¡Lo logré! 🎓
Hai sahabat stemians semuanya, selamat datang di blog saya @suryati1 semoga kabarnya pada sehat dan bahagia semuanya ya, Alhamdulillah saya juga sehat.
Saya sangat berterima kasih sekali kepada sahabat @noelisdc sebagai moderator di Recreative steem yang telah menyelenggarakan kontes yang luar biasa dan saya ingin sekali berbagi kisah bersama teman-teman semua, semoga kisah saya menjadi kisah yang tidak pernah dialami oleh orang lain.
Saya juga ingin mengundang beberapa teman saya untuk ikut berpartisipasi di sini dan berbagi kisahnya dan bisa diambil pelajaran oleh siapa pun @ulfatulrahmah, @megaaulia,@teukuipul87
Acara wisuda merupakan sesuatu hal yang sangat istimewa dan siapa pun pasti akan sangat senang untuk mengikuti acara tersebut, apalagi perayaan seperti ini tidak dilakukan di setiap tahunnya, acara yang hanya dilakukan ketika kita sudah menamatkan sebuah perguruan dan akan mengambil hasil dari yang sudah kita jalankan.
Dulu aku juga pernah ikut wisuda saat tamat kuliah dan aku sangat bahagia sekali karena sudah berhasil menyelesaikan kuliahku, cuma aku merasa sangat sedih ketika kedua orang tua ku tidak bisa menghadiri acara tersebut karena beliau sudah tua dan sakit-sakitan, jadi aku tidak mungkin memaksanya untuk hadir di acara tersebut.
Lagi pula ekonomi keluarga kami saat itu begitu sulit dan juga sedang terjadi konflik darurat militer yang sangat menakutkan waktu itu, jadi aku hanya bisa pasrah saja dan undangan juga hanya untuk satu orang saja yang boleh menemani di dalam gedung wisuda.
Undangannya juga sudah di minta belikan orang untuk keluarganya supaya bisa masuk dua-duanya karena keluarga saya tidak hadir, akan tetapi saya menolak dan undangan itu saya berikan untuk teman saya untuk menemani saya di dalamnya nanti. wisuda berjalan dengan lancar bahkan saat saya ingin mengambil foto yang sudah dicuci.
Saya malah tidak mengenali diri sendiri, terakhir saya ingat kalau baju yang saya pakai warna ungu dan berdiri di depan, akhirnya setelah saya mutar-mutar mencari dan dapat, rupanya wajah saya sangat berubah sekali dan saya tidak pernah terpikirkan akan hal tersebut.
Namun sayang foto wisuda saya tidak ada satu pun lagi yang tersimpan di handphone saya, dan foto tersebut sudah berada jauh di pulau dan tidak mungkin lagi saya bisa memilikinya, karena kisah yang sangat memilukan waktu itu
Nah.... sekarang saya ingin berbagi kebahagiaan dengan wisuda anakku yang pertama, dia bersekolah di SMK Farmasi Citra Bangsa Panton Labu, anakku tergolong anak yang sangat cerdas, bukannya sombong dan ingin pamer akan tetapi semenjak dia sekolah TK, SD, SMP sampai SMK dia selalu dapat juara
Dia juga dapat juara musabaqoh di pondok pesantren yang pernah bersekolah di sana, banyak prestasi yang dia raih bahkan sekarang dia tinggal di pondok pesantren masih juga menjadi juara 1 namun terkadang dapat juara 2 juga kalau dia kurang fokus belajar.
Saat dia wisuda telah menyelesaikan sekolahnya di SMK Farmasi, aku merasa sangat bangga dan juga bahagia,anakku hari itu wisuda dan mendapatkan banyak piala. Setelah itu anakku tidak kuliah karena sesuatu hal dan dia akhirnya masuk pesantren.
Aku menginginkan dia menjadi anak yang Soleh dan bisa membimbing adik-adiknya ke jalan syurga jika aku tiada nanti, aku juga tidak ingin dia terlalu mengejar dunia karena itu hanya sementara saja, bukannya egois, saya sendiri saja yang sudah kuliah malah ijazahnya harus pakai ijazah SMA untuk ikut seleksi PPPK.
Menjadi seorang ustadz juga bisa menghasilkan uang, asalkan kita mau berusaha dan tidak bermalas-malasan dalam mencari nafkah namun setidaknya kita tahu mana yang halal dan yang haram, bukan berarti yang tinggi sekolah tidak tahu akan halal dan haram karena mereka juga belajar agama.
Semua itu berasal dari dalam diri kita masing-masing, mau berjalan di jalan yang mana karena hidup itu adalah pilihan. aku juga tidak pernah berfikir bahwa melakukan hal tersebut merupakan hal yang sia-sia karena momen seperti ini tidak selalu kita rayakan, menghabiskan sedikit uang itu tidak masalah yang penting sesuai dengan kemampuan saja, itu sih menurut ku.
Anak-anak ku yang lain juga sudah di wisuda saat mereka tamat sekolah taman kanak-kanak (TK) dan aku juga sangat bangga pada mereka semua lulus dengan nilai yang bagus, sampai sekarang mereka masih mengukir prestasi dan itu berkat kerja keras dan ketekunan mereka.
Sebenarnya saya tidak pernah memaksa mereka untuk harus juara akan tetapi kalau mereka mampu kenapa tidak.
Sekian partisipasi saya di kontes yang sangat luar biasa ini, terimakasih sudah singgah dan meluangkan waktunya untuk membaca postingan ku ini.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Terimakasih temanku atas dukungannya 🙏🌹
Hola amiga gracias por participar, oye tu historia de graduación fue un poco triste por todo lo que estaba pasando en ese momento, tus padres enfermos y también la situación del país, ese momento de logro se quisiera compartir con las personas que más amas, pero a veces la situación es complicada, igual lo superaste y reviviste ese momento con tus hijos, como madre es el instante más hermoso, ver que nuestros hijos han logrado cada etapa que se les presenta en el camino, esto demuestra que lo estamos haciendo bien y que debemos seguir apoyandolos en cada una de sus metas.
Fue un gusto leerte 🤗
Terimakasih temanku atas komentar baiknya, itulah yang saya rasakan waktu itu ketika kita wisuda namun tidak ada orang tua seperti teman yang lain membuat kita sedih, namun karena besarnya rasa cinta kita kepada orang tua sehingga kita harus berbesar hati menerima bahwa mereka tidak datang bukan karena tidak mau, akan tetapi karena sakit dan faktor ekonomi serta konflik darurat yang membuat resah semua warga masyarakat