Kanji dan Mie Kocok Lampoih Saka
Satu kedai, dua selera. Begitulah kesan yang terasa saat singgah di sebuah warung sederhana di Lampoih Saka, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie. Kedai ini tidak memiliki nama khusus. Di sini, hanya ada dua menu andalan: kanji dan mie kocok. Dua sajian ini sudah cukup menggugah selera. Aromanya menyebar ke mana-mana, hingga membuat kedai ini viral.
Mampir ke tempat ini cukup mudah. Lokasinya strategis, berada persis di pinggir jalan nasional Banda Aceh–Medan, di kawasan Lampoih Saka. Tempatnya pun mudah ditemukan. Kalau dari arah Banda Aceh, posisinya ada di sebelah kiri. Sekitar seratusan meter dari pusat pasar Lampoih Saka. Pusat pasar ini dekat dengan Sekolah Dasar Negeri 1 Lampoih Saka.
Suasan toko terlihat dari depan
Kami sempat singgah ke sini pada Sabtu lalu, dalam perjalanan pulang menuju Banda Aceh. Karena sudah mendapat rekomendasi dari adik sepupu, kami pun memutuskan untuk mampir dan mencicipi kedua menu khas tersebut.
Bagi saya, Lampoih Saka memiliki daya tarik tersendiri. Nama desa ini, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berarti Kebun Gula.
Saat remaja, kami sering berkunjung ke daerah ini yang terletak di antara Caleue dan Beureunun. Dulu, sebelum media sosial menjamur seperti sekarang, Lampoih Saka juga pernah dikenal lewat kuliner bubur kacang hijaunya. Biasanya, selepas salat Isya, kami ke sana untuk menikmati bubur hangat yang begitu lezat.
Bertahun-tahun kemudian, muncul dua menu baru yang tak kalah menggoda lidah: kanji dan mie kocok. Kali ini, saya ingin menyoroti mie kocok yang tengah naik daun. Mie kocok di sini berbeda dari mie kebanyakan. Mie kuning direbus bersama toge dalam air mendidih. Setelah matang, disajikan di atas piring dan disiram kuah kental yang gurih.
![]() | ![]() |
---|
Menikmati mie kocok yang berkuah kental
Kuahnya terbuat dari campuran rempah dan kari udang, menghasilkan cita rasa yang kaya. Mie kocok ini juga dilengkapi dengan acar, bawang goreng, kerupuk, perkedel, dan irisan telur rebus sebagai pelengkap. Biasanya, saya menikmati mie kocok dengan kuah bening dan taburan daging giling. Namun kali ini, rasanya berbeda.
Kuahnya kental, dilengkapi dengan daging kepiting serta rempah-rempah yang kuat. Semua itu membuat mie kocok di Lampoih Saka ini menjadi pengalaman kuliner yang sulit dilupakan. Jika Anda tidak ingin menyantap mie kocok, kanji bisa menjadi pilihan. Kabarnya kanji di sini bukan sembarang bubur. Sekali coba, bisa bikin ketagihan.
Sayangnya, pada kunjungan kali ini saya tidak mencicipi kanji. Namun, kami mencoba menikmati mie kocoknya. Kami pesan tiga piring. Lalu sepiring perkedel yang diolah berbentuk risol. Kami cuma makan tiga biji saja. Per piring harganya Rp13.000 atau setara 6 Steem.
Sedangkan minumannya dua gelas teh manis dingin Rp10.000 atau 4,7 Steem. Sedangkan perkedel per biji Rp2.000 atau 0,96 Steem. Begitu juga dengan biaya parkir untuk kenderaan roda empat sebesar Rp2.000.
Tempat ini memang tergolong sempit. Parkirnya saja memanfaatkan sisi kiri kanan jalan nasional. Sedangkan di depan toko lebarnya cuma sekitar tiga meteran saja. Sementara tempat duduk pelanggan menikmati menu termasuk lumayan. Ada dua pintu toko serta sisi kiri yang disulap dengan beberapa pondok yang menghadap ke sawah-sawah.
Sisi kiri menghadap ke area persawahan
Seperti layaknya toko-toko di daerah, di sini juga terdapat terdapat tabungan amal. Tabungan ini biasanya titip pengurus masjid atau yayasan anak yatim piatu. Ada pelanggang yang memasukkan sisa kembalian dari kasir atau ada yang memang sengaja ingin bersedekah.
Usai menikmati ini, kami langsung berangkat lagi menuju Banda Aceh. Sengaja tidak berlama-lama agar tidak terlambat tiba di Gerbang Tol Padang Tiji. Gerbang ini dibuka fungsional selama lebaran Idul Adha dan ditutup pada pukul 18.00 Wib. Terima kasih sudah membaca postingan saya.
Other important information:
Steem Atlas [//]:# (!steematlas 5.30447816 lat 95.96462345 long Kanji dan Mie Kocok Lampoih Saka d3scr)
GoogleMaps: Kanji & Mie Kocol Lampoih Saka
Address : Dayah Bubue, Kec. Peukan Baro, Kabupaten Pidie, Aceh 24151
Contact: 0852-7019-2021
Opening hours: 09.00 am - 11.00 pm
Visiting hours: Saturday, June 7, 2025
Category | Details |
---|---|
Device | Samsung Galaxy A14 5G |
Location | Lampoh Saka, Pidie |
Photographer | @munaa |
Wah . ....mie kocok itu enak sekali, s kalau saya ke Banda saya selalu singgah di mie kocok si duel, rasanya sangat mantul beda dengan yang ada di daerah geurugok kuahnya seperti lem🤭
Iya, mie kocok doel di depan Masjid Raya, kuahnya bening ada taburan daging giling, kalau di Kebun Gula ini sepertinya sama dengan Geurugok, kuahnya seperti lem..
Setelah di coba, mana yang lebih enak? Kalau pribadi saya lebih nikmat makan mie kocok siduel, tidak bikin lengket di tenggorokan walaupun udah lama makan nikmatnya masih terasa sampai sekarang, apalagi kalau makan bersama someone 😝
Hahaha, kalau saya dua-duanya enak dan nikmat apalagi bersama dia..., tp sebenarnya yang kuah kental itu lebih dicari dan nggak sampai juga lengket, sbab, ketika sudah dicampur kecap, saus dan cuka, jadi cair dia...
So sweet kali lah .... benar itu akan mencair seperti hatiku saat ini.. hahahaha
Thank you for posting this on Steem Atlas.
To help improve your posts on Steem Atlas, and increase your chances of winning in the Atlas Challenge, check out these 21 Tips.
Thank you for setting a beneficiary to @steem-atlas, it will help the project grow.