka dengan bingung.
' Kalian. Ke sini? Suara terdengar takut.
Julie memeluknya tanpa kata. Jeremy menepuk pundaknya, mencoba menahan emosi.
'Ibu menyebutmu anak ketiganya,' kata Jeremy. ' Dan kami datang untuk menyampaikan warisannya. Tapi lebih dari itu. Kami ingin kau tetap bersama kami. Di rumah ini. Sebagai keluarga.'
Air mata Haris mengalir perlahan, membasahi pipi keriputnya. ' Aku hanya ingin menjaga kalian, itu sudah cukup.'
'Tapi itu tidak cukup bagi Ibu,' julie menyela lembut. 'Ia ingin kita tahu dan kini kami tahu.'
Hari berikutnya, rumah tua itu menjadi hidup kembali. Haris pindah ke kamar tamu yang dulu jarang dipakai. Julie mulai membersihkan loteng dan menemukan surat-surat lama dari ibu, yang semakin menguatkan cerita tentang Haris.
Jeremy membenahi kebun bersama Haris, belajar cara merawat pohon seperti saat kecil dulu.
Warisan ibu bukan hanya tanah, uang atau perhiasan. Warisan sejatinya adalah cinta yang tak terbatas oleh darah atau nama keluarga. Cinta yang tumbuh dalam diam, dalam kebaikan kecil yang tak pernah diminta balasan.
Dan di rumah tua itu, di antara suara burung dan aroma teh pagi, julie, Jeremy dan Haris belajar bahwa menjadi keluarga adalah pilihan yang terus diperbarui setiap hari melalui kepercayaan, kasih dan pengakuan.
Pada akhirnya, bukan harta yang menyatukan mereka, tapi cinta seorang ibu yang melampaui darah, yang mengajarkan bahwa keluarga adalah siapa pun yang mencintai tanpa syarat.
Dan di sanalah, mereka hidup, bertiga sebagai satu keluarga utuh.
Sebelum saya akhiri cerita ini, saya ikut mengundang teman, agar mereka juga bisa ikut dalam kontes ini. @marito74 @ulfatulrahmah @fajrulakmal99
Salam @aril.hatake
Congratulations... I have recommended this post to get support from Steemchiller and Realrobinhood.
Thank you
https://steemit.com/fiction-s24wk4/@aril.hatake/wordsmiths-fiction-week-4-the-family-secret-or-steemit-challenge-season-24
@tipu curate
Upvoted 👌 (Mana: 1/9) Get profit votes with @tipU :)
Terimakasih atas undangan nya saudara ku 🤝 salam sukses untuk kontes ini