The Diary Game [09/03/2025] :Batu Putih Untuk Kuburan Orang Tua Kita

Setelah makan sahur kami tidak lagi tidur tetapi menunggu kumandang adzan subuh Kemudian segera menunaikan salat subuh anak-anak tidur sebentar dan mereka bangun sekitar jam 8 pagi kesempatan di pagi hari saya manfaatkan mengajari mereka membaca Alquran sedangkan kedua anak saya yang paling kecil hoki dan Sarah asik bermain bersepeda bahkan terkadang menangis merasa diganggu oleh abangnya.

Pagi ini sekitar jam 10.00 kami menunggu kedatangan Tengku Bahrun yang membawa batu-batu kerikil putih yang telah dikemas dalam karung kecil ukuran 15 kg batu-batu tersebut Rencananya akan kami tabur di atas kuburan keluarga kami yang berada di dekat rumah di situ terdapat kuburan ayah dan ibu mertua saya dan juga keluarga besarnya, sudah menjadi tradisi menjelang puasa dan bulan Ramadan membersihkan kuburan agar nyaman untuk diziarahi.

Salah satu hal yang disunnahkan di kuburan adalah menaburinya dengan batu-batu kerikil putih yang dipercaya akan membaca tasbih dan pahalanya akan sampai kepada mereka yang berada di kuburan tersebut untuk satu karung batu putih kerikil tersebut harganya Rp50.000 atau setara 25 steem, batu-batu kerikil putih tersebut berasal dari sungai yang ada di Aceh Barat Daya sehingga harganya lumayan mahal karena jauhnya perjalanan yang ditempuh untuk membawa batu tersebut sampai ke Aceh Utara.

Menjelang siang Saya menuju ke masjid untuk menunaikan salat zuhur secara berjamaah kemudian saya tidak langsung pulang Tetapi baru itikaf di masjid sambil membaca Alquran dan juga beristirahat karena di masjid lebih nyaman dan adem untuk beribadah dan beristirahat dan suasananya terasa lebih syahdu dan lebih kusyuk.

Sore hari saya bersama Faqih anak saya berkeliling melihat persawahan di desa kami yang sedang panen, tampak wajah gembira dan bahagia dari para petani saat ini proses pemanenan padi berlangsung dengan cepat karena sudah menggunakan mesin pemotong padi sehingga Semuanya serba mekanis, jadi satu sisi memang menghemat biaya dan juga praktis serta cepat namun sisi lain membuat lapangan pekerjaan untuk warga desa khususnya para pemuda semakin berkurang karena sudah tidak banyak lagi dibutuhkan tenaga manusia.

Menjelang berbuka Saya menuju ke desa teungoh desa kelahiran saya, di mana saya mengikuti kegiatan doa bersama dan Buka bersama di rumah mantan kepala Desa kami yang baru saja meninggal dunia beberapa hari yang lalu, setelah selesai doa bersama seluruh para undangan yang baru hadir nikmati buka puasa bersama yang telah disediakan oleh tuan rumah.

Malamnya setelah menunaikan salat Isya dan tarawih berjamaah di Masjid saya berama rekan saya Tengku Haidir menuju ke warung mie udang Bang Hasan yang berada tepat di depan pom bensin teupin punti, warung mie Bang Hasan terkenal dengan menu khasnya yaitu Mi udang, setelah menikmati mie udang dan ngobrol panjang lebar akhirnya kami pulang karena sudah hampir tengah malam dan sebentar lagi kami juga harus bangun untuk makan sahur dan menunaikan ibadah puasa.

Demikian Diary kegiatan harian saya, semoga bermanfaat untuk semuanya, terima kasih kepada sahabat semuanya yang berkenan membaca dan memberikan dukungan untuk saya dan khususnya kepada Admin dan Moderator Steem SEA @anroja dan @walictd

Best Regard,

@abialfatih

Aboutme

Saya Mengajak Sahabat Semua untuk mendukung dan memilih @pennsif.witness di Link berikut : https://steemlogin.com/sign/account-witness-vote?witness=pennsif.witness&approve=1