Jolly Roger pun berkibar

Hagoe's Village: August, 1st 2025
Tidak terasa ini sudah memasuki bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana tahun ini kita akan memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-80, yang seharusnya sebagai sebuah bangsa kita sudah menjadi sebuah bangsa yang matang.
Apakah kenyataannya seperti itu? Nah, ini yang menjadi sebuah keprihatinan bagi kami bangsa Indonesia dimana pada faktanya itu jauh panggang dari api.
Presensi di Puskeswan Matangkuli
Karena ini masih hari kerja kantoran, aku akan melaksanakan tugasku sebagai ASN setelah mengantarkan anak kami ke sekolahnya pagi ini.
Aku berangkat ke kantor Puskeswan Lhoksukon bersama adikku karena kami mendapatkan jadwal piket pada hari ini.
Apalagi hari ini aku sudah membuat janji dengan salah seorang kepala desa di Kecamatan Lhoksukon yang ingin berkonsultasi, terkait dengan kegiatan swasembada pangan dengan menggunakan Dana Desa mereka.
Terkait rencana kegiatan tersebut aku akan memfasilitasi Analisa Hasil Usaha dan Rancangan Anggaran Biaya terhadap kegiatan usaha peternakan sapi yang akan mereka laksanakan nantinya.
Ngopi pagi
Kami tidak langsung menuju kantor Puskeswan Lhoksukon di Alue Buket, tetapi kami singgah di sebuah warung kopi yang tidak jauh dari kantor kami (sekitar 200 meter) untuk minum kopi terlebih dahulu.
Aku tertarik untuk singgah di warung kopi ini untuk pertama kalinya karena kulihat mereka menyediakan kopi espresso. Dan kami pun memesan kopi espresso panas tanpa gula, sambil menunggu kedatangan kepala desa, sesuai janji yang telah ku buat kemarin.
Tidak berapa lama kemudian, si kepala desa menghubungiku dan mengabari bahwa dia sudah berada di depan kantor kami. Dan aku ada segera membayar bill kopi kami, dan kemudian segera menuju kantor Puskeswan untuk memfasilitasi kepala desa tersebut.
Desa ini akan melakukan usaha peternakan sapi dengan menggunakan dana desa sesuai kebijakan saat ini untuk menggunakan 20% dana desa untuk kegiatan swasembada pangan.
Aku berada di kantor Puskeswan Lhoksukon sampai tengah hari, kemudian aku dan adikku pulang ke rumah untuk makan siang dan menunaikan sholat Jum'at di hari ini.
Bendera Jolly Roger
Aku hanya istirahat saja di rumah di siang ini sambil menyiapkan postinganku. Dan tentunya terus mengikuti perkembangan politik nasional dan juga global.
Memasuki bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun ini, ada sebuah fenomena menarik dimana warga masyarakat mengibarkan bendera Jolly Roger selain Bendera Merah Putih sebagai bentuk protes terhadap pemerintah saat ini.
Para "Nakama" tentu faham makna dari bendera ini yang menjadi simbol perlawanan dari tokoh anime Monkey D. Luffy (Si topi jerami) yang dalam hal ini adalah bentuk perlawanan terhadap kekuasaan absolut dan penindasan.
Lalu apa korelasinya dengan aksi pengibaran bendera Jolly Roger ini menjelang perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia pada tahun ini?
Nah, untuk menjelaskan fenomena ini dapat digambarkan dengan penjelasan yang panjang terkait kondisi negara saat ini dengan segala problematika yang ada.
Masyarakat sudah sangat gerah atas perilaku "Pemerintah" saat ini atas berbagai ketidakadilan yang terjadi dalam hampir semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kita masih ingat beberapa waktu yang lalu ketika warga masyarakat dan civil society melakukan protes dengan menggaungkan tagar indonesia gelap.
Setelah kampanye taggar indonesia gelap, bulan ini kembali muncul taggar indonesia cemas sebagai bentuk protes terhadap kinerja pemerintah yang dinilai banyak melakukan pelanggaran, pembiaran dan tidak berpihak kepada rakyat banyak.
Hampir semua komponen masyarakat merasa resah dan kehilangan harapan terhadap kondisi yang ada, akibat warisan presiden sebelumnya yang telah menimbulkan kerusakan dalam hampir semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indeks persepsi korupsi dan indeks demokrasi sangat buruk selama sepuluh tahun terakhir. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah serta hutang yang membumbung tinggi.
Tingkat pengangguran sudah sangat mengkhawatirkan, sementara beban hidup masyarakat semakin berat. Hal inilah yang memicu aksi protes yang disimbolkan dengan pengibaran bendera Jolly Roger menjelang perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia tahun ini.
Sebuah kreativitas yang ditunjukkan untuk menyatakan sikap protes karena saluran lainnya sudah "tersumbat".
Cuaca di sore ini
Cuaca di sore ini pun seperti ikut menggambarkan kondisi dan suasana yang terjadi di Indonesia saat ini yang penuh ketidakpastian.
Walaupun kita tetap berusaha optimis akan adanya secercah harapan perubahan dalam berbagai sendi kehidupan warga negara Indonesia yang kita cintai ini.
Aku harus mengeluarkan mobil kami di garasi agar bisa melakukan presensi sore di Puskeswan Matangkuli, karena cuaca di sekitar tempat tinggal kami sore ini mendung dan hujan.
Siomay
Aku pergi ke Puskeswan Matangkuli bersama istri dan si kecil Alvira karena kami sekalian akan berbelanja barang kebutuhan kami untuk hari ini.
Kami juga membeli siomay di daerah Parang Sikureueng untuk dibawa pulang ke rumah, karena "makan siomay ditengah cuaca yang dingin tentu sangat enak," kata si kecil Alvira.
Di kerik oleh istri
Aku merasakan badanku pegal-pegal sore ini dan mungkin sedang "masuk angin", untuk itu aku minta agar istriku memijat badanku dan meng-kerok badanku setelah sholat magrib.
Metode kerok atau kerik ini adalah metode tradisional yang sering dilakukan oleh banyak orang ketika mengalami masuk angin, karena dipercaya bisa mengusir angin di badan dengan metode ini.
Aku sangat jarang melakukannya, tetapi malam ini aku mencoba meng-kerok badanku yang dilakukan oleh istriku.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝

Negara sudah dikuasai para bandit, apa yang pernah diucapkan oleh OOm Iwan Fals masih terus terjadi, "Setan-setan politik, datang mencekik. Walau di masa paceklik tetap mencekik." Entah salah apa kita sehingga Tuhan mengirim para rampok itu untuk menjadi penguasa. :D
0.00 SBD,
0.04 STEEM,
0.04 SP
Pasti ada yang salah dengan negri ini. Ya, semuanya kita ikut andil dalam kerusakan ini baik disengaja maupun tidak, dan tentu dengan porsi kita masing-masing.
Semoga kedepan akan ada perbaikan...!