The Diary Game (17 Sepetember 2025) Rutinitas Harian, Keluarga, dan Indahnya Senja di Kampung
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hai sahabat stemians!
Senang sekali bisa kembali menyapa Anda di komunitas luar biasa ini. Semoga saya, Anda, dan kita semua selalu dalam keadaan sehat walafiat. 😄
Oke, kali ini saya ingin berbagi tentang keseharian saya. Kebetulan hari ini saya tidak ada jadwal ke sekolah, dan kondisi kesehatan saya juga kurang baik. Saat ini memang sedang marak penyakit mata. Bahkan bukan hanya keluarga inti saya saja yang mengalami sakit mata, tetapi juga banyak masyarakat di sekitar tempat tinggal rata-rata mengalami gejala serupa, seperti mata merah, perih, dan sensitif terhadap cahaya. Mudah-mudahan segala penyakit 🦠 dipertemukan dengan penawarnya oleh Allah SWT.
Pagi ini saya memulai hari seperti biasa. Setelah melaksanakan sholat Subuh, saya mengantar adik ke sekolahnya, kemudian membereskan sampah yang menumpuk sejak malam sebelumnya. Saya juga memasak telur rebus setengah matang untuk adik-adik saya. Sebenarnya mereka sudah sangat bosan dengan lauk telur dadar, sampai saya pun bingung harus mengolah telur dengan cara apa lagi 😭. Pada akhirnya mereka tetap makan juga, alhamdulillah.
Beberapa saat setelah sarapan, tamu pun datang. Seorang saudara bernama Ninda dari pihak ayah datang menjenguk Amel. Keluarga kami memang sangat harmonis dan selalu menjaga silaturahmi. Mereka senantiasa hadir dalam setiap acara, baik besar maupun kecil, selalu ada bantuan yang diberikan. Dari keluarga ayah, saya belajar untuk ikut serta dalam berbagai acara dan tidak pernah lupa memberikan bantuan, walaupun kecil, karena itu sangat berarti.
Setelah tamu datang, tiba-tiba lagi kedatangan paket yng sudh lama Ninda Nantikan hehehhehe. Serun sama pelembam sudah menjadi bagian dri perawatan wajah Ninda yang uda butuh di perhatiin. Setelah itu mamak pulang dari sekolah. Namun karena kondisi kesehatan mamak dan saya kurang baik, kami sepakat tidak memasak siang itu. Akhirnya pilihan makan siang jatuh pada ayam penyet, hehehe.
Menjelang waktu Zuhur, saya melaksanakan sholat dan beristirahat sejenak hingga tiba waktu Ashar. Setelah itu, aktivitas sore pun dimulai. Sore hari memang sudah menjadi rutinitas kami untuk bekerja bersama. Mamak menyapu, Ninda membersihkan ikan yang dibeli tadi siang, dek Uun mencuci piring, lalu mamak menggoreng ikan sekaligus memasak mie goreng Aceh. Sementara itu, dek Uun juga memandikan dek Nafisa. Saya sendiri bertugas membuang dan membakar sampah di belakang rumah. Biasanya ini pekerjaan mamak, tetapi karena beliau sedang kurang sehat, saya yang menggantikannya.
Setelah semua tugas sore selesai, menjelang Magrib saya sempat berjalan ke kebun belakang rumah. Wah, pemandangan sore itu sungguh indah! Langit berwarna oranye, dan dari kebun belakang rumah terlihat bangunan masjid yang masih dalam proses pembangunan, serta sekolah lama saya yang tetap berdiri kokoh dan terus melahirkan peserta didik berprestasi hingga sekarang. Rasanya sangat menenangkan.
Saya juga melihat pohon kelapa yang ditanam ayah sekitar 15 tahun lalu kini sudah berbuah lebat. Kabar baiknya, pohon kelapa itu tidak terlalu tinggi sehingga mudah dijangkau jika ingin memetik buahnya. Sungguh saya sangat bersyukur masih bisa merasakan keasrian kampung ini. Tempat ini begitu indah dan membuat hati saya tenang.
Saat azan Magrib berkumandang, saya tidak melaksanakan sholat karena sedang cuti. Saya hanya duduk sejenak melepas lelah. Malamnya, sebenarnya saya ingin membuka laptop, tetapi rasa malas justru lebih besar. Akhirnya saya putuskan untuk tidak menyalakan laptop malam ini.
Sebagai gantinya, saya membantu adik-adik. Saya membuatkan susu untuk dek Nafisa agar cepat tidur, karena mamak sudah berangkat ke pengajian. Setelah dek Nafisa tertidur, barulah saya sempat mandi, membersihkan diri, dan menjalankan skincare routine yang tidak boleh ketinggalan.
Saya juga sempat keluar rumah sebentar untuk membeli obat mata karena sudah beberapa hari kondisi mata saya tidak kunjung membaik. Namun saat saya keluar sekitar jam 11 malam, ternyata tidak ada lagi toko obat yang buka. Saya juga tidak berani pergi jauh ke Panton Labu karena waktunya sudah terlalu larut. Akhirnya saya pulang kembali ke rumah.
Ternyata, saat saya pulang, adik saya Amel sedang memasak kangkung tumis, hehehe. Kami pun akhirnya makan malam bersama meski sebenarnya tidak baik makan berat di jam malam seperti itu. Setelah makan, saya membantu Amel untuk ke kamar mandi dan merapikan kamar tidurnya.
Alhamdulillah, semua kegiatan hari ini berjalan dengan baik. Walaupun melelahkan, tetap ada banyak hal yang bisa saya syukuri.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.