Dawate Islami Indonesia Cetak Sejarah dengan Pawai Maulid Perdana di Laut Wilayah Simpang Mamplam

in Steem SEA5 days ago

IMG-20250821-WA0113.jpg

BIREUEN – Suara lantunan shalawat dan dzikir menggema syahdu di atas hamparan biru Laut Teupin, memecah kesunyian ombak. Dalam rangka menyambut dan memeriahkan hari kelahiran (Maulid) Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang ke-1500 tahun, Dawate Islami Indonesia menggelar sebuah acara yang bersejarah dan spektakuler: Pawai Maulid di Laut. Acara perdana yang digelar pada Kamis, 21 Agustus 2025 ini berlangsung di perairan Laut Teupin, yang terletak di Gampong Cure Tunong, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Keistimewaan acara ini semakin lengkap dengan kehadiran para pengurus dan jamaah dari berbagai perwakilan daerah, menunjukkan kuatnya jaringan ukhuwah organisasi ini. Hadir dalam acara tersebut para pengurus Dawate Islami Kabupaten Bireuen, serta perwakilan dari kabupaten tetangga seperti Pidie Jaya dan Pidie. Bahkan, jamaah dari Banda Aceh juga turut memeriahkan untuk menyaksikan sejarah baru dalam dakwah ini. Yang membuat acara semakin bermakna adalah kehadiran perwakilan khusus dari Pusat Dawate Islami Pakistan, yang menunjukkan dukungan dan apresiasi internasional terhadap inisiatif yang kreatif dan penuh makna ini.

Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menunjukkan kecintaan (mahabbah) kepada Rasulullah SAW, tetapi juga merupakan wujud rasa syukur (syukur) masyarakat pesisir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rezeki dan nikmat laut yang melimpah. Perpaduan antara semangat keagamaan dan kearifan lokal masyarakat nelayan menciptakan sebuah perayaan yang penuh makna dan berkesan.

Ribuan jamaah dan warga dari berbagai daerah memadati pesisir pantai. Para peserta pawai menggunakan ratusan perahu dan boat yang telah dihiasi dengan hiasan dan bendera bertuliskan shalawat serta kalimat thayyibah. Dari kejauhan, lautan seolah-olah berubah menjadi hamparan kain berwarna-warni yang bergerak perlahan di atas gelombang, diiringi lantunan shalawat dan dzikir yang menggema syahdu di tengah hembusan angin laut.

Keberhasilan acara bersejarah ini tidak lepas dari kerjasama yang solid antara pengurus Dawate Islami Cabang Bireuen, masyarakat Gampong Cure Tunong, dan para relawan. Acara ini diketuai langsung oleh Abiya Ribath Al Yamani, pimpinan Dawate Islami Bireuen. Dalam sambutannya, Abiya menyampaikan bahwa pilihan untuk mengadakan pawai di laut adalah sebuah simbolisasi.

"Laut adalah sumber kehidupan dan rezeki bagi masyarakat kita. Dengan menggelar pawai maulid di sini, kita ingin menyatakan bahwa kecintaan kepada Rasulullah SAW harus mengalir seperti luasnya lautan, menyelimuti segala aspek kehidupan kita, termasuk mata pencaharian kita sebagai nelayan. Ini adalah cara kita mensyukuri nikmat Allah dan mencintai Nabi dengan cara yang sesuai dengan budaya dan lingkungan kita," ujarnya penuh semangat.

Kehadiran perwakilan dari Pakistan disambut hangat dan menjadi simbol persatuan umat Islam dunia dalam mencintai Nabi Muhammad SAW. Acara ini mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat dan tokoh masyarakat. Mereka berharap agar acara seperti ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya, tidak hanya sebagai ritual keagamaan tetapi juga sebagai daya tarik wisata religi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat pesisir.

Dengan ditutupnya doa bersama untuk keselamatan dan kemakmuran bangsa Indonesia serta seluruh umat Islam di dunia, Pawai Maulid perdana di laut ini telah mencatatkan sejarah baru bagi Dawate Islami Indonesia dan menjadi bukti bahwa dakwah Islam dapat disampaikan dengan cara yang kreatif, damai, dan penuh kedamaian, menyentuh langsung kehidupan dan budaya masyarakat.

Editor : CM Cek Mad

IMG-20250821-WA0118.jpg

IMG-20250821-WA0117.jpg

IMG-20250821-WA0116.jpg

IMG-20250821-WA0114.jpg

IMG-20250821-WA0113.jpg

IMG-20250821-WA0115.jpg