Menyaksikan Tim Sepakbola Koarmada I mengikuti Turnamen Idul Fitri Cup XLIV
Hello rekan-rekan Steemian. Apa kabarnya ya. Semoga sehat dan semangat terus berkarya dalam menulis kisah. Jumpa lagi denganku. So pasti ada kisah asyik yang akan diceritakan. Okay, jika tak sabar ingin membaca, nah, kisahnya di buka ;
Perhelatan besar turnamen Sepak Bola Idul Fitri Cup di lokasi Sei Enam wilayah Kijang, Kabupaten Bintan rutin setiap tahun dilaksanakan. Untuk tahun 2025 sudah memasuki yang ke XLIV (44). Tahun ini ada sekitar 32 tim yang ikut mendaftar. Salah satu tim yang ikut serta adalah tim sepak bola Koarmada I. Koarmada I berlokasi di
Jl. Yos Sudarso No. 1, Kampung Baru, Tanjung Pinang Barat. Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri).
Aku sudah mendengar bahwa semenjak turnamen ini dibuka oleh Bapak Bupati Bintan, Pak Roby Kurniawan pada tanggal 29/4/2025, antusias penonton, pemain dan para penjual makanan serta minuman di lokasi pertandingan semakin semarak dan ceria indah. Aku mendapatkan informasi bahwa tim sepakbola Koarmada I sudah bermain beberapa kali dan Aku belum sempat ikut menontonya. Ya, selain jauh dan kendaraan pribadi pun tidak punya. Nah, ketika informasi terkini bahwa Tim Koarmada I masuk semifinal dan akan berlaga pada 9 Mei 2025, niatku membara ingin menyaksikan.
Tim Sepakbola Koarmada I informasi yang Aku dapatkan masuk semifinal. Prestasi yang selangkah lagi melaju ke babak final. Pertandingan semifinal berlangsung pada tanggal 9 Mei 2025. Adapun lawannya adalah tim Ikapens. Aku tak tahu apa kepanjangan dari Ikapens, so pasti daerahnya sekitar Tanjung Batu yang mengarah ke wilayah Kabupaten Karimun. Aku niatkan akan menonton dengan penuh semangat dan seksama.
Usai salat Jum'at dan makan siang, sekitar pukul 14.30 WIB Aku merencanakan berangkat menuju lapangan sepakbola yang lokaisnya di Kampung Sei Enam. Aku berangkat menggunakan mobil dinas berwarna abu-abu merk Xenia. Mobil ini yang digunakan seniorku sehari-hari dalam bertugas. Kebetulan beliau ijin pulang pembinaan keluarga yang bertepatan dengan tanggal merah 12 Mei 2025 (Hari Raya Waisak) plus libur bersama pada tanggal 13 Mei 2025. Aku pergi sendiri dan walau pun belum tahu lokasinya secara perlahan-lahan pastilah akan tiba di lapangan.
Mengikuti Truk dinas
Alhamdulillah, niat baik menonton para punggawa Koarmada I bertanding dan Allah beri solusi. Aku melihat kendaraan truk besar didepan mata. Aku ikuti dan yakin bahwa truk ini akan menuju lokasi sepakbola. Keyakinanku kuat karena beberapa anggota pada kursi belakang truk ada yang memukul alat musik. Wah,.ini pastilah alat musik ini akan dipergunakan untuk supporter pendukung tim Koarmada I. Aku ikuti saja truk itu dari belakang. Kemana beloknya Aku pun ikut belok.
Menuju masjid Taqwa Kampung Sei Enam
Terus terang jika tak membuntuti truk mungkin Aku tak tiba dilokasi tepat waktu. Aku akui bahwa jalannya mulus beraspal. Berkelok-kelok juga. Ada beberapa pertigaan yang membuat berubah haluan. Barulah sekitar pukul 15.20 WIB Aku tiba dilokasi. Bahagia yang Aku rasakan bahwa Aku mendengar suara azan ashar dari Masjid At-Taqwa Sei Enam. Masjid ini berdampingan dengan lapangan bola. Mobil Aku parkirkan dan cepat turun mengejar waktu salat agar dapat berjamaah. Aku memotong jalan melalui lapangan sepak bola. Di lapangan pun sudah ada yang duduk santai walau belum terlalu ramai. Aku sempatkan mengambil foto saat berjalan melewati lapangan dengan latar belakang masjid A-Taqwa yang indah.
Tim yang bertanding pada babak Semifinal
Pertandingan dimulai pukul 16.00 WIB. Aku melihat dari lokasi Masjid, para pemain Ikapens sudah siap tempur dengan kostumnya berwarna orange plus hijau dan putih. Pastilah telah mendengarkan arahan dan target yang akan dicapai dari manager atau pelatih. Pada kostum yang dipakai bagian depan tertulis Pulau Penyalai dan bagian belakang tertulis Ikapens FC. Sedangkan kostum Tim Koarmada I berwarna biru dengan tulisan di depan bajunya adalah Koarmada I. Usai salat Aku sudah melihat dua tim berada ditengah lapangan persiapan babak pertama dimulai. Namun sangat disayangkan, para pemain ini tidak menjaga waktu salat. Padahal jika hendak salat sebentar saja pastilah masih cukup waktu untuk bermain. Inilah namanya hidup, "punya pilhan".
Wasit pertandingan
Wasit yang memimpin pertandingan semifinal antara Tim Koarmada I versus Ipakens berkepala plontos. Melihat wasit ini pikiranku sesaat teringat akan wasit Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang memimpin pertandingan antara Timnas Indonesia versus Timnas Bahrain, yaitu Ahmed Al Kaf yang berasal dari negara Oman. Wasit ini sempat merugikan Timnas Indonesia karena pertandingan waktunya hingga menit ke-99 menyebabkan Bahrain mampu menyamakan kedudukan dan berakhir dengan hasil draw 2-2.
Aku tersadar saat wasit telah meniup pluitnya yang berarti pertandingan babak pertama dimulai. Menurut pengamatanku kekuatan tim sangat berimbang. Serangan datang silih berganti. Permainan dari Tim Koarmada I lebih teratur dan disiplin. Apalagi pemain dari Koarmada I lebih muda-muda dibandingkan tim dari Pulau Penyelai yang ada beberapa pemain telah berusia. Tim Koarmada I berulang kali mampu memporak-porandakan pertahanan musuh. Namun, akibat kurang tenang dan masih tergopoh-gopoh banyak peluang yang terbuang sia-sia.
Pertandingan babak pertama
Supporter tim Koarmada I
Kiper Koarmada I sepertinya jarang mendapatkan serangan yang memantikan. Keringatnya seakan tak banyak bercucuran. Tangguhnya pemain belakang menyebabkan gangguan dari musuh terhadap kiper tidak terlalu berat. Permainan pun agak memanas. Sekali waktu ada yang bermain keras menjurus kasar. Penonton yang ramai menyaksikan senantiasa memberikan dorongan semangat kepada kedua belah pemain. Sekeliling lapangan penuh sesak dengan penonton. Penonton hadir mulai dari kalangan balita hingga lansia sangat menikmati pertandingan seru ini. Nah, pada saat lalai Tim Ikapens FC, dengan cerdik pemain Koarmada I memanfaatkan peluang emas dan terjadilah gol yang dinantikan oleh pemain dan supporter dari Koarmada I. Pada menit ke 24, Pajas Koarmada I mampu merobek jaring gawang Ikapens FC. Luapan gembira disambut pukulan dram oleh supporter memeriahkan pertandingan.
Tim Koarmada I masih menyerang tiada henti. Namun beberapa serangan dari Ikapens FC hampir saja merobek jaring gawang Koarmada I. Sang kiper yang posturnya agak gempal dan terkesan santai mampu menahan lajunya serangan. Tak lama berselang wasit meniup pluit pertanda babak pertama berakhir. Aku melihat agak capek juga sang wasit memimpin pertandingan, berlari terus dan termasuk wasit yang jarang mengeluarkan kartu kuning, apalagi kartu merah. Ya, termasuk sabar dalam memimpin.
Pemain menerima arahan dari manager/pelatih
Para pemain rehat sejenak menanti babak kedua. Setiap manager memberikan masukan dan arahan kepada tim kesayangannya. Aku ikut bergabung sesaat dengan tim Koarmada I, namun tak memberikan saran dan masukan akan tetapi Bergabung diantara pemain terlihat Dandenma Koarmada I, tentunya selain sang Manager Mayor Indra, mungkin juga sang Komandan ikut memberikan arahan. Demikian juga manager Ikapens FC, berkumpul mendengarkan arahan sambil minum.
Pemain dari kedua tim sangat bervariasi kriteria pemain. Aku melihat saling berbanding terbalik antara tim tersebut. Untuk tim Koarmada I, tidak sepenuhnya pemain dari Koarmada I. Ada beberapa pemain sekitar enam atau tujuh anak muda dari kampung Sei Nyirih (IPSN) ikut serta bergabung dan membantu tim sepakbola Koarmada I. Memang bagus dan trampil. Lain halnya dengan tim Ikapens FC, bahwa di Pulai Penyalai ada beberapa prajurit Korem 033/WP yang ikut serta membantu dan bergabung dengan tim ini. Aku kenal dianataranya Pajas Korem (pemain bawah), Adc Danrem (Striker), Joshua (Pemain bawah) dan sang leged kiper atas nama Joko. Ada pemain senior temanku juga saudara Heri, pemain lincah dan trengginas. Sangat seru kekuatan pemain dalam tim.
Setelah beberapa menit istirahat, maka wasit meniup peluit untuk persiapaan main babak kedua. Ada pergantian pemain dan so pasti akan terjadi perubahan gaya dalam bermain. Tim Ikapens FC bermain penuh semangat untuk berupaya mengoyak jala kiper dari Koarmada I. Permainan makin seru dan sekali-kali benturan keras tak terhindarkan. Ada dua kubu TNI yang bermain, yaitu TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat. Mentalnya dan semangat juang pastilah sama.
Permainan babak kedua
Seiring waktu berjalan, tim Koarmada I mulai terdesak dengan permainan berubah tanpa arah. Beberapa kali bola hilang dari kaki dan operan yang salah. Fatalnya, posisi lapangan tengah dikuasai oleh pihak musuh. Tim Koarmada I mulai kewalahan menghadapi gencaran serangan. Terbukti pada menit ke - 23, babak kedua, gawang Koarmada I jebol. Suara gemuruh kebahagian muncul dan menambah semangat. Adapun yang menggolkan bernama Sdr Andry yang merupakan ADC Danrem 033/WP. Pertandingan makin seru dan semuanya ngotot ingin menjadi sang pemenang dalam rangka menuju babak Final. Rupanya keasyikan menyerang, bek Koarmada I mulai lengah dan saat bola ditendang kearah gawang Koarmada I, sang kiper yang kurang mampu membaca situasi mencoba menghalau bola yang dikejar oleh striker Ikapens FC, saudara Heri. Kiper ragu-ragu untuk maju. Sudah maju kemudian mundur lagi, akibatnya fatal bola diserobot oleh musuh dan terjadilah gol yang menyakitkan pada menit ke -38, babak kedua. Skor berubah menjadi 2-1 atas keunggulan tim Ikapens FC. Maka semakin panas jadinya permainan. Pihak Koarmada I mencoba memasukkan Farel yang diharapkan mampu merubah ritme permainan. Sersan Farel pemain bagus, namun Aku saksikan permainannya sekali waktu kasar. Dingin tapi seakan membuat musuh bergetar. Permainan mulai berubah. Operan dari pemain baru terarah dan berkelas. Sangat disayangkan agak tekat diturunkan maka tak bisa maksimal. Hingga wasit meniup pluit pertanda pertandingan berakhir maka skor pun tetap tak berubah, yaitu 2-1 untuk kemenangan tim Ikapens dan melenggang mulus masuk final.
Kedua tim rehat usai pertandingan berakhir
Permainan berakhir. Perjuangan tim Koarmada I terhenti pada babak Semifinal. Sudah hebat dan tangguh serta bagus permainannya, namun dewi fortuna belum memihak kepada tim Koarmada I. Beberapa pemain dari kedua tim duduk ditanah sambil melepas lelah dan membuka sepatu. Pastilah ada buliran kecewa plus sedih tim yang kalah dan luapan bahagia bagi tim pemenang tak terbendung. Kedua tim sudah bermain dengan semangat luar biasa. Bravo Zulu buat kedua tim.
Bersama kiper Ikapens FC
Aku sempatkan berjumpa dengan kiper senior dari tim Ikapens FC. Ternyata beliau prajurit Korem 033/WP. Menurut perkiaraanku usia beliau hampir mencapai 40 tahun namun penampilannya luar biasa. Banyak bola-bola sulit yang berpotensi gol tendangan dari pemain Koarmada I, namun mampu beliau tepis dengan baik. Dan, gejolak emosi kami bertemu karena beliau pernah bertugas di Banda Aceh, yaitu bagian Paldam IM. Kantornya bersebelahan dengan tempat tinggalku, yaitu Asrama TNI AD Keraton Banda Aceh.
Membeli makanan otak-otak
Waktu pun berjalan cepat. Aku harus bergegas pulang. Namun sebelum pulang Aku ingin membeli makanan otak-otak. Makanan otak-otak ini merupakan makanan khas Melayu dari Kijang. Bahkan kampung Sei Enam ini terkenal dengan kampung tempat produksi otak-otak. Pada kampung ini terdapat beberapa orang yang menjual makanan enak ini. Aku hanya membeli Rp 50.000,- (sekitar 19 Steem). Cukuplah buat makan dijalan menuju pulang.
Hari ini Aku dapat menyaksikan permainan sepak bola Tim Koarmada I dengan puas. Walau kalah namun setidaknya, kalah terhormat dan tidak terjadi keributan. Kalah dan menang dalam suatu pertandingan merupakan hal yang lumrah. Tak perlu larut dalam kesedihan. Gagal bukan berarti mati. Gagal bukan harus menyepi diri. Namun kegagalan harus dijadikan cambuk menuju kesuksesan di lain hari. Berjanjilah dan tanamkan didalam hati.***
https://maps.app.goo.gl/RqT94xnTmXEZtgBm6?g_st=aw
Salam semangat dari Negeri Gurindam XII RHF @hoesniy
Thank you for posting this on Steem Atlas...
To help improve your posts on Steem Atlas, and increase your chances of winning in the Atlas Challenge, check out these 21 Tips...
Thank you for setting a beneficiary to @steem-atlas, it will help the project grow.