Peran serta wanita Aceh dalam Peperangan (1)
Hai Sahabat Stemian. Semoga hari minggu kita menyenangkan. sudah lama tidak menulis di Flatform tercinta ini.
Buku yang menjadi sumbur cerita
Turut sertanya wanita berjuang di Aceh dimuat dalam berita Belanda pada masa Van Der Heijden menyerang Samalanga ada wanita yang bernama Pocut Meuligo yang berhasil mempengaruhi adik laki-laki nya yang bernama Teuku Chik Samalanga untuk terus melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Cut Nyak Dien mempengaruhi suaminya Teuku Umar supaya balik melawan Belanda. Ini merupakan fakta sejarah bahwa keduanya pernah benar-benar terjadi. Bahkan jika digali pasti lebih banyak tokoh-tokoh wanita di Aceh yang nengagumkan tekad perjuangannya seperti Cut Mutia yang gugur tertindih jenazah dengan Pang Nangroe.
Perwira-perwira Belanda banyak membicarakan wanita Aceh dengan penuh rasa kagum fan hormat atas keberanian mereka. Dengan gagah berani wanita Aceh tidak pernah merasa gusar dalam mempertaruhkan seluruh pribadinya untuk mempertahankan sesuatu yang dipandang sebagai kepentingan Agama dan Nasional. Mereka berperan dan terlihat langsung dalam peperangan 80 tahun antara Aceh dan Belanda. Atas ketagihan tersebut mereka menyebut wanita Aceh sebagai "De grootes Dames" (wanita-wanita agung) yang telah memainkan peranan besar dalam politik dan peperangan di Aceh.
Wanita Aceh sangat berbeda dengan wanita Eropa (Belanda) yang pada umumnya tinggal dan menunggu di rumah dengan perasaan yang cemas menanti suami atau seseorang yang pergi tugas berperang. Sedangkan wanita Aceh sangat dekat dan berada dalam kancah peperangan hidup bersama peperangan. Mereka ikut bertempur dan tugas itu dilaksanakan dengan penuh semangat yang tidak kenal takut terhadap maut dan umumnya tidak kalah dengan pejuang pria. ( Bersambung )
sumber : Buku Aceh Dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949.
Pengarang: Tgk AK Jakobi