Confessions of Five Geuchik at Rangkah Kupi Coffee ShopsteemCreated with Sketch.

IMG_20250509_115315.jpg

Di sebuah sore yang teduh di sudut Gampong, Warkop Rangkang kupi menjadi saksi pertemuan hangat lima tokoh penting dari lima desa berbeda. Mereka adalah Geuchik Teupin punti, Geuchik Ketapang, Geuchik pante, Geuchik mesjid dan Geuchik kumbang. Duduk melingkar di bawah kipas angin langit-langit yang berputar malas, mereka memesan kopi sanget khas Aceh dan memulai obrolan yang jarang bisa mereka lakukan karena kesibukan masing-masing.

Kadang kita terlalu sibuk ngurus administrasi, sampai lupa ngobrol kayak begini, ucap Geuchik teupin punti sambil menyulut rokoknya. Ia dikenal sebagai sosok tua yang bijak dan sering menjadi tempat bertanya bagi geuchik lainnya.

IMG_20250509_115313.jpg

Geuchik Ketapang, yang lebih muda dan energik, mengangguk. Betul, pak. Saya beberapa minggu ini pusing atur BLT. Warga banyak yang protes soal pembagian, padahal data dari pusat juga enggak selalu akurat.

Geuchik pante menyahut sambil mengaduk kopinya, Di pante juga begitu. Tapi yang lebih ribet sekarang itu masalah air bersih. Pipa induk rusak lagi, padahal baru dua bulan diperbaiki.

Percakapan terus bergulir. Geuchik mesjid, yang dikenal karena kedekatannya dengan tokoh agama dan ulama, mengeluhkan soal generasi muda yang mulai jauh dari surau. Anak-anak sekarang lebih betah di main game daripada di menasah atau di tempat pengajian. Kita harus cari cara supaya pendidikan agama jalan tanpa harus memaksa.

IMG_20250509_115311.jpg

Geuchik kumbang, yang daerahnya berbatasan langsung di pertengahan, menambahkan masalah lain. Kalau saya, tantangann6a itu konflik lahan. Banyak warga kita yang ladangnya tumpang tindih dengan kawasan lain. Pemerintah kabupaten belum kasih solusi yang jelas.

Kelima geuchik itu saling bertukar cerita dan tawa, meski isi pembicaraan penuh dengan keluhan. Namun justru di sinilah kekuatan dari pertemuan mereka, sebuah ruang aman untuk saling curhat, mencari dukungan dan mungkin merancang kerja sama lintas Gampong.

Akhirnya pertemuan itu berubah tekad. Lima geuchik, lima desa satu niat. Membangun kampung bukan hanya dengan program, tapi juga dengan kebersamaan.

We invite you to support @pennsif.witness for across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here

C3TZR1g81UNaPs7vzNXHueW5ZM76DSHWEY7onmfLxcK2iQCW3x9n2uynVMGW3wmT9DUY3tkL5yKqreL6eXfh8wAstP8uJhgF1re5crbeDud2G1F9PgppiRC.png