My childhood toys

in Freewriters27 days ago

insect-9571817_1280.webp.jpg

His name is walang but we call him daruet Aceh, we use him as a toy to ask him questions, we ask him various questions and he responds by raising both his hands as if answering each of our questions.

The questions were "ho barat? (where is the west?)" ho timu? (where is the east?)" we always had fun playing if there were grasshoppers that we caught, but the grasshoppers that we played with were often green, being a child was indeed fun because at that time we didn't know what gadgets were.

Traditional games are the most exciting compared to today's gadget games which are very disturbing, sitting face to face but communication doesn't work, in the past we played very compactly, whether it was swimming in the irrigation water in the rice fields, playing on slides, playing on swings or playing ball, it required a lot of friends.

In the evening we went to recite the Koran, everyone walked even though the place was far away but we really enjoyed it with flashlights in our hands as light in the dark of night, we were cheerful children making our own toys from clay, grasshoppers were the most fun toy at that time, how many children now understand our games in the past.

Hormat saya

@suryati1

Sort:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.

 26 days ago 

Daruet Aceh. "Aceh! Ci tunyok ho timue." Haha. Anak-anak sekarang ga tahu lagi hal itu. Mungkin bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak pernah melihat si Aceh.

Hahahaha, ternyata anda masih mengingatnya.... apakah anda juga pernah melakukan hal yang sama seperti saya 🤭 sungguh menyenangkan bukan bermain dengan daruet Aceh....tapi saya penasaran kalau dia berada di negara lain mungkin namanya juga akan berubah ya?

 26 days ago 

Di Amerika dan Inggris mereka menyebutnya Praying Mantis atau Mantis saja, bukan Darut Amerika atau Darut Inggris. Haha. Engga tahu kalau di Belanda, coba tanya @wakeupkitty.pal.

Pokoknya dia tidak mengambil nama daerah kita saja itu sudah aman, dia tetap jadi daruet Aceh yang melegenda di masanya....

We use the same name 'bidsprinkhaan' but not for asking questions. 🤣

I assume it's just one of those animals reminding us of ourselves.

Also fascinating: 'wandelende tak' (walking sticks) 😁

We call it: bidsprinkhaan
Bid = pray
Sprinkhaan = grashopper

Indeed we see more green ones but most likely because they are more visible. I believe they aren't really liked because they are one of the 7 plagues (eaten today).

We caught whatever was in the water (waterfleas, frogs...) I agree with you that all communication is lost, sadly enough. Not even a smile or happiness if you return home unless you keep animals.

🍀♥️

7 malapetaka? Itu sangat menakutkan teman, apakah anda juga percaya hal mistis? Kami biasanya melihat belalang tipis dengan antena panjang (daruet Jen) itu biasa kiriman santet,jadi kami pasti akan membunuhnya.

Lalat hijau yang suka bertelur juga sama jika masuk kedalam rumah pada malam hari harus segera di basmi ini merupakan kepercayaan orang-orang tua terdahulu.

Itulah sedihnya dengan perkembangan jaman yang semakin canggih kebahagiaan juga rasanya berkurang, masa kita punya keluarga tapi harus berbicara dengan hewan peliharaan kita, dan hewan-hewan tersebut yang mengembalikan keceriaan dan kebahagiaan sungguh sebuah fenomena yang sekarang terjadi 🤦

Hi, @suryati1,

Thank you for your contribution. Your post has been manually curated.


- Delegate to @ecosynthesizer and vote @symbionts as a witness to support us.
- Explore Steem using our Steem Blockchain Explorer
- Easily create accounts on Steem using JoinSteem

Terimakasih temanku atas supportnya 🙏🌹

A few years ago, they came together in our country in large numbers and destroyed our crops. And in our country, they are called locusts or grasshoppers. After that, it was found that people were catching and eating them. The number of locusts was very large, they used to fly over our houses, and we felt very scared when we saw them.

Aku tidak tahu kalau dia akan merusak tanaman, ternyata dahsyat juga hewan satu ini, belalang sembah kami juga menyebut n begitu, tapi bagi saya orang Aceh menyebutnya daruet Aceh 🤭

Lama juga tidak melihat hewan-hewan macam ini di alam Aceh. Ini akibatnya jarang main di sawah atau dekat-dekat hutan di kampung. Apakah benar begitu? Generasi sekarang malah abai dengan yang begini.

Kalau ditulis stori yang agak melegenda dikit mantap nyan...

Sebenarnya binatang ini ada cuma kita jarang memperhatikan mereka, saya sering melihatnya di samping rumah saya karena ada rumput liar yang tumbuh, cuma saya agak sedikit.ngeri bermain dengan hewan daruet Aceh karena saya suka latah sekarang, anak-anak kadang suka juga bertanya pada daruet Aceh nyoe...dengan menyebut mentadu seperti di film Ipin Upin 🤭.

Hewan ini memang sangat melegenda di jaman dulu sekarang sudah tidak ada cerita lagi tentangnya, sibok Ngon mobile legend, FF meprang oh cula caloe kedeh, tajak u palestina na syit faedah 😝😝😝

 23 days ago 

A very beautiful story you have with daruet Aceh. You used to ask him the questions as a toy it's really interesting.

In the childhood We all make assumptions in our minds and think the inanimate things alive and make them our best friends. Perhaps we did that because we wanted someone to listen understand and fun with us. We were so innocent that a little things makes us happier.
Few penny makes us smile on the sad and crying face.
We wish to have that innocency the lifetime.
What you think about this @wakeupkitty? You are a good writer you understand the feelings much better. What you think?

Ya...tentu saja kami sering memainkan hewan ini sebagai teman bermain yang asik, karena dulu kami tidak punya mainan yang bisa di dapat dengan mudah seperti saat ini, kami juga membuat mainan dari tanah liat untuk kami bermain sehari-harinya.

Kami tidak pernah meminta orang tua kami membelikan mainan karena kami paham betapa sulitnya ekonomi keluarga kami waktu itu.

Kami akan membuat mainan sendiri dan memainkan dengan gembira, kadang kami main rumahan dan memetik daun-daun sebagai bahan dasar dalam permainan kami, masa indah dulu tidak pernah kita dapatkan pada masa sekarang karena anak-anak tidak bermain-main seperti kami dulu

 23 days ago 

If we compare today with our past today there are games in the mobiles but toys we use to play in the past give us more amusement than today. Childhood is golden period.

Benar sekali.... permainan di handphone tidak membawa kita kepada sosialisasi yang baik, kita bermain masing-masing sementara dulu komunikasi lancar , sosialisasi sesama juga sangat baik, permainan tradisional jauh lebih menyenangkan temanku