Komunitas Onthel Pidie Jaya Buktikan Kebersamaan Bukan Hanya Soal Hobi, Tapi Juga Peduli dan Aksi Sosial.

in Steem SEA3 days ago

Abu-abu Simpel Minimalis Kolase Foto Wanita Cantik_20250825_001311_0000~2.png

MEUREUDU, PIDIE JAYA –Anggota KOPJAY menuju Cot Makaso, Pangwa, pada Minggu malam (24/8/2025). Sekelompok pria dari berbagai latar belakang bersatu dalam satu formasi, bukan untuk touring santai, melainkan untuk sebuah misi kebersamaan: menghadiri acara takziah.

Mereka adalah bagian dari Komunitas Onthel Pidie Jaya (KOPJAY) yang tengah berduka. Malam itu, mereka menyambangi kediaman duka Bapak Jafaruddin, seorang rekan sepeda tua mereka, yang sedang berduka atas meninggalnya sang ibunda.

Kegiatan ini bukanlah yang pertama. Sejak lama, KOPJAY telah menanamkan budaya bahwa komunitas mereka adalah keluarga besar. Setiap ada anggota yang mendapat musibah, terutama yang berduka, mengunjungi dan memberikan penghiburan adalah kegiatan yang wajib dan sudah terjadwal.

“Ini adalah ritual kami. Onthel adalah pemersatu, tetapi solidaritas adalah jiwa dari KOPJAY itu sendiri. Walau yang bisa hadir malam ini tidak seluruhnya, kami mewakili rasa duka cita seluruh keluarga besar KOPJAY,” ujar Kanda Agus, Ketua KOPJAY, usai melakukan takziah.

Persiapan kunjungan duka ini tidak dilakukan secara spontan. Dua hari sebelumnya, Kanda Agus telah menyiapkan daftar list peserta yang dapat hadir dan menentukan titik kumpul untuk kemudian berangkat bersama-sama menuju lokasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan segala sesuatunya tertib dan terkordinir dengan baik.

Tak hanya kedatangan secara fisik, tradisi sosial KOPJAY juga diwujudkan dalam bentuk pengumpulan dana solidaritas. Dana tersebut dikumpulkan pada malam itu juga dari para anggota yang hadir. Namun, karena jumlah yang hadir terbatas dan dana yang terkumpul dinilai belum mencukupi untuk diserahkan sebagai santunan, KOPJAY mengambil langkah proaktif.

“Kami menambahkan kekurangannya dari kas bendahara. Ini menunjukkan bahwa kas kami bukan hanya untuk acara-acara fun seperti touring, tetapi justru prioritasnya adalah untuk kegiatan sosial seperti ini,” jelas Kanda Agus.

Momen ini kemudian dimanfaatkannya untuk mengingatkan seluruh anggota yang belum melunasi iuran bulanan. “Saya menghimbau kepada seluruh kanda-kanda di KOPJAY untuk dapat melunasi kewajiban iuran bulanannya. Dengan demikian, kegiatan sosial kita seperti ini dan kegiatan peduli lainnya dapat terus kita lakukan dengan lebih maksimal,” pesannya.

Apa yang dilakukan KOPJAY adalah cerminan persaudaraan sejati. Dalam komunitas ini, sepeda onthel menjadi medium yang menyamakan semua orang. Tidak ada lagi sekat antara pejabat, pengusaha, anggota dewan, guru, wiraswasta, atau masyarakat biasa. Di atas sadel sepeda tua, mereka semua sama: saudara yang siap berbagi suka dan duka.

“KOPJAY ini istimewa. Kami berkumpul karena hobi yang sama, tetapi yang kami rawat adalah ikatan silaturahmi. Di sini, tidak ada yang namanya si pejabat atau si rakyat biasa, . Semua setara, semua saling mendukung,” tutur salah seorang Onthelis yang paling tua Yusri Abdullah (Anggota DPRK Pidie Jaya), yang terlihat selama ini aktif baik saat mendayung sepeda maupun dalam kegiatan sosial seperti malam ini..

Keberangkatan mereka dari titik kumpul bakda Isya, pukul 20.30 WIB, dan pulang dengan membawa pelita kebersamaan, kembali membuktikan bahwa nilai-nilai kegotongroyongan dan kepedulian sosial masih hidup dan tumbuh subur di tengah komunitas masyarakat Aceh, di Pidie Jaya khususnya.

Editor : CM Cek Mad (Media KOPJAY)