The Diary Game [07/09/2025]: Mengukur Luas Sawah di Kampung Ayah

Menemani Fatih Belajar

Setelah menunaikan salat subuh saya menyempatkan diri menemani Fatih seperti biasanya belajar setelah Subuh membaca kitab di teras rumah, Sengaja saya memilih waktu subuh ubtuk fatih belajar karena pagi hari waktu yang sangat baik untuk belajar dan menghafal karena pikirannya masih fresh, lebih kurang setengah jam saya menemani anak saya tersebut kemudian saya mengganti pakaian dan bersiap-siap untuk bersepeda.

Bersepeda

Hari saya bersepeda seperti biasanya, rute yang saya jalani menyusuri jalanan di desa Kami lebih kurang 5 km sampai di depan SMA Negeri 1 tanah luas, Menikmati keindahan pemandangan alam di pagi hari yang begitu indah dengan latar belakang pegunungan dan padi yang menghijau di persawahan, menghirup udara yang masih sangat segar dan sejuk, sambil menikmati indahnya matahari terbit di ufuk timur.

Ngopi Pagi

Seperti biasanya kalau saya bersepeda sampai di depan SMA Negeri 1 tanah luas ketika kembali saya mampir di warung kopi di depan pesantren yang diasuh oleh guru kami Abi Martunis, di sini saya ngopi bersama salah seorang sahabat saya yang juga guru di pesantren tersebut yaitu Tgk Khaidir, kami ngobrol banyak hal sambil menikmati secangkir teh hangat, karena di pagi hari saya sangat jarang ngopi.

Mengukur Luas Sawah

Sekitar jam 09.00 saya pulang ke kampung almarhum ayah saya karena ada janji dengan perangkat desa untuk mengukur sawah milik almarhum Ayah yang akan kami jual kepada salah Seorang warga desa, ketika saya tiba di lokasi sudah menunggu sekretaris desa dan juga perangkat desa lainnya Siap dengan meteran alat ukur dan juga kamera GPS karena saat ini untuk membuat akte jual beli harus melampirkan titik koordinat lokasi tanah yang akan dijual.

Memeriksa Hasil Pengukuran Sawah

Setelah selesai pengukuran luas sawah yang akan kami jual, Kemudian kami berkumpul di warung yang ada di desa kami membahas hasil pengukuran, dan juga kesepakatan untuk biaya akta jual beli dan juga rincian luas serta harga yang disepakati, dan kesepakatan pembayaran serta Banjar dari harga tanah yang akan kami jual.

Ngopi Sore

Selesai pengukuran tanah saya kembali ke rumah mengerjakan beberapa pekerjaan rumah memanfaatkan hari libur, Setelah itu saya beristirahat sampai sore hari, dan setelah sholat ashar di Sore harinya saya menikmati kehangatan Secangkir Kopi Espresso di warung kopi langganan saya Raji Cafe di pinggir jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan tentunya sambil mempersiapkan sebuah postingan diary game.

Membawa Fatih Berobat

Malam harinya setelah pengajian bersama anak-anak saya membawa anak saya Fatih berobat ke tempat praktek dari Bapak Haji M Nur merupakan seorang paramedis yang sangat terkenal di daerah kami, beliau meskipun bukan seorang dokter namun sangat banyak pasien yang datang berobat ke tempat beliau bahkan dari beberapa Kecamatan di sekitar kami karena pelayanan yang cepat dan biaya yang sangat murah. Saya hanya perlu membayar Rp30.000 atau setara 15 steem untuk biaya pemeriksaan dan juga beberapa macam obat yang diberikan untuk anak saya yang mengalami gejala virus gatal-gatal akibat herpes.

Ngopi Malam

Selesai mengambil obat dari tempat praktek Bapak Haji M. Nur, kemudian kembali Saya menuju ke warung kopi langganan saya di Raji cafe, di sini kembali saya memesan Secangkir Kopi Espresso namun Saya tidak berlama-lama karena anak saya Gatih juga ikut dan kondisinya sedang sakit Saya langsung pulang dan membungkus kopi yang baru saya pesan tersebut untuk saya nikmati di rumah.

Demikian Diary kegiatan harian saya, semoga bermanfaat untuk semuanya, terima kasih kepada sahabat semuanya yang berkenan membaca dan memberikan dukungan untuk saya dan khususnya kepada Admin dan Moderator Steem SEA

Best Regard,

@abialfatih

Aboutme

Saya Mengajak Sahabat Semua untuk mendukung dan memilih @pennsif.witness di Link berikut : https://steemlogin.com/sign/account-witness-vote?witness=pennsif.witness&approve=1

_{Posted using SteemX}