Pemeran Utama

Hei, banyak hal yang terjadi di bawah langit ini, terkadang aku, kamu dan kita semua pernah berfikir mengapa keadaan selalu tidak berpihak kepada kita, beranggapan mengapa hanya kita yang selalu di uji.

Sekarang coba lihat kedua tanganmu, perhatikan kembali, kamu hidup di dalam tubuh siapa, dan kau akan merasa bahwa dirimu adalah pemeran utama dalam kehidupan ini. Jika kamu di gigit oleh nyamuk bukan orang lain yang merasakan sakitnya bukan?, dan yaa... begitu juga dengan orang lain, kamu tidak akan mengerti ujian apa yang orang lain alami. Mungkin bagimu yang melihat dunia dengan kedua bola matamu membuatmu merasa bahwa dirimu pemreran utama dalam kehidupan ini, berharap setiap keadaan baik akan terus menghampirimu dengan sendirinya.

Berhenti merasa bahwa hanya kamu yang paling tersakiti, berhenti merasa hanya kamu yang di uji. Layaknya makanan, kamu hanya akan merasakan rasanya ketika kamu makan, namun kamu akan merasakan nikmatnya makanan itu berkali - kali lipat beserta rasa kenyang ketika perutmu lapar. Kamu tidak akan tau nikmat yang Tuhan berikan apabila kamu tidak tau rasa nya kesusahan. Kamu tidak akan tau nikmatnya sehat ketika kamu tidat tau betapa lemanya tubuh ketika sakit. Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan.

Ketika kamu dirundung dalam kesusahan, bagi sebagian orang mereka akan menganggap kamu sebagai sumber masalah. Tidak semua orang akan peduli tentang kesulitan yang kamu alami, di posisi tersebut pasti kamu akan sangat membutuhkan uluran tangan orang lain bukan?.

Jika iya makan lihatlah sekelilingmu, apa yang bisa kamu bantu untuk mengurangi sedikit saja dari beban yang mereka pikul. Ketika kamu menolong orang lain, jangan pernah sekalipun mengharap balasan dari pertolongan yang telah kamu berikan, sering kali kita dapati insan insan yang ketika di rundung masalah mengkit semua hal baik yang dulu dia perlah lakukan. Sering kita mendengar kalimat "Dulu ketika dia susah aku yang tolong dia, sekarang ketika dia sudah berhasil dan kini aku yang kesusahan, sredikitpun dia tidak mengingat jasa yang dulu aku berikan kepadanya". Secara tidak langsung kita telah mengkit perbuatan baik yang dulu kita lakukan, apa yang kita harapkan setelah mengeluarkan kalimat tersebut?, berharap empatinya?, tidak... itu hanya akan membuat luka di hati semakin melebar.

Walaupun demikian budi baik akan selalu dikenang. Sedikit gambaran, ketika kamu menolong orang kecelakaan lalu lintas kamu telah berhasil menolong orang lain, dan ketika kamu mengalami insiden yang serupa, apakah kamu akan berharap orang yang sama akan menolongmu?.
Kusematkan gambar kopi sebagai sandaran dari tulisanku.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
You have been supported by the Team 04: