Masjid Rahmatullah Lampuuk Aceh Besar
Salam hormat kepada semuanya yang berada di platfrom ini, semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.
Pemandangan dari depan Masjid Rahmatullah Lampuuk
Pada tanggal 5 Agustus 2025 hari Selasa saya singgah di Masjid Rahmatullah di Meunasah Lambaro, Lhoknga, selama perjalanan ke Pantai Lampuuk bersama rekan Steemian saya. Yang saya temukan bukanlah sekadar masjid putih yang indah, melainkan sebuah kisah hidup tentang ketahanan, keyakinan, dan kenangan yang tenang.
Museum Tsunami Masjid Rahmatullah Lampuuk
Masjid ini dibangun pada tahun 1997 dan diresmikan secara resmi pada tanggal 12 September tahun yang sama oleh Gubernur Prof. Syamsuddin Mahmud, masjid ini berdiri sekitar 500 meter dari garis pantai, sangat dekat dengan pusat gempa tsunami 2004 yang menghancurkan segala sesuatu di jalurnya. Secara mengejutkan, Masjid Rahmatullah tetap berdiri tegak meskipun hampir semua bangunan di sekitarnya hancur terbawa tsunami.
Beberapa foto didalam museum saat saya berkunjung
![]() | ![]() |
---|
Ketahanan yang mentah itu menjadikannya baik sebagai tempat perlindungan maupun simbol. Hanya sekitar 700 dari 6.000 penduduk Lampuuk yang selamat, banyak di antaranya berlindung di masjid. Masjid ini muncul dari bencana bukan hanya sebagai bangunan, melainkan menjadi lambang harapan dan ketahanan. Jurnalis dan fotografer mengabadikan siluetnya yang utuh di tengah reruntuhan, sebuah pemandangan yang membekas di ingatan.
![]() | ![]() |
---|
Setelah peristiwa itu terjadi, bantuan internasional mengalir masuk, terutama dari Turki. Pada tahun 2006, Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Ali Şahin meresmikan renovasi masjid dan komunitas “Kampung Turki” di sekitarnya, lengkap dengan motif bulan sabit dan bintang yang simbolis pada struktur baru. Dua menara kembar ditambahkan, dan peningkatan dilakukan untuk menampung hingga 1.500 jamaah. Dapat
Persinggahan di masjid ini adalah sebuah keajaiban bagi saya, karena dapat mendengar langsung tentang sejarah masjid ini ketika tshunami 2004, salah seorang penjaga masjid ini menceritakan tentang kejadian-kejadian pada saat itu pada setiap pengunjung ke sini termasuk saya yang bersinggah hari Selasa itu.
Saya saat berada di dalam Museum
Pemandangan masjid dari arah tempat whudu
Masuk ke dalam, interior masjid terasa damai namun penuh makna. Dinding putih dan keanggunan arsitekturnya menyembunyikan kisah-kisah yang tertanam dalam sisa-sisa yang terjaga. Yang membuat saya terkesan, dan mungkin juga Anda perhatikan, adalah bagaimana ruang ini menyeimbangkan ibadah dengan pendidikan. Anda dapat berdoa, menemukan kedamaian, namun Anda juga terus diingatkan akan kekuatan alam dan ketekunan manusia. Sederhana, bersih, dan penuh pertimbangan, seperti banyak masjid Aceh, terdapat area wudhu dan toilet yang sederhana namun terawat dengan baik, dengan penjaga yang memastikan kebersihan dan pemeliharaan yang menghormati, seperti yang saya amati selama kunjungan saya.
Tempat Whudu dan toilet
![]() | ![]() |
---|
Saya saya berkunjung ke masjid ini, pada bagian kanannya juga sedang dalam renovasi, di mana pembagunan sedang berlanjut dan para pekerja sedang bereaksi di atas. anda dapat melihat sendiri di bawah ini.
Namun yang paling penting, sebagian dari masjid tersebut tetap dipertahankan dalam kondisi rusak dinding retak, tiang-tiang patah, dan puing-puing semua dibiarkan utuh. Pilihan sengaja ini menciptakan galeri hidup tentang ketahanan, berfungsi sebagai pengingat yang mendalam: “JANGAN LUPAKAN TSUNAMI” “Jangan lupa tsunami”.
Peninggalan sejarah Tsunami yang masih di jaga
Peninggalan sejarah Tsunami yang masih di jaga
Hari ini, masjid tersebut masih memanggil umat Muslim untuk beribadah, menyiarkan azan melalui menara barunya untuk menjangkau wilayah Lampuuk yang lebih luas. Masjid ini tidak hanya menarik penduduk lokal, tetapi juga wisatawan Muslim dari Malaysia dan berbagai daerah di Indonesia yang datang tidak hanya untuk koneksi spiritual, tetapi juga untuk wawasan sejarah.
Suasana di dalam Masjid Rahmatullah Lampuuk
Berbicara tentang fasilitas, masjid ini memiliki fasilitas yang cukup didalamnya. Mulai dari karpet sholat yang menyeluruh ke semua bagian, kipas angin tersedia di tiang-tiang, mimbar yang bagus. Masjid ini memiliki fasilitas yang lengkap seperti masjid-masjid besar lainnya di Aceh. Namun yang melebihinya, masjid ini memiliki sejarah penting tersendiri.
Beberapa Gambar foto di dalam masjid
![]() | ![]() |
---|
![]() | ![]() |
---|
Kipas angin dan rak Al-Qur'an
![]() | ![]() |
---|
Jika Anda pernah berkunjung ke Aceh, terutama di sekitar Banda Aceh atau Lhoknga, luangkan waktu mungkin 30 menit cukup untuk mengunjungi Masjid Rahmatullah Lampuuk. Ini bukan sekadar tempat foto, melainkan ruang yang menggetarkan jiwa di mana arsitektur, sejarah, tragedi, dan keyakinan bersatu.
Yang tersisa bukan hanya sebuah bangunan, tetapi masjid ini lah satu-satunya yang bertahan di tengah kehancuran, kekuatan sebuah komunitas, dan kenyamanan iman yang abadi. Masjid ini berdiri warna putih dan tenang, seorang guru yang tenang mengingatkan kita untuk tidak melupakan pelajaran dari pagi Desember itu.
Berikut informasi lebih lanjut tentang Masjid Nurul Huda
Lokasi : Meunasah Lambaro, Lhoknga, Aceh Besar Regency, Aceh
📍Peta : Google Maps
📍Steem Atlas : [//]:# (!steematlas 5.4943125 lat 95.2353125 long Masjid Rahmatullah Lampuuk d3scr)
📸Media Sosial : Tidak ada
🕐 Waktu kunjungan : Setiap hari
📷 Fotografi pribadi oleh @cymolan menggunakan kamera Infinix
🕐 Saya mengunjungi tempat ini pada tanggal 05 Agustus 2025
Itulah yang dapat saya bagikan tentang Masjid Rahmatullah Lampuuk. Terimakasih untuk semua steemian yang sudah bersinggah di sini.
Salam @cymolan
@tipu curate
Upvoted 👌 (Mana: 9/10) Get profit votes with @tipU :)