The Diary Game (Minggu, 4 Mei 2025) Membabat Rumput Di Kebun Dan Pergi Takziah Ke Rumah Warga Yang Meninggal
سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Hati ini saya dan seorang teman yang juga tetangga saya akan pergi ke kebun untuk membabat rumput yang telah tumbuh lebat. Saya dan Abdul Adib saling bekerja sama dalam mengelola kebun kakao milik saya dengan sistem bagi hasil. Apabila ada pekerjaan membabat rumput seperti ini maka Abdul Adin yang lebih dominan bekerja karena dia mempunyai mesin pemotong rumput dan sudah lihai dalam mengoperasikannya. Selain itu Abdul Adib bertugas memproses biji kakao dari pemetikan, fermentasi selama dua malam, dan menjemurnya hingga kering.
Sebenarnya dalam waktu dekat ini Abdul Adib akan pergi ke negeri jiran Malaysia untuk mengadu nasib disana. Saat ini dia sedang mengalami krisis keuangan juga, sama seperti yang sedang saya alami. Walaupun dia akan pergi merantau ke Malaysia tetapi saya dan dia tetap melanjutkan kerja sama mengelola hasil kebun kakao. Dia akan mengajari istrinya bagaimana cara memproses biji kakao mulai dari pengupasan biji, fermentasi hingga penjemuran. Saat ini Abdul Adib sedang mengurus pembuatan paspor di Kantor Imigrasi kota Lhokseumawe. Di Malaysia dia sudah ada yang menampung karena mempunyai keahlian memangkas rambut.
Setelah menunaikan ibadah sholat Zuhur dan makan siang, saya dan Abdul Adib mulai menyiapkan peralatan kerja seperti mesin pemotong yang perlu diisi bahan bakar, mengasah mata pisau pemotong dan mengecek kondisi mesin pemotong rumput dengan memanaskannya agar begitu sampai di kebun sudah bisa langsung bekerja. Setelah memastikan kondisi mesin pemotong rumput dalam keadaan normal, saya dan Abdul Adib sama-sama mengganti pakaian khusus bekerja di kebun.
Begitu tiba di kebun, saya dan Abdul Adib tidak menyia-nyiakan waktu lagi dan langsung bekerja memulai pembabatan rumput yang sudah tumbuh tinggi. Dalam istilah pertanian atau perkebunan, rumput yang tumbuh sangat mengganggu ini disebut dengan gulma. Saya merasa sangat khawatir bila pergi ke kebun kakao dengan kondisi rumput yang tumbuh seperti semak-semak ini. Apalagi kebun kakao saya letaknya berdampingan dengan bekas rawa-rawa yang disinyalir banyak dihuni oleh ular, salah satu binatang yang sangat saya takutkan dan merasa geli. Bila rumput tumbuh tinggi maka sangat mudah untuk ular bersembunyi disana tanpa kita ketahui. Salah-salah kita akan menginjaknya saat berjalan di kebun.
Abdul Adib terus bekerja membabat rumput dengan penuh semangat sambil memacu mesin pemotong rumput dengan suara yang menderu-deru. Saya ikut membersihkan rumput yang tumbuh berdekatan dengan pangkal batang pohon kakao karena tidak mungkin dilakukan dengan mesin pemotong rumput dikhawatirkan akan mengenai batang pohon kakao yang bisa menyebabkan kulit batang terkelupas. Hingga pukul 18:00 hanya sepertiga luas kebun yang berhasil dibabat rumputnya dan akan dilanjutkan lagi besok hari. Saya dan Abdul Adib bergerak pulang karena sudah menjelang malam.
Setelah menunaikan ibadah sholat Magrib di rumah masing-masing, saya dan Abdul Adib pergi bersama-sama takziah ke rumah salah seorang warga kampung yang telah meninggal dunia. Kami baru bisa hadir pada malam kelima, sementara malam kesatu dan malam ketiga kami tidak sempat menghadirinya karena ada kegiatan yang tidak bisa dihindari. Saya duduk diantara warga kampung yang hadir membaca doa samadiyah untuk almarhum yang telah mendahului.
Sesudah membaca doa samadiyah hingga selesai, oleh tuan rumah kami dipersilahkan menyantap hidangan makanan yang telah disediakan sebagai bentuk terima kasih dan memuliakan jemaah samadiyah yang telah hadir. Walaupun saya buru-buru pulang hendak menjemput anak pulang dari pengajian malam, pihak tuan rumah tidak mengzinkannya sebelum mencicipi makanan. Akhirnya saya ikut mengantri bersama warga lainnya supaya dapat segera menjemput anak.
Demikian cerita singkat saya dalam tajuk The Diary Game pada edisi kali ini. Terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Semua foto yang ditampilkan disini diambil dengan iPhone 12 Pro Max saya.
Salam hormat,
@yuswadinisam
About Me

Click here
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Share to X (twitter)