Pesawat Pertama Republik Indonesia di Blang Padang

Saat melewati Lapangan Blang Padang akan tampak biasa saja, sebuah lapangan yang luas yang biasa di gunakan untuk upacara penting yang biasanya dihadiri para pejabat dan orang-orang penting di daerah dan yang menjadi inspektur upacara nya adalah kepala provinsi (Gubernur) saat upacara kemerdekaan Indonesia atau Upacara hari angkatan bersenjata Republik Indonesia. Selebihnya adalah tempat orang-orang berolahraga di pagi dan sore hari, setiap hari rabu sabtu dan minggu biasanya di adakan senam aerobik gratis bagi warga yang ingin hidup sehat.

Lapangan Blang Padang, tepatnya terletak di jantung kota Banda aceh, adalah denyut kehidupan warga setempat. Lebih dari ruang terbuka hijau, lapangan ini juga menjadi pusat aktivitas, yang mencerminkan semangat dan kebersamaan warga kota. Setiap hari lapangan ini di ramaikan oleh berbagai aktifitas mulai dari olahraga hingga rekreasi keluarga.

Lapangan Blang Padang sering di jadikan penyelenggaraan bebagai acara, mulai dari konser musik, perlombaan festival makanan, olah raga dan upacara. Apalagi jika malam menjelang arena rekreasi mulai terasa, berbagai kuliner di sajikan disini, penikmat makanan boleh menyisihkan sedikit pendapatannya untuk mencicipi aneka kuliner di sini.

Namun ada satu hal yang harus kita ketahui tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Republik indonesia, bahwa di Lapangan Blang Padang sudah di semayamkan sebuah monumen yang harus di ingat bagi generasi muda dan seterusnya. Yaitu sebuah pesawat yang pertama sekali di miliki oleh bangsa Indonesia.

Saya akan bercerita sedikit tentang pesawat Seulawah yang sudah menjadi onggokan dan di berdirikan di lapangan Blang Padang yang jika kita baca history nya dapat menimbulkan rasa bangga dan meneteskan air mata haru, bagaimana nenek -nenek kita dahulu dengan susah payah bersedia mengorbankan harta benda untuk mensukseskan kemerdekaan.

History pesawat Seulawah

Nama pesawatnya adalah Dakota RI-001 Seulawah yaitu Pesawat yang pertama kali di miliki oleh bangsa Indonesia. Sejak Indonesia merdeka tahun 1945, bangsa indonesia belum memiliki transportasi udara yang memudahkan seorang kepala negara mengunjungi dan meninjau langsung kondisi warganya wilayah-wilayah yang jauh dari ibu kota. Presiden RI pertama Ir. Soekarno yang mengunjungi wilayah Aceh pada bulan juni tahun 1948 melakukan pidato yang mengobarkan semangat kemerdekaan dan berhasil membangkitkan semangat patriotisme rakyat Aceh, melalui kepanitiaan bapak Djuned Yusuf dan Said Muhammad Al Habsyi berhasil mengumpulkan sumbangan dari masyarakat setara 20 kg emas.

Sumbangan berupa emas tersebut di gunakan untuk membeli sebuah pesawat Dakota dan menjadi pesawat angkut pertama yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Pesawat tersebut di beri nama dengan Dakota Ri-001 Seulawah. Seulawah itu sendiri memiliki arti, Gunung Emas.

Pesawat tersebut membuka jalur penerbangan jawa-sumatera bahkan hingga ke luar negeri. pada tanggal 6 Desember 1948 pesawat seulawah berangkat dari Kutaraja Aceh menuju kalkuta India untuk melakukan perawatan berkala, namun karena terjadi Agresi Militer Belanda 11, pesawat Dakota RI -001 tidak dapat kembali ke Indonesia. Dan atas inisiatif serta prakarsa Wiweko Supono dengan modal pesawat Dakota Ri-001 Seulawah, maka di dirikan perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways, dengan kantor di burma.

Seiring perkembangan teknologi, khususnya di bidang kedirgantaraan. Maka beberapa jenis pesawat terbang di nyatakan berakhir masa operasinya, salahnya satunya jenis pesawat dakota.
sumber

Mendirikan Monumen

Karena mengingat jasa warga aceh yang sudah menyumbang emas untuk membeli pesawat terbang, maka Panglima Besar Tentara Republik Indonesia Jendral L.B. Moerdani meresmikan monumen pesawat seulawah di Blang Padang Banda Aceh berupa Replika namun pesawat aslinya di simpan di Taman Mini Indonesia Indah jakarta.

Kondisi Blang padang

Blang Padang adalah sebuah lapangan yang luasnya sekitar 9 hektar, yang merupakan jantung nya penghijauan ibu kota Banda Aceh. Sebuah lapangan yang luas dan di pergunakan setiap hari sebagai aktifitas masyarakat kota Banda Aceh dan sekitarnya. mulai dari subuh orang berdatangan untuk melakukan latihan olah raga sampai malam di jadikan tempat wisata kuliner, pokoknya jika kita akan mampir ke sana, tidak pernah kita melihat lapangan yang kosong melompong, selalu saja ada yang melakukan aktifitas disana.

Tahun 2004 di tanggal 26 desember saat terjadi tsunami terdahsyat, kebetulan saat itu hari minggu di mana banyak orang yang melakukan aktifitas olah raga, apalagi hampir semua di lapangan anggota tentara dan keluarga sedang melakukan senam bersama dan saat gempa berskala 9,2 richter mereka hanya bisa duduk dan melihat sound yang berjatuhan dan setelah gempa berhenti, mereka tidak melanjutkan senam namun duduk dan saling menceritakan bagaimana kuatnya gempa yang mereka rasakan. Tiba-tiba air laut setinggi 10 meter menggulung mereka dan tidak sempat melarikan diri dari kejaran air laut dan di lapangan inilah banyak terdapat mayat orang-orang yang sedang berolahraga tadi.

Dan setelah datang bantuan dari negara-negara luar, di sekeliling Lapangan Blang Padang di beri prasasti nama-nama negara yang memberi bantuan pada rakyat Aceh. Sekarang Blang Padang sudah berbenah kembali dan kondisinya lebih modern dan terbuka untuk umum.
sumber

Fasilitas yang terdapat di Blang Padang