Melipat Andai Menggosok Harap
Hai..
Untukmu yang sepi tanpa berita
Apa kabar?
Semoga senyummu masih menjadi senja
Dengan tatapan mata nan dalam
Layaknya embun yang ridho bergelayutan di rerumputan
Mungkin kita hanya sedang mengerem untuk tak ingin duluan
Padahal, ada banyak yang bergetar lagi berderu
Baik rasa ataupun pikiran yang tak bisa dibahasakan itu
Sungguh, aku ingin bertemu
Sekalipun hanya (mungkin) sekali saja
Memelukmu sederhana dengan senyum yang tak kubuat-buat
Lantas kupandangi lama ke dua bola matamu
Nafasmu mungkin akan sedikit tak menentu
Antara sesak dan parau
Aku tak ingin mendahului dengan mengklaim bahwa kau bahagia
Sebab, dalam mata masih bersenti
jauh pandangan ada batasnya
Tapi hati, hanya meteran Tuhan yang sanggup melampaui
Mari melipat andai masing-masing
Menggosok harapan dengan teliti nan rapi
Letakkan ia baik-baik
Jika terlalu khawatir untuk ngebut, jangan takut
Ada pelan-pelan yang sabar mengiringi
Bilapun telah kita tempatkan pada tempatnya, sesekali tengoklah. Atau sering-seringlah
Karena pada akhirnya ada banyak yang menggugat proses
Tapi lupa memaknai kesempatan
Pada batas itulah, biasanya, bahagia dan sesal kerap kawin dengan caranya sendiri.