Berkebun bersama anak-anak

Hagoe's Village: May, 25th 2025
Tiba kembali di hari Minggu akhir pekan, dan aku sangat antusias akan datangnya hari libur ini, dimana aku punya waktu untuk berkebun bersama anak-anak kami.
Di hari lain tentu aku tidak leluasa untuk membereskan kebun kami, karena tugas ku sebagai dokter hewan yang merupakan Aparat Sipil Negara di pemerintahan tentu menjadi prioritas ku sehari-hari.
Sementara saat ini aku sedang giat-giatnya berkebun, setelah banjir di daerah kami sudah mereda, sejak Waduk Krueng Keureutoe difungsikan beberapa bulan yang lalu.
Kebun di depan rumah kami yang berada tepat di pinggir sungai, yang selama ini terlantar sudah bisa dimanfaatkan. Begitu pula dengan halaman belakang rumah kami yang cukup luas, juga sudah bisa digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk berkebun.
Kedua lahan ini sudah mulai aku bersihkan dari rerumputan, dan kemudian mulai aku tanami dengan beberapa macam tanaman sayuran, walaupun hanya dalam jumlah yang sedikit, karena memang untuk konsumsi pribadi, bukan untuk dijual.
Bila untuk dijual, tentu akan berbeda pemilihan komoditinya dan juga volume atau luasan tanaman yang diusahakan.
Daun ubi dari kebun belakang rumah
Pagi ini, aku menuju kebun belakang rumah kami terlebih dahulu untuk membersihkan rerumputan yang sudah mulai tumbuh kembali di beberapa bagian.
Seperti biasanya aku selalu ditemani oleh si bungsu Alvira Ramadhani, yang sangat antusias ikut bersamaku melakukan berbagai aktivitas termasuk berkebun.
Pantas orang-orang berkata bahwa si bungsu benar-benar Anak Ayah, karena dia sangat dekat denganku dan selalu ingin bersamaku dalam berbagai kegiatan.
Seperti lirik lagu dari Heartland yang menggambarkan dekatnya hubungan antara seorang ayah dengan putrinya, begitulah kira-kira gambaran putri bungsuku dengan aku.
Lagu I loved her first dari Heartland. Sumber
Pagi ini kami memetik sejumlah daun kangkung serta daun ubi yang ada di kebun di belakang rumah, untuk kami jadikan sayur dalam menu makan kami.
Daun ubi dan kangkung untuk dimasak
Sesampainya di rumah, kami segera membereskan sayur kangkung dan daun ubi yang kami petik tadi di kebun belakang rumah kami.
Selanjutnya tugas istriku untuk memprosesnya menjadi salah satu menu makanan kami hari ini, yang berasal dari kebun dan kami tanam sendiri.
Dengan adanya sayur-sayuran yang kami tanam sendiri di kebun, bisa memenuhi kebutuhan kami akan sayur-sayuran sehari-hari. Dan otomatis menghemat sebagian biaya untuk belanja kebutuhan sayur keluarga kami.
Dan yang terpenting sayur yang kami konsumsi itu lebih sehat karena di tanam dan diproses tanpa menggunakan pupuk kimia.
Kelapa muda dari kebun belakang rumah
Siang ini, aku kembali ke halaman belakang rumah kami untuk memetik beberapa buah kelapa muda yang ada di kebun kami.
Kelapa muda ini akan kami jadikan minuman segar kami di siang ini. Kelapa muda ditambahkan dengan es batu maka akan menghasilkan minuman yang menyegarkan di siang yang cukup panas ini.
Lagi-lagi, si kecil Alvira sangat senang ke kebun bila kami bisa memetik kelapa muda untuk dijadikan sebagai minuman segar buat kami sekeluarga.
Anak-anak bermain di kebun
Sehabis melaksanakan sholat ashar, aku menuju kebun di seberang jalan rumah kami untuk melanjutkan pekerjaan membereskan kebun kami.
Setelah membereskan kebun di belakang rumah pada pagi hari, sekarang giliran aku membereskan kebun di seberang jalan rumah kami pada sore harinya.
Si kecil Alvira bersama sepupunya juga ikut bersamaku ke kebun. Mereka bermain bersama sampai menjelang waktu magrib. Sementara aku masih dengan aktivitasku membuat bedengan, membuat lobang, menanam ubi serta menyirami tanaman kangkung yang sudah tumbuh di bedengan.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝
