Thediarygame, Kamis, 5 Juni 2025| Secuil kisah mudik ke Medan berjumpa keluarga
Aku sudah mengagendakan mudik pada hari Raya Idul Adha alias Hari Raya Idul Qurban. Jauh hari sebelumnya, pada bulan Mei Aku sudah memesan tiket pulang. Hal ini dilakukan sebagai langkah mengantisipasi tingginya harga tiket jika dibeli pada hari pulang. Dan, bisa jadi kehabisan tiket karena pada saat itu tanggal merah dan pastilah ramai orang mudik menyambut hari Raya Haji.
Waktu pun berjalan cepat. Aku, pada hari itu (5/6/2025) masuk ke kantor terlebih dahulu. Tiket pesawatku pukul 13.30 WIB. Masih ada waktu untuk masuk kantor walau sesaat. Rencana pukul 09.00 WIB Aku akan menyeberang ke Batam. Jika mau pulang ke Medan harus lewat Batam, dan pastilah menyeberang laut.
Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB. Pada waktu ini dikantorku dilaksanakan penaikan bendera merah putih. Aku sebelumnya singgah ke mushalla kantor untuk melaksanakan salat dhuha. Walau kadangkala hanya dua raka'at saja. Tak apalah, yang penting dilaksanakan. Usai salat, tiba-tiba masuk whattaps ke handphone-ku dari pak Mukti Batam. Beliau adalah temanku, sang protokoler TNI AL yang bertugas di Bandara Hang Nadim Batam.
Aku terkejut saat membaca pesan Whattaps, ternyata waktu penerbangan diajukan menjadi pukul 09.20 WIB untuk boarding. Sangat kaget. Aku langsung menelpon Bang Mukti," Bang, kenapa bisa begini diajukan. Aku tak ada kabar sama sekali." Begini Bapak," saat saya chek in, sudah ada yang chek in dan kaget pesawat keberangkatan diajukan." Langkah selanjutnya Aku hubungi yang pesan tiket di Medan. Rupanya yang bersangkutan lalai ada pesan masuk tak dibacanya. Akibatnya berantakan jadwalku untuk ke Medan. Sang teman dari Medan berupaya mengurusnya sebagai rasa tanggungjawab agar hari ini Aku bisa terbang ke Medan.
Sedikit ada rasa kesal pada hari itu. Aku pasti tak akan terkejar pesawat. Menyeberang saja butuh waktu sekitar 1 jam lebih, plus jika dari pelabuhan Telaga Punggur ke Bandara Hang Nadim butuh waktu sekitar 30 menit. Aku segera pulang kerumah. Persiapan berangkat ke Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) kota Tanjungpinang. Pukul 08.45 WIB, Aku menuju pelabuhan diantar diantar oleh anggotaku. Tiba dipelabuhan sesaat saja. Dekat sekali jaraknya dari rumah. Ada jadwal berangkat jam 10.00 WIB dan juga 09.10 WIB. Aku biasanya memilih yang awal karena menjaga terjadinya perubahan cuaca. Cuaca beberapa hari ini tak menentu. Biasanya agak pagi laut tenang.
Suasana didalam kapal cepat
Kapal sudah lepas dari pelabuhan. Kapal Motor Oceanna melaju dengan cepat. Awalnya cuaca teduh. Laut tenang. Gelombang masih bersahabat. Penumpang asyik bercengkrama satu dengan lainnya. Aku masih asyik dengan alat komunikasi. Awal berangkat tak ada rintik-rintik hujan yang jatuh ke laut. Namun sekitar tiga puluh menit tiba-tiba hujan turun. Angin agak kencang. Laut pun bergelombang. Kapal berayun-ayun kekanan dan kekiri. Duduk mulai agak kurang tenang. Sekali-kali Aku mendengar kapal terbanting akibat hentakan ombak. Apalagi kapal berpapasan dengan kapal lainnya maka semakin tinggi haluan kapal naik dan terbanting saat menyentuh air laut.
Pelabuhan Telaga Punggur Kota Batam
Kapal terus berpacu. Ombak yang mengoda dibiarkan berlalu. Goyangan ombak pun berlalu setelah kapal memasuki area pulau. Kapal harus kurangi kecepatan agar buangan gelombang tak membuat rumah-rumah warga di pulau terguncang. Laut mulai teduh saat hendak mendekati pelabuhan Telaga Punggur. Kapal mulai pelan berjalan. Secara perlahan nakhoda menyandarkan kapal. Tepat pukul 10.30 WIB kapal merapat. Aku naik keatas menuju parkiran. Mobil yang menjemputku sudah menunggu. Informasi yang diterima, Aku diusahakan naik pesawat sekitar pukul 14.00 WIB. Aku lebih baik menunggu daripada ketinggalan pesawat.
Aku telah tiba di Bandara Hang Nadim Batam. Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB. Aku tak berupaya masuk. Menikmati suasana luar. Pak Mukti yang membantu proses penerbanganku kelihatan sibuk. Saat Aku hubungi untuk menanyakan nasibku, beliau menyampaikan akan diupayakan dan terus berkoordinasi dengan pihak Maskapai Lion Air. Setelah itu Aku sendiri duduk santai sambil membaca pesan-pesan yang masuk dari ucapan Idul Adha yang Aku kirimkan kepada rekan-rekan dan mendapatkan balasan.
Pak Mukti masih sibuk. Beliau melayani Panglima Koarmada I yang akan terbang ke Jakarta. Ada Danlantamal IV Batam yang mengantar. Aku sempat berjumpa dan berjabat tangan dengan Panglima. Aku menunggu waktu salat dhuhur tiba. Salat dulu baru masuk kedalam bandara. Aku sudah cukup lama menanti. Mulai tiba pukul 11.30 WIB hingga 16.30 WIB. Perkuat sabar agar jiwa menjadi tenang. Banyak penumpang yang antrian chek in dan sekalian memasukkan barang di bagasi pesawat. Saat lagi santai, Pak Mukti mendekati Aku untuk mengajak masuk kedalam area ruang tunggu. Semua barang bawaanku dibawa ke atas. Satu ransel besar dan dua kotak yang dibawa.
Suasana di Bandara Hang Nadim Kota Batam
Aku sudah melewati tempat pemeriksaan barang bawaan. Pak Mukti mendampingiku hingga ke atas. Aku menunggu di Gate A6. Sedang asyik-asyik duduk, Pak Mukti bawa barangku ke Gate A7 dan dan menginfokan untuk segera masuk menuju pesawat. Barang bawaanku dibawa hingga ke pintu pesawat dan disambut sama petugas barang yang kemudian dimasukkan kedalam badan pesawat. Nah, dengan ucapan alhamdulillah dan terima kasih kepada Pak Mukti, kami pun berpisah. Aku masuk.kedalam badan pesawat. Rupanya penumpang pesawat penuh. Aku berjalan terus menuju kursiku dengan no 28C. Cukup jauh dibelakang. Aku naik pesawat Lion Air JT 0975.
Sekitar pukul 17.30 WIB pesawat take off. Inilah pengalaman paling unik yang Aku rasakan selama bepergian naik pesawat udara. Memang ada rasa kesal namun harus dijalani. Badai pun akan berlalu. Masalah pun perlahan terselesaikan. Pesawat terbang dengan nyaman. Sekali waktu informasi untuk penumpang agar tetap duduk ditempat karena cuaca kurang baik.
Suasana didalam pesawat udara
Naik pesawat Lion Air JT 0975 nyaman. Apa karena pengaruh dari pesawatnya lebih besar?Ataukah pilot-nya mahir membawa pesawat? Ataukah kondisi cuaca pada saat kami terbang sedang bersahabat? Semua kemungkinan ada faktornya. Yang pasti adalah Tuhan masih melindungi sang hamba agar selamat selama dalam perjalanan. Tak lama berselang, sekitar pukul 18.45 WIB, pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Kuala Namo Kabupaten Deli Serdang.
Naik bus menuju tempat pengambilan barang
Setelah pesawat berhenti, seluruh penumpang turun. Kami menuju tempat pengambilan barang naik bus jemputan. Suasana saat itu sepertinya telah turun hujan. Bekas-bekas air tampak jelas diaspal. Aku harus cepat mengambil barang-barang. Saat melihat jam, masih ada beberapa menit waktu salat maghrib. Menunggu barang bawaan pun tak terlalu cepat. Risau hati menunggunya, karena berharap barang dapat diambil dan waktu salat maghrib masa ada. Nah, benar saat barang dapat segera Aku setengah berlari menuju mushalla yang ada di Bandara. Anakku yang menjemput. Aku tinggalkan barang dan melaksanakan salat maghrib. Alhamdulilah, selesai sudah tugas suci walau di penghujung waktu.
Usai salat maghrib, Aku segera pulang. Mobilku Avanza keluaran 2013 melaju kencang. Biasa jika anak muda yang bawa. Jarang lambat. Sekali-sekali Aku ingatkan agar hati-hati dan fokus. Kita melalui jalan Tol Bandara menuju Mabar. Ada perasaan ingin segera tiba dirumah. Selain bahagia berjumpa dengan keluarga, juga ingin menyaksikan pertandingan partai hidup mati Timnas Garuda Indonesia versus Timnas Cina dalam pertandingan penyisihan Piala Dunia 2026.
Jarak tempuh Bandara KNO dengan rumahku cukup jauh. Sekitar 45 menit waktu yang diperlukan. Alhamdulillah, tiba dirumah. Setelah melepas rindu sejenak maka Aku membuka siaran televisi channel RCTI. Channel RCTI saluran siaran langsung dari Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Aku tiba tepat waktu dirumah. Pertandingan belum dimulai. Hanya saja lagu-lagu kebangsaan kedua negara sedang dikumandangkan.
Pertandingan ini pasti seru. Stadion GBK penuh dengan penonton. Mungkin mencapai seratus ribu lebih yang hadir. Presiden RI ke - 8, Bapak Prabowo Subianto ikut menonton langsung. So pasti didampingi oleh Ketua Umum PSSI Bapak Erick Thohir. Suara gemuruh stadion dan haru saat menyanyikan lagu Indonesia Raya membuat hati bergetar. Aku cinta Indonesia. Aku cinta tanah air. Aku ingin timnas Indonesia masuk menjadi salah satu kontestasn di Piala Dunia 2026.
Adapun wasit yang memimpin pertandingan adalah Rustam Lutfulin yang berasal dari Uzbekistan. Saat memimpin pertandingan wasit dibantu oleh asisten wasit yaitu Sanjar Shayusupov dan Alisher Osmanov. Susunan wasit yang bertugas dilengkapi oleh Asker Najafarev (ofisial keempat), Firdas Norsafarov (VAR) dan bdulrashid Khudoyberganov (VAR). Nah, pertandingan yang dinantikan dimulai sudah saat wasit meniupkan pluit pertanda pertandingan di mulai.
Wow keren, jika kita melihat para supporter Indonesia bangkit bersama dan bersatu padu mendukung secara totalitas timnas Garuda terbang tinggi untuk menang. Partai hidup mati bagi kedua tim. Timnas Garuda bermain apik dan secara terus menerus menyerang. Beberapa kali gagal mengoyak jala gawang. Cina hanya beberapa kali menyerang. Kelihatannya tim Cina tertekan dan mungkin melihat supporter timnas Garuda yang luar biasa membuat jiwa mereka galau.
Ricky Kambuaya diganjal pada area pinalti
Tak henti-henti serangan Timnas Garuda. Dari sektor kanan dan kiri serta tengah, ok. Ibarat film lucu Dono(alm), Kasino (alm) dan Indro "maju kena mundur kena", bahasa lain kanan kiri oke. Menyerang tanpa henti. Permainan apik satu dua ala Taka Tiki jelas terlihat. Butuh ketenangan sedikit lagi agar beberap peluang dapat maksimal di manfaatkan. Akhirnya, buah kerja keras dan semangat tanpa batas, sekitar menit ke 41, bola blunder operan dari stirker tajam Ole Romeney mengarah ke kotak pinalti timnas Jepang, pada saat bersamaan gelandang tangguh Indonesia, Ricky Kambuaya menusuk menjemput bola dengan cepat dan gerakannya terbaca oleh musuh. Musibah bagi tim Jepang, pemain yang akan menghalau gerakan Ricky mengait kaki pemain Indonesia. Prit pelanggaran wasit dari Uzbekistan meniup pluit.
Suasana Stadion Gelora Bung Karno bergemuruh kencang. "Pinalti...pinalti...pinalti..." Terjadi dialog antara pemain Jepang dengan sang wasit. Wasit sedang berkomunikasi dengan wasit VAR. VAR adalah singkatan dari Video Assistant Referee atau Asisten Wasit Video. Setelah tuntas koordinasi maka Wasit Rustam menuju ke televisi yang terpasang di sisi lapangan untuk melihat dan memperhatikan secara seksama dalam rangka pengambilan keputusan. Dan, setelah itu beliau berlari kelapangan dan memutuskan pelanggaran dan pinalti hukumannya.
Sang Kapten Timnas, Jay Idzes dikerumuni pemain Cina
Ole Romeney mengeksekusi pinalti
Stadion GBK semakin kencang gemuruhnya. Maka sang Kapten Jay Idzes mengambil bola seakan akan mengeksekusi sendiri. Beberapa pemain Jepang mencoba menghilangkan konsentrasi yang akan menendang. Untuk memberikan shock mental. Sang Kapten enjoy saja melihat situasi. Sesaat akan dilaksanakan eksekusi maka Sang Kapten memberi bola kepada Ole Romeney untuk menendang pinalti. Dan, akhirnya dengan tenang tugas ini diselesaikan dengan sempurna. Tendangan sang striker mampu mengecoh kiper dan terjadilah gol. Inilah gol ketiga Ole Romeny bersama Timnas Garuda Indonesia. Gol ini terjadi di menit 45. Luar biasa.
Babak pertama berakhir dengan skor 1-0, kemenangan buat Timnas Garuda. Setelah istirahat beberapa menit maka wasit kembali meniup peluit untuk pertandingan babak kedua. Aku melihat permainan Cina mulai meningkat. Perlahan namun pasti ingin menguasai pertandingan. Berambisi memasukkan bola ke gawang Timnas Garuda. Beberapa kali gawang Indonesia terancam. Kiper sempat dibuat jatuh bangun.
Emil Audero, sang kiper yang menggantikan posisi Maarten Paes, jatuh bangun menjaga gawangnya agar tak sobek. Penonton Indonesia sempat dibuat jantung berdentum kuat yaitu hampir saja jebol gawang kita. Berawal dari tendangan pojok dan semua pemain saling berlompatan merebut bola, seketika bola mental ke pemain Cina kemudian dengan cepat ditendang keras ke gawang timnas. Ditengah terhalaunya pandangan sang kiper, dengan feeling kuat kiper menjatuhkan badan kesebelah kiri menangkap bola dekat sudut gawang. Seandainya hal ini lengah sedikit dan terlambat gerakan maka dipastikan gawang Indonesia jebol. Skor bisa menjadi 1-1. Namun aksi Emil Audero mampu menahan gempuran dengan baik.
Pertandingan Babak kedua
Stadion GBK tak berhenti bergemuruh memberikan dukungan ke Timnas Garuda. Ada hal yang sangat istimewa malam ini, yaitu para supporter menggemakan takbir dengan penuh semangat. Pun ini bertepatan malam lebaran Idul Adha 1446 H, maka sangat tepat lantunan takbir menjadi pemicu semangat pemain timnas garuda. Takbir yang dikumandangkan yaitu, "Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar. Laa ilaa ha illallahuallahu Akbar. Allahu Akbar wa lillaa hilhamd." Hikmah malam takbiran membawa tim Indonesia terus hidup dan melanjutkan asa berjuang di etape keempat menggapai mimpi menuju Piala Dunia 2026.
Tifo Superhero Gatot Kaca
Melihat dengan semangatnya supporter Indonesia maka pemain Indonesia bertambah bersemangat. Jika pemain dari tengah lapangan menyaksikan spanduk besar atau tifo dan kalimat motivasi dari penonton, maka selain terharu maka menambah adrenalin daya juang tinggi. Di tribun sebelah utara, tifo dengan motif superhero lokal Gatot Kaca memegang pedang dan perisai lambang burung Garuda. Sementara, di tribun sisi selatan, tifo dibentangkan dengan motif tokoh di film animasi The Simpsons menaiki burung Garuda menuju tiga bendera yakni Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko, tempat diadakannya Piala Dunia 2026.
Supporter muda memberikan semangat juang
Ada juga anak kecil membentangkan dukungan yang seperti bahan bakunya kardus sederhana. Ide kreatif ini sangat luar biasa dan terdapat beberapa tulisan sakti dan motivasi sebagai vitamin menambah semangat pemain. Adapu kalimat dalam bahasa Inggris bertuliskan, " We stand Our spirit ( Kami berdiri dengan semangat Kami), For Our will bring You ( karena Kami akan membawamu), Dream to the world Cup (bermimpi ke Piala Dunia). Kalimat penuh semangat yang sangat keren dan luar biasa.
Suasana haru dilapangan saat timnas menang
Tak lama berselang wasitpun meniup peluit habis babak kedua. Tangisan haru dirasakan oleh manager, pelatih, pemain dan penonton seluruh rakyat Indonesia atas kemenangan ini. Penonton tak pernah berhenti memberikan dukungan hingga akhir para pemain hendak menuju kendaraan setelah membagi kebahagian dan kegembiraan penuh haru dengan seluruh penonton setia nan luar biasa. Ada catatan hebat yang perlu menjadi memori indah pada pertandingan bersejarah ini, yaitu penonton dengan penuh semangat mengkumandangkan takbir secara bersama-sama. Ini sejarah yang sulit terulang. Selanjutnya adalah kehebatan dan keberanian pelatih Patrick Kluivert memainkan atau menurunkan pemain Indonesia (pemain lokal) diawal babak dengan komposisi pemain, Rizky Ridho, Yakob Sayuri, Ricky Kambuaya, dan Egy Maulana Vikri. Untuk babak kedua diturunkan adalah Ramadhan Sanantha dan pemain muda debutan di tim senior berasal dari Persib Bandung, yaitu Beckam Putera. Suatu terobosan yang patut diacungkan jempol. Terbukti pemain-pemain dapat tampil dengan baik dan tidak mengecewakan.
Permainan bola berakhir. Malam semakin larut. Tubuh terasa lelah akibat jalan panjang. Saatnya percepat tidur malam. Esok pagi masih ada hari mengumpulkan bahagia bersama keluarga. Bercerita dan bercengkrama dalam bingkai cinta kasih.****
Salam semangat dari Kota Medan @hoesniy