Pasar Ngasem Satu Hari, Seribu Cerita
Alhamdulillah Warga Steemit
Hari ini saya bangun lebih awal, sekitar jam setengah lima. Rasanya mata masih ngantuk, tapi udah janji sama diri sendiri buat ke Pasar Ngasem, Jadi harus bangun lebih pagi.
Setelah saya mandi dan sarapan seadanya cuma roti tawar isi selai saya langsung siap-siap berangkat.
Jam tujuh kurang lima saya sudah di atas motor, Jalanan pagi yang saya lewati menuju pasar ngasem masih lumayan sepi, angin masih adem. Dari rumah ke Pasar Ngasem cuma butuh sekitar 20 menit aja.
Sampai di sana, suasananya udah rame. Padahal masih pagi. Banyak ibu-ibu sama bapak-bapak yang lagi belanja makanan. Saya langsung cari tempat parkir.
Begitu masuk ke dalam pasar, aroma khas pasar tradisional langsung Terasa. Saya langsung jalan pelan-pelan, mata jelalatan lihat dagangan.
Pasar Ngasem salah satu pasar tradisional tertua dan paling bersejarah di kota Yogyakarta. Pasar Ngasem mengalami berbagai transformasi dari masa ke masa, mencerminkan dinamika budaya dan sosial masyarakat Yogyakarta.
Sejarah Berdiri Pasar Ngasem
Menurut Sumber sejarah Pasar Ngasem didirikan pada tahun 1809, menjadikannya salah satu pasar tertua di Yogyakarta. Awalnya, kawasan Pasar merupakan danau yang digunakan oleh Sultan Hamengku Buwono II untuk bersantai sambil menikmati pemandangan Keraton dari luar benteng.
Seiring waktu, danau tersebut berubah fungsi menjadi perkampungan, dan di tengah-tengah kampung tersebut didirikan pasar yang khusus menjual burung.
Pasar ini kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan burung dan hewan peliharaan lainnya, serta menjadi simbol status sosial di kalangan masyarakat Jawa.
Pada tahun 2010, untuk menjaga kelestarian kawasan wisata Taman Sari yang berbatasan langsung dengan pasar ngasem, pedagang burung direlokasi ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) di Dongkelan, Bantul.
Jam Operasional Pasar Ngasem
Pasar Ngasem umumnya buka setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 16.00 WIB. Namun, beberapa kios kuliner dan jajanan tradisional mulai beroperasi sejak pukul 05.00 pagi, seperti kios apem beras Bu Wanti yang terkenal. Pada akhir pekan dan hari libur nasional, pasar ini biasanya lebih ramai dikunjungi oleh wisatawan dan masyarakat lokal.
Selain itu warga steemit, terdapat informasi dari masyarakat dan pedagang di pasar Ngasem bahwa mulai Akhir 2025 nanti, Pasar Ngasem akan beroperasi hingga malam hari untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan memberikan ruang bagi pertunjukan seni serta kegiatan budaya lainnya.
Transformasi dan Daya Tarik Saat Ini
Setelah relokasi pedagang burung, Pasar Ngasem bertransformasi menjadi pusat kuliner dan seni budaya. Plaza Ngasem, yang terletak di dalam kompleks pasar, sering digunakan sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya, seperti Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Pasar ini juga menjadi tempat favorit bagi seniman untuk mencari inspirasi dan mengabadikan suasana pasar dalam karya seni mereka.
Berbagai kuliner tradisional dapat ditemukan di Pasar Ngasem, mulai dari jenang gempol, apem beras, hingga jajanan pasar lainnya yang menggugah selera. Pasar ini tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menawarkan pengalaman autentik khas Yogyakarta.
Di Pasar Ngasem Jogja, Saya nemuin banyak jenis makanan, baik yang tradisional maupun jajanan ringan. Beberapa yang paling sering dijumpai dipasar ngasem antara lain:
- Jajanan pasar seperti lupis, cenil, getuk, klepon, dan tiwul biasanya dijual dalam wadah kecil dan disajikan dengan kelapa parut dan gula merah cair.
- Nasi kucing dan nasi bungkus dengan lauk sederhana seperti tempe, sambal teri, atau telur dadar, cocok buat sarapan cepat.
- Bakmi Jawa kadang ada pedagang gerobakan di sekitar pasar yang jual bakmi godhog atau bakmi goreng.
- Gorengan kayak tahu isi, bakwan, tempe mendoan, dan pisang goreng paling laku buat camilan pagi.
- Jamu tradisional ada penjual jamu gendong yang biasanya bawa kunyit asam, beras kencur, dan sirih.
- Kue basah dan camilan modern kadang ada yang jual donat kampung, bolu, risol, atau pastel.
- Minuman segar seperti es dawet, es cendol, atau teh jahe, terutama di luar area pasar utama.
Setelah saya muter-muter cukup lama di Pasar Ngasem, akhirnya saya mampir ke satu lapak yang dari tadi rame sekali pembeli. Ternyata itu penjual jenang legendaris yang katanya udah puluhan tahun jualan di Pasar Ngasem.
Di atas meja lapaknya, deretan panci besar ditutup kain bersih. Waktu dibuka, isinya macam macam jenang warna-warni yang langsung bikin mataku berbinar.
Ada jenang sumsum putih lembut, jenang Panda warna hijau dengan bola-bola ketan isi gula merah, jenang ketan hitam yang lengket manis, sampai jenang mutiara merah muda yang bening-bening cantik.
Semuanya disajikan di atas Dandang, tambah kuah santan kental dan gula merah cair. Harumnya nyebar ke mana-mana, bikin perut makin keroncongan.
Saya pesan werni werni jenang campur, Satu pincuk isi empat macam jenang. Warnanya rame putih, hitam, cokelat, merah muda. disebut “werni-werni” seperti yang orang-orang bilang.
Pas suapan pertama masuk mulut, rasanya lembut sekali. Manisnya pas, gurih santannya meresap, dan tekstur tiap jenis jenang beda-beda ada yang kenyal, ada yang lumer.
Suasana sekitar juga mendukung banget. Duduk di Lesehan dengan meja kecil, di tengah keramaian pasar, sambil liat orang-orang lalu lalang belanja. Rasanya kayak kembali ke masa kecil.
Ibu penjualnya ramah banget. Katanya, jenang itu dia bikin sendiri tiap subuh, tanpa pengawet, dan resepnya turun-temurun dari ibunya dulu. Pantes aja rasanya otentik.
Di sebelahku, ada seorang bapak tua yang juga lagi menikmati sepincuk jenang. Katanya dia udah makan di situ sejak muda. “Jenangé ora owah rasane,” katanya sambil senyum.
Harganya pun ga mahal. Dengan belasan ribu aja, saya bisa dapat semangkuk jenang lengkap yang ngenyangin dan bikin hati seneng.
Harga semangkuk jenang werni werni sangat murah, Kalau kita rincikan, kira-kira:
- Semangkuk Werni werni Jenang Dine in Rp. 10.000 atau 3,94 Steem
- Semangkuk werni werni jenang take away Rp. 12.000 atau Senilai 4,73 Steem.
Rasanya, ini bukan sekedar makanan, tapi juga pengalaman. Ada cerita, ada tradisi, dan ada kehangatan di setiap sendoknya.
Setelah habis, saya masih duduk sebentar. Santai sambil ngobrol ringan sama pembeli lain. Kayak udah akrab, padahal baru kenal. Itulah asiknya pasar tradisional.
Ibu penjual bilang, kalau hari tertentu, dia juga jual jenang jadah manten yang biasanya disajikan saat hajatan. Saya jadi penasaran dan janji bakal balik lagi.
Sebelum pulang, saya bungkus satu mangkuk jenang campur buat oleh-oleh di kos. Biar orang kos juga bisa ngerasain nikmatnya jenang legendaris itu.
Fasilitas Di Pasar Ngasem
Fasilitas Di Pasar Ngasem
Fasilitas yang ada di Pasar Ngasem Jogja sekarang udah jauh lebih rapi dan modern dibanding dulu waktu masih dikenal sebagai pasar burung. Berikut ini beberapa fasilitas yang bisa pengunjung temui di sana:
- Area Kios dan Lapak Dagang
Ada banyak kios yang menjual berbagai produk, mulai dari kerajinan tangan, pakaian tradisional, aksesoris khas Jogja, hingga jajanan pasar dan makanan tradisional.
- Tempat Kuliner
Ada zona kuliner yang menjual makanan-makanan khas Jogja seperti gudeg, pecel, bakmi, dan aneka camilan tradisional. Tempat makannya juga cukup nyaman buat duduk santai.
- Tempat Duduk dan Ruang Terbuka
Disediakan beberapa tempat duduk dan ruang terbuka untuk pengunjung beristirahat atau sekadar nongkrong. Cocok buat santai bareng teman atau keluarga.
- Toilet Umum
Tersedia toilet, tapi kualitas dan kebersihannya bisa bervariasi tergantung waktu dan pengelolaannya. Sebaiknya tetap sedia tisu atau hand sanitizer sendiri.
- Parkiran
Ada area parkir untuk motor dan mobil, walaupun tempatnya ga terlalu luas. Kalau hari libur atau ramai pengunjung, bisa jadi penuh.
- Area Edukasi dan Budaya
Kadang ada pertunjukan seni atau acara budaya yang digelar di area ini, apalagi kalau ada event dari pemerintah atau komunitas lokal.
- Dekat dengan Destinasi Wisata
Letaknya strategis banget karena deket sama Tamansari, Keraton Yogyakarta, dan kampung-kampung wisata seperti Kampung Ngasem atau Patehan.
Secara umum, Pasar Ngasem sekarang lebih diarahkan sebagai ruang wisata budaya dan kreatif, bukan lagi pasar burung. Tempatnya cocok buat jalan-jalan santai sambil nikmatin suasana Jogja tempo dulu.
Hari ini di Pasar Ngasem rasanya lengkap banget. Dapet suasana khas Jogja, makanan tradisional yang ngangenin, dan senyum hangat dari orang-orang sekitar. Pagi yang sederhana, tapi membekas.
Jika warga steemit berencana mengunjungi Pasar Ngasem, disarankan datang pada pagi hari untuk menikmati suasana pasar yang ramai dan berbagai pilihan kuliner tradisional yang masih segar.
🗓️ Visit time : Mei 3, 2025
💬 Media Sosial Instagram : https://www.instagram.com/ngasem.pasarjogja
🚩 Alamat Lengkap : Jl. Polowijan No.11, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55133
https://maps.app.goo.gl/wzRS6LmgPpjrE1XW8?g_st=com.google.maps.preview.copy
💁♂️ Location on Steem Atlas map : [//]:# (!steematlas -7.8081285 lat 110.3600188 long d3scr)
Steem Atlas Ambassador review results
https://steematlas.com/@qiabilla/pasar-ngasem-satu-hari-seribu-cerita
Please re-read the guide below, so that your posts will be much better and have the added value that Steem Atlas needs.
👉🏻 STEEM ATLAS - 20 Apr '25 : 21 Tips to Make Better Posts for Steem Atlas
Verified by @fantvwiki, Team1
Thank you for posting this on Steem Atlas.
https://steematlas.com/@qiabilla/pasar-ngasem-satu-hari-seribu-cerita
To help improve your posts on Steem Atlas, and increase your chances of winning in the Atlas Challenge, check out these 21 Tips...
Thank you for setting a beneficiary to @steem-atlas, it will help the project grow.