Wordsmiths Fiction Week 4: Season 24 – The Family Secret
Halo semua saya @ifatniza, saya merasa tertantang untuk mengikuti cerita fiksi kali ini, saya suka dengan cerita yang plot twist dan sedikit teka-teki di dalamnya. Saya akan menulis dengan lebih baik lagi dan semoga kali ini saya berhasil☺️.
Lanjutan cerita
Julie mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan, sebenarnya dia tidak ingin tahu apa isi PO tersebut, baginya harta yang dia miliki dari hasil kerja kerasnya sudah lebih dari cukup. Apalagi jabatannya sebagai direktur di sebuah perusahaan real estate sudah membuatnya memiliki kelebihan dari segi materi, rasanya dia ingin menyerahkan semua warisan tersebut buat adiknya yang sekarang bekerja sebagai asisten koki di kapal pesiar. Dia lebih membutuhkan dari pada aku, bathin Julie.
Namun karena ada satu nama lagi yang membuatnya syok, dia jadi penasaran dan bermacam-macam pertanyaan yang tumbuh di kepalanya. prasangka buruk pun menyelimuti hati dan pikirannya 'apakah ayahku punya selingkuhan?'
'dimana sekarang selingkuhan ayahku dan anaknya berada?'. Ekspresi wajah Julie terlihat marah, dia mengepalkan tangan nya, tapi julie hanya bisa diam dan berpikir bagaimana ini bisa terjadi, rahasia apa yang ditutupi oleh ayah, sehingga dia benar-benar merasa tertipu dan di bohongi.
Julie pulang dan merebahkan badannya di atas kasur, kepalanya terasa nyut-nyut. 'Aku harus mulai dari mana?' bathin nya. Selama ini dia mengira jika ayah adalah seorang suami yang setia kepada istrinya, mereka selalu bersama, saat makan ayah akan menunggu ibu datang agar sama-sama makan, pergi ke kantor ibu akan menyalami ayah, tidak pernah sekalipun ayah pergi ke luar daerah, jika tidak bersama ibu. lalu kenapa ini terjadi. Julie akhirnya tertidur karena bathin nya lelah.
Teringat masa kecil
Ketika Julie masih kecil, ia ingat jika keluarganya adalah keluarga yang harmonis dan keluarganya juga berada, karena ayahnya memiliki perusahaan bubur kemasan, ayahnya jika ke kantor memakai baju jas dan dasi, ayahnya jika ke kantor atau kemanapun selalu mengendarai mobil dan ibu adalah seorang wanita cantik, yang selalu menemani dan mengantar kemanapun Julie pergi, jika Julie hendak ke sekolah ibu tidak lupa membuat makanan untuk julie bawa ke sekolah. Hidup Julie benar-benar bahagia. Ia selalu di antar ke sekolah oleh ibunya.
Sampai suatu hari saat ia berusia 15 tahun dan adiknya Julian berumur 5 tahun, tiba-tiba ayahnya sakit dan kehidupan mereka pun berubah, ayah jadi seorang yang pendiam, kerjanya hanya melamun dan merokok, ibu yang seakan tahu penderitaan ayah hanya bisa diam dan membiarkan kebiasaan ayah. Rumah itu tidak lagi ceria hanya kesunyian walau di dalamnya terdapat 4 orang manusia. Ayah tidak lagi bekerja, semua harta sedikit-demi sedikit di jual untuk menyambung hidup, mobil, sepeda motor, kulkas, televisi satu persatu raib di jual. Sampai-sampai rumah mewah yang mereka tempati juga akhirnya di jual. Mereka akhirnya pindah ke desa menempati rumah sederhana yang sekarang di tempati ayah.
Ibu berusaha berjuang sendirian mencari nafkah, ibu berjualan kue dan kue itu di taruh di warung-warung tetangga, dari hasil jualan ibu bisa menyekolahkan Julie dan Julian, walau hanya sampai sekolah menengah atas. Namun Julie tidak menyerah dia bekerja sambil kuliah dan akhirnya ia menjadi sales di perusahaan real estate. Karena Julie berhasil menjual lebih dari 50 unit apartemen selama 4 tahun akhirnya ia diangkat menjadi Direktur pemasaran di tempat kerjanya sekarang.Dan usaha real estate nya sangat maju pesat. Karena dia sudah dipercaya oleh para customernya.
Namun dia belum sempat membahagiakan ibunya, saat 5 tahun yang lalu ibunya meninggal dunia, dia masih seorang karyawan biasa, dia belum bisa membeli rumah untuk ibu, belum bisa mengajak ibunya jalan-jalan ke luar kota, belum bisa membelikan ibu baju yang bagus. Setiap dia pulang ke rumah orang tuanya di desa dia hanya bisa membelikan mereka 1 bungkus martabak, untuk di makan bersama ibu, ayah dan adiknya. Sekarang dia sudah menjadi wanita sukses, ibunya sudah berada di surga.
Sejak ibu meninggal Julie jarang pulang ke desa, karena jika pulang ayah tidak pernah berbicara dengan julie, ayah hanya diam dan membiarkan Julie sendirian. Pernah satu hari Julie meminta ayah membuatkan bubur yang enak yang dulu pernah ayah jual, namun ayahnya malah marah dan membanting apa saja yang ada di depannya. Julie sedih apa yang membuat ayah sekarang sangat pemarah. Julian adik Julie sudah 2 tahun yang lalu bekerja di kapal pesiar sebagai asisten koki, dia juga pulang ke desa satu tahun sekali untuk melihat ayah.
Sebulan sebelum ayah meninggal
"kring...kring.." telepon rumah yang jarang sekali berbunyi, tiba-tiba berdering. Julie kaget karena telepon itu sudah 5 tahun tidak pernah lagi berbunyi, terakhir kali berbunyi saat ibu meninggal, bibi Anne memberitahukan kepada Julie bahwa ibunya tadi malam meninggal dan meminta Julie agar segera pulang. Setelah 5 tahun yang lalu baru hari ini berbunyi kembali. Hari masih pukul 5 pagi, Perasaan Julie jadi tidak menentu, apakah berita duka lagi yang akan dia terima?. Dengan perlahan Julie mengangkat gagang telpon dan menaruh perlahan di telinganya. "hallo siapa disana?". "Julie ini tante Anne, ayahmu tadi malam masuk rumah sakit, segeralah pulang" terdengar suara di seberang sana dengan suara tersengal-sengal. "Ayah sakit apa tante?","Kamu pulang saja dulu, ayahmu tadi pingsan".
Julie segera memasukkan beberapa baju ke dalam tas dan terburu-buru masuk ke dalam mobil, dia mengendarai sendiri mobilnya. Perasaannya sedikit was-was, semoga ayah baik-baik saja ya tuhan. Tiba di desa sudah pukul 9.30 tak terasa 4 jam sudah dia berada di jalanan dan segera dia melajukan mobilnya ke rumah sakit Al Kautsar, dia menemui perawat jaga dan menanyakan dimana kamar bapak Ahmad Ramzan cates berada, perawat menunjuk bahwa ruang inap atas nama bapak Ahmad Ramzan Cates berada di lantai 2. Julie segera naik tangga menuju ke lantai 2, tidak tidak mau naik lift karena harus berebutan dengan pengunjung lain.
Sampai di kamar kaktus 4, Julie melihat ada satu sendal wanita berada di depan pintu, dia masuk dan melihat ayahnya terbaring di atas dipan dan hidungnya ada selang untuk oksigen serta di pergelangan tangan infus masih terpasang. Tante Anne tersenyum menyambut kedatangan Julie, "gimana ayah tante?" Julie bertanya dengan suara pelan, "ayahmu baru saja sadar dan baru di pindahkan ke kamar ini, tadi pukul 7 masih di ruang UGD" kata tante menimpali.
Rumah tante Anne memang berdekatan dengan rumah ayah di desa, tante Anne adalah adik kandung ayah, jika ayah sakit atau kurang sehat, tante Anne yang memasak untuk ayah, makanya selain mengirim ayah uang bulanan, Julie juga akan mengirim tante Anne sedikit uang, karena tante sudah menjaga dan terkadang memasak buat ayah. Julie merasa tenang karena ada tante Anne yang setia menjenguk ayah.
Julie tinggal di desa selama 2 hari, setelah ayah sembuh Julie kembali ke rumah di Jakarta. Ayah terkena darah tinggi 180/90 mmhg dan gula darah yang mencapai 550 mg/dl. Julie sudah melarang agar ayah jangan terlalu banyak minum kopi, namun ayah tidak mau menghiraukan, sejak ibu meninggal ayah sudah sering sakit namun beliau tidak mau masuk rumah sakit, namun kali ini ayah pingsan, makanya tante Anne membawanya ke rumah sakit.
Tiga hari yang lalu
Julie baru saja keluar dari kamar mandi, dia akan naik ke tempat tidur untuk istirahat, sebelum merebahkan tubuhnya, dia membuka handphone untuk membaca beberapa notif yang masuk, namun tidak ada yang penting di sana, baru saja kepalanya menyentuh bantal tiba-tiba telpon di ruang makan berbunyi, dug jantung Julie berdetak kencang, apa ini telpon dari tante Anne?, dia bangkit dan menyeret sendal kamarnya keluar, telpon diangkat "Halo ini dengan siapa?" terdengar suara Tante Anne berbicara dengan suara tersekat "Julie, ayahmu sudah tiada, pulanglah nak. Besok ayahmu akan dikebumikan". Dug jantung Julie seakan berhenti 'Ayah akhirnya engkau akan bertemu ibu di sana'.
Julie mencoba menelpon adiknya Julian dan mengabarkan kepulangan ayah mereka. Julian berkata jika 2 minggu lagi kapalnya baru berlabuh di sydney, dia akan ambil cuti selama 2 minggu saat berlabuh nanti. Julie mengiyakan dan menutup Hand phone nya. Lalu menelpon pak Raditya untuk mengantarnya ke desa. Badannya sangat lelah dan tidak sanggup mengendarai mobil selama 4 jam menuju desa.
Julie Pulang ke desa dengan di sopir oleh pak Raditya dan pukul 4 subuh mereka sampai di desa, di rumah tidak terlihat tamu-tamu pelayat, hanya tante Anne dan suaminya yang tertidur di atas kursi, Julie masuk dan duduk di samping jenazah ayahnya sambil membisikkan sesuatu di telinga ayahnya, barangkali doa atau kata-kata perpisahan yang di ucapkannya. Pak Raditya duduk di samping kiri badannya di tempel ke arah dinding, dan menutup matanya seakan sedang beristirahat. Julie meminta agar pak Raditya beristirahat saja ka dalam kamar, namun pak Raditya menolak.
Pukul 7 pagi, para pelayat mulai berdatangan, ada yang memotong daun pandan dan merangkai bunga-bunga untuk di tabur di atas kuburan, ada yang merobek kain kafan dan ada yang menyiapkan air untuk memandikan mayat. Dan prosesi kegiatan tersebut selesai pada pukul 9 pagi, jenazah di shalat kan di mushalla dekat rumah, dan terakhir di kebumikan di kuburan keluarga, di samping kuburan ibunda Julie.
Julie berencana menginap selama 3 hari di desa, karena pasti pelayat akan menanyakan keberadaan jika dia tidak berada di sana. Dan di hari ke dua dia disana seorang pengacara datang dan membacakan wasiat padanya. Sungguh isi wasiat itu yang membuatnya sakit kepala, Julie yang dulunya sangat sayang kepada ayahnya, sekarang dia malah sangat benci kepada ayah. bukan karena harta yang harus di bagi tiga, namun karena ayahnya selingkuh yang membuatnya marah.
Julie punya pengalaman di selingkuhi oleh pacar yang hampir di nikahi, dia sangat terpukul apalagi yang menjadi selingkuhan pacarnya itu adalah sahabatnya sendiri, makanya jika mendengar orang berselingkuh dia akan membenci dan menentangnya.
Julie bangun dari tempat tidur dan mendatangi rumah tantenya, barangkali tante mengetahui anak yang bernama jeremy. "Tante tidak pernah mendengar nama jeremy Julie" kata tante sambil mencoba mengingat, lalu tante mengatakan "coba kamu datangi bibi ijah, barangkali dia tahu sesuatu",
"Siapa itu bibi ijah Tante" tanya Julie lagi.
"Dia dulu bekerja di keluarga mu Julie" "saat kamu masih kecil" tambah tante Anne,
"Dimana rumah bibi Ijah tante" Julie bertanya lagi.
"Tante kurang tahu, coba kamu pergi ke alamat ini, ini adalah sopir ayahmu dulu" tante Anne menyerahkan sebuah kartu nama "Somad" beserta alamat rumahnya.
Menemukan Titik Terang
Julie sangat bersemangat, dia akan menemukan titik terang siapa Jeremy itu, kata Julie dalam hati. Tanpa menunggu lama Julie meminta pak Raditya untuk mengantarnya ke daerah Jombang, jawa timur. Memang jarak dari desa ke jombang memakan waktu sekitar 12 jam, tapi Julie akan memberi tips yang banyak kepada pak Raditya. Dan sesampai di Jombang, Julie mencari alamat pak Somad dengan menghidupkan satelit GPS, dan setelah bertanya kesana kesini akhirnya rumah pak somad di temukan juga.
Usia pak Somad hampir sebaya dengan ayah sekitar 65 tahun, rambutnya sudah hampir semua berwarna putih, beliau sedang memandikan burung perkututnya saat Julie dan pak Raditya tiba di rumahnya. Setelah memperkenalkan diri kepada pak somad, Julie di persilahkan masuk ke dalam rumah, pak somad bertanya "Apa kabar pak Ahmad sekarang?" julie menjawab bahwa ayahnya baru 4 hari meninggal dunia, pak Somad terkejut dan segera membaca Doa untuk pak Ahmad Ramzan Cater.
Julie menjelaskan maksud kedatangan nya kepada pak somad "Pak somad saya ingin bapak memberitahu saya di mana alamat rumah bibi ijah yang dulu pernah bekerja di rumah bapak dan ibu saya", pak somad membelalak matanya karena dia kaget, mengapa Julie sampai bertanya sesuatu. Apa Julie sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan gugup pak Somad berkata, bahwa dia sudah lama tidak berjumpa dengan bik ijah, namun Julie curiga jangan-jangan pak Somad mengetahui sesuatu tentang bik ijah, "Apa bapak mengetahui sesuatu tentang bik ijah" Julie menatap mata pak somad yang tidak berani membalas menatap mata Julie, "Tolong pak, saya harus tahu di mana bik ijah berada, ada sesuatu yang harus saya tanyakan.."
"Apa ini ada hubungan dengan anak itu?"pak Somad akhirnya bertanya pasrah.
"Apa bapak tahu sesuatu?" Julie mendesak pak Somad.
Cerita Pak Somad Sopir keluarga Pak Ahmad Ramzan Cates
Akhirnya pak somad menceritakan mengapa bik ijah pergi meninggalkan rumah pak Ahmad,
"Dulu saat ibumu hamil tua, pak ahmad mencarikan seorang pembantu, agar dapat meringankan pekerjaan ibu, semua pekerjaan rumah tangga di kerjakan oleh bik ijah, karena pak Ahmad sibuk bekerja di kantor, jadi ibu ada teman untuk ngobrol dan ada yang bantu-bantu di rumah. Saat ibu melahirkan, ternyata bayinya cacat, tubuhnya hanya separuh saja, cuma ada tangan tetapi tidak punya kaki. Ibu berteriak histeris dan tidak mau merawat bayi tersebut, lalu ayahmu meminta bik ijah agar merawat bayi tersebut ke kampung halaman buk ijah, saya mengantar bik ijah pulang ke kampungnya setelah 2 jam setelah bayi itu lahir..jadi orang-orang mengira jika bayi yang ibu kandung sudah meninggal".
"Bapak sebenarnya ingin memelihara bayi itu, namun ibu menolak dan dia merasa malu mempunyai bayi cacat", " sejak saat itu bapak Ahmad selalu mentransfer uang pada bik ijah untuk segala keperluan bayinya"
"Dua tahun setelah bayi cacat itu lahir ibu hamil lagi dan melahirkan kamu Julie sepuluh tahun kemudian lahirlah Julian."
Aduh, ibu yang aku kira orang yang sangat pengasih dan menyayangi keluarganya ternyata tega membuang anak kandungnya hanya karena cacat. 'Berarti aku salah menilai ibuku' Julie terduduk lemas mendengar penjelasan Pak Somad. Dan ayah yang di sangka sudah berselingkuh, ternyata beliau orang tua yang setia dan menuruti kemauan istrinya.
"Pada saat pak Ahmad bangkrut, beliau tidak lagi mengirim barang keperluan Jeremy atau bahkan mentransfer uang untuknya" "jadi saya tidak tahu apakah bik ijah masih menjaga Jeremy atau mungkin sudah di titip di Panti Asuhan".
"Pak.. tolong antarkan saya pada abang saya Jeremy, saya ingin bertemu dan melihatnya" Sambil meneteskan air mata Julie memohon kepada pak Somad, dia menarik tangan pak somad dan meletakkan diatas kepala Julie. Dan pak Somad setuju untuk mengantar Julie mendatangi rumah bik ijah. Mereka bertiga berangkat naik mobil Julie yang di sopir oleh Raditya.
Sampai di desa gunung kidul ke arah yang rumah bik ijah, mereka menemukan bahwa rumah tersebut sudah di tinggali orang lain yang artinya rumah tersebut sudah di jual oleh bik ijah dan sudah di tempati orang lain. dan pak Somad menanyakan kemana pemilik rumah ini pindah, mereka menjawab bahwa bik ijah sudah pindah ke desa sukorejo di daerah pinggir gunung, mereka mencari dan bertanya pada orang sekitar dimana rumah bik ijah. Dan ada seorang ibu berkata bahwa bik ijah sudah meninggal 5 tahun yang lalu dan ada anaknya yang menempati rumah tersebut, namun jika siang hari anak bik ijah tidak ada di rumah dia bekerja di bengkel motor di desa sebelah. pukul 6 sore baru anaknya pulang.
Julie bertanya pada ibu tersebut apakah anak yang di maksud tersebut punya kelainan fisik? ia tepat sekali anak bik ijah cacat, ibu tersebut menceritakan bahwa anak bik ijah tidak punya kaki, dia berjalan dengan mendorong tubuhnya menggunakan tangan. Air mata Julie kembali menetes, dia membayangkan bagimana abangnya selama ini bersusah payah menghidupkan dirinya sendiri, sedang tubuhnya cacat.
Bertemu Jeremy
Ibu tersebut mengantar Julie dan ke dua bapak ke rumah bik ijah, lalu kembali ke rumahnya. Tinggal mereka bertiga duduk di kursi bambu yang ada di teras rumah bik ijah yang masih beralaskan tanah, Julie tak bisa membayangkan kehidupan abangnya selama ini. Akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, hati Julia makin berdegup kencang. Terdengar suara beca mesin berhenti di depan rumah bik ijah dan turunlah seorang laki-laki dewasa yang tidak mempunyai kaki, namun jalannya sangat cepat walau tangannya yang Mendorong langkah badan pemuda tersebut. Julie ingin mengejar dan memeluk abangnya Jeremy, namun di tahan oleh pak Somad, "Sabar nona, jangan bikin dia kaget"" lebih baik kamu jelaskan maksud dan tujuanmu menemui dia". Julie mengangguk tanda setuju.
Jeremy berkata "wah ada tamu, apa ada yang bisa saya bantu" suara itu sangat enak di dengar di kuping, sambil melihat ke arah mobil Jeremy kembali bertanya "Apa ada kerusakan pada mobil kalian?" cepat-cepat Julie membalas "oo tidak ada yang rusak pda mobil saya" lalu ia menjelaskan tujuan ia datang mencari bik ijah.
"Ibuku sudah meninggal" jeremy menceritakan kronologi mengapa mereka harus pindah ke pinggir gunung, karena ibunya tak punya uang lagi dan hasil dari menjual rumah di gunung kidul mereka membeli lahan pertanian dan sisa uang mereka bangun rumah yang terbuat dari kayu yang di ambil dari pohon-pohon besar di hutan. Dari Hasil pertanian itulah mereka makan.
Juli berkata kepada Jeremy, bahwa sebenarnya jeremy bukanlah anak kandung bik ijah, namun ia adalah abang kandung Julie, yang saat masih bayi diserahkan kepada bik ijah, dikarenakan jeremy yang cacat, bahwa orang tua mereka belum siap menerima kenyataan jika anaknya cacat. Jeremy syok mendengar berita dari Julie, dia terdiam dan matanya melotot dan mempertanyakan mengapa baru sekarang kamu mencari ku. "Aku juga baru tahu setelah ayah meninggal jeremy, aku juga marah. Aku mengira ayah telah berselingkuh sehingga memiliki anak yang sama sekali aku belum pernah mendengarnya."
Setelah pak Somad memberi pengertian pada Jeremy akhirnya mereka pun saling berpelukan dan dapat menerima situasi yang di alami ibu mereka. Jeremy pun bersedia datang ke desa tempat ayah dan ibunya di kebumikan. Namun dia minta waktu 5 hari lagi akan datang ke sana setelah segala urusannya di desa ini selesai.
Setelah Semua Berkumpul kotak PO pun di buka
Di ruangan itu sudah berkumpul semua anak-anak Pak Ahmad Razman Cates, ada Jeremy, ada Julie dan si Bungsu Julian. Pengacara menyerahkan berkas yang harus di tanda tangani oleh ke tiga anak almarhum sebagai bukti mereka sudah berkumpul semua. Kemudian Pengacara membacakan syarat yang harus di kerjakan oleh ketiganya
- Mereka harus bekerja sama dalam mengerjakan proyek ini( isi dalam kotak PO)
- Jika proyek ini berhasil maka mereka harus membagi sama rata penghasilan yang didapat.
- Pilihlah jabatan yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
- Kembangkan usaha sampai maju dan mampu mengalahkan lawan bisnis yang sudah mencuri ilmu selama ini yang telah menghancurkan usaha keluarga Ahmad Razman Cates.
- Sesama saudara harus saling menyayangi dan tolong menolong.
Kemudian pengacara membuka Kotak PO dan mereka menemukan sebuah kunci brangkas dengan buku rekening yang berisikan nomor Bank atas nama ke tiga anak-anaknya. Kemudian mereka bertiga dan seorang pengacara mendatangi Bank tersebut dan mengatakan akan membuka kotak brangkas dengan kunci yang ada dan 3 orang yang tertera pada buku rekening tersebut. Pihak Bank mempersilahkan mereka untuk membuka Brangkas yang sudah tersimpan selama 20 tahun, mereka terkejut setelah melihat sebuah Resep asli pembuatan bubur ayam dalam bentuk kemasan yang ditulis dengan tulisan tangan , ada bumbu rahasia yang tidak ditemukan oleh pabrik produksi bubur. di sana juga terdapat emas batangan yang berjumlah 50 buah dengan masing-masing beratnya 1 kg dan jika di uangkan sekitar 750 milyar Rupiah atau setara 300 juta steem. Cukup lah untuk membangun sebuah pabrik dengan peralatan canggih.
Mereka bertiga berembuk dan menyetujui wasiat ayah untuk mendirikan perusahan bubur ayam kemasan dengan resep yang sudah di tulis oleh ayah mereka. Dan mereka juga membuat jabatan atas diri mereka sendiri,
Ahli mesin di jabat oleh Jeremy cates
Ahli meracik bumbu di pegang oleh Julian cates
Ahli pemasaran di pegang oleh Julie cates.
sedangkan direktur di pegang oleh mereka bertiga.
Mudah-mudahan usaha mereka sukses dan makanan bubur ayam kemasan makin mendunia dan di sukai oleh semua orang, seperti mie ramen jepang yang sudah mendunia.
perlu di ketahui,
Pak Ahmad Razman cates, dulu memiliki warung makan bubur ayam, yang pengunjungnya sangat ramai, setelah di ketahui oleh seorang pengusaha maka pak Ahmad di ajak kerjasama dan membuat bubur ayam kemasan yang di keringkan dan hanya dengan di seduh air panas, maka bubur dapat di nikmati di mana saja dan kapan saja. Mula-mula di 5 tahun pertama kerjasama mereka lancar-lancar saja, namun setelah 10 tahun berjalan, mulailah pak Ahmad di singkirkan dan mereka melakukan penghianatan dengan mengatakan resep pak Ahmad tidak bagus karena gampang basi. Disitulah pak Ahmad down dan beliau jatuh sakit, sehingga jatuh miskin, untung saja pak Ahmad menyimpan resep dan sejumlah emas batangan di brangkas di salah satu bank yang terkenal. itulah yang menginspirasi pak ahmad untuk membagikan resep agar usaha beliau kembali berjaya.
Demikian cerita yang panjang ini saya buat, semoga kalian tidak bosan membacanya. saya menulis dan memikirkan cerita ini selama 2 hari 2 malam dan akhirnya selesai. akhir cerita saya buat happy ending, agar saya juga merasa senang dengan ceritanya. terima kasih buat pembaca budiman, saya mengajak @lil.albab, @mifathulrizky dan @fantvwiki untuk menulis cerita di Wordsmiths ini.
Terima kasih juga buat team Wordsmiths yang telah mengadakan lomba menulis cerita fiksi, sehingga bakat yang ada dalam diri saya dapat saya salurkan.
Cc: @waqarahmadshah, @Dove11, @senehasa
Thank you for sharing on steem! I'm witness fuli, and I've given you a free upvote. If you'd like to support me, please consider voting at https://steemitwallet.com/~witnesses 🌟