Mengenal Para Pengagung Bulan Ramadhan
Hari yang di awali dengan iringan suara beduk -menandakan untuk segera melaksanakan sahur bersama keluarga. Setelah menyantap makanan sahur, aku memuttuskan untuk beringsut untuk kembali berbaring sejenak sambil menunggu azan subuh berkumandang.
Setelah melaksanakan salat jamaah subuh di Masjid, aku bersama dengan teman-teman lainnya bersiap untuk berangkat menuju pondok Pesantren Modern Misbahul Ulum untuk mengambil surat keterangan Kelulusan, yang nantinya akan kami gunakan untuk mendaftar ulang ke dunia perkuliahan.
Dikarenakan kedatangan kami yang terlalu cepat, kami memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota lhosuemawe dan pada akhirnya singgah di Masjid Islamic Center.
Masjid ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Lhokseumawe. Selain bentuk asalnya yang besar nan luas. Bangunan ini juga memiliki gaya arsitektur megah yang mewakili kaloburasi antara gaya bangunan modern dan masjid-masjid pada umumnya. Di dalam keseharian bulan Ramadhan, Masjid ini diramaikan oleh para santri pesantren kilat yang berbondong-bondong menghafalkan ayat-ayat suci Al-quran.
para santri yang berasal dari berbagai golongan ini, berkumpul unuk melaksanakan tugas mulia yaitu menghaflkan Al Quran. Metode penghafalan di bimbing dan di awasi langsung oleh para guru pengajar yang sudah mengikuti tahapan seleksi dan siap membimbing anak-anak menjadi seorang Hafidz sejati.
Dalam syahdu mereka, aku bersama dengan temanku - ziyad- memutuskan untuk menjumpai salah satu dari mereka dan bertanya beberapa pertanyaan. Kami bertanya beberapa pertanyaan sederhana kepada salah seorang santri yang mungkin sebaya dengan kami- Tujuh Belas Tahun. Pertanyaan kami mungkin terlalu mudah, seperti mengapa ia memiliki keinginan untuk menghafal Al Quran, bagaimana caranya ia menjaga agar hafalannya itu tetap melekat dan tetap lancer, dan metode apa yang ia gunakan untuk menghafalkan setiap ayat- ayat suci Al- Quran itu.
Santri itu tercengir, ia menutup Al Qurannya lalu menatap kami lembut dengan sebilah senyuman merekah di bibirnya. “Saya ingin menghafal Al-Quran karena saya ingin menjadi anak kebanggaan kedua orang tua saya,” sejenak ia berhenti, jawabn dari pertanyaan pertamaku tadi berhasil membuat hatiku goyah.
Laki-laki itu kembali menarik nafas dan melanjutkan jawabannya. “Saya tidak memiliki metode khusus untuk menghafalkan ayat ayat suci ini, saya hanya memiliki harapan agar suatu saat ayat –ayat ini akan hadir sebagai pembawa syafaat bagi saya, dan saya akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk terus mengulang-ngulang hafalan saya agar dapat menjaga kualitas dari hafalan saya sendiri.
Dengan senyuman tenang, dan perasaan yang lega, aku dan denganku memutuskan untuk pulang dan ternyata di tengah perjalanan kami lupa untuk menanyakan nama pemuda tadi.
This is a one-time notice from SCHOOL OF MINNOWS, a free value added service on steem.
Getting started on steem can be super hard on these social platforms 😪 but luckily there is some communities that help support the little guy 😊, you might like school of minnows, we join forces with lots of other small accounts to help each other grow!
Finally a good curation trail that helps its users achieve rapid growth, its fun on a bun! check it out. https://hive.blog/steemchessboard/@steemchessboard/someeznz9em3ap