Warna-warni perjalanan mengantar istri ke Bandara Hang Nadim Batam

in STEEM FOR BETTERLIFElast month

Hello rekan-rekanku steemian. Apa kabarnya. Semoga sehat dan tetap menulis kisah-kisah indah dan bermanfaat. Aku hadir lagi dengan kisah menarik. Jangan lupa dibaca ya. Ok, terima kasih. Begini kisah dibuka:

1001316569.jpg

Sekitar dua puluh satu hari istriku datang menjengukku di Kota Tanjungpinang. Aku berdinas di Koarmada 1. Rasa bahagia hari-hari bersama menjadi momen indah tak ternilai harganya. Kemana saja berdua. Jalan-jalan mengitari kota Tanjungpinang, ke daerah Wisata Telaga Biru Kabupaten Bintan dan menikmati karya artistik 1000 patung serta makan bersama di tepi laut sembari saling berbagi kisah mengisi waktu bersama.

Waktu pun berjalan tak terbendung. Akhirnya, saat kembali ke Medan tiba. Tiket pesawat yang telah dipesan tanggal 1 September 2025. Namun demikian, Aku akan ke Batam lebih awal karena ada agenda bermain sepak bola di Lapangan Polda Kepri. Aku putuskan Jum’at sore (29/8/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

Hari itu usai salat Jum'at, kami mempersiapkan diri barang-barang yang akan dibawa. Kami ke Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Kota Tanjungpinang diantar oleh anggota Bintal. Serda Jefri. Mobil Terrios yang mengantar berjalan pelan. Tak jauh jaraknya, maka santailah. Setelah tiba di Pelabuhan, rupanya terdapat salah satu barang ada yang ketinggalan. Mobil telah kembali. Waktu yang tersisa sedikit lagi. Putuskan naik ojek pulang dan kembali ke Pelabuhan. Istriku sudah menanti di Pelabuhan. Aku telah kembali ke Pelabuhan dan berlari mengejar waktu. Usia tua membuat Aku lebih mudah lelah. Tarikan nafas tak beraturan. Aku tiba dipelabuhan tepat waktu. Sekitar lima menit kapal belum lepas tali.

1001342048.jpg

Suasana dalam kapal

Aku dan istri sudah duduk dikursi. Penumpang penuh. Hari Jum'at selama ini ramai warga yang ke Batam dengan seribu satu rangkaian kegiatan yang berbeda. Penyeberangan sangat nyaman. Tak ada angin kencang dan gelombang yang kuat bergoyang. Penumpang dapat tidur nyenyak. Hanya sekali waktu kapal berayun kuat tatkala berpapasan dengan kapal lainnya.

Akhirnya, kapal merapat di Pelabuhan Telaga Punggur Batam. Kami tiba disaat waktu ashar hampir tiba. Musalla Ar-Rahim tempat salatnya. Aku ambil kesempatan azan ashar. Pelaksanaan salat pun berlangsung dengan lancar dan baik. Mobil yang menjemput kami sudah terlebih dahulu parkir dan kami merapat ke mobil serta naik kemudian meluncur meninggalkan pelabuhan dan menuju King Hotel tempat kami bermalam.

1001342065.jpg

*Berada di King Hotel Batam *

Perjalanan menuju Hotel menempuh waktu sekitar dua puluh menit. Agak jauh juga. Kota Batam menjelang senja ramai kendaraan berlalu lalang. Jalannya luas. Ada jalan yang bisa dilewati lima kendaraan. Menurutku, kota ini sudah dapat disebut kota metropolitan mini. Tak lama berselang kami tiba di hotel. Hotelnya terletak di atas bukit. Jalan menuju lobi tempat perhatian mobil menurun tajam. Pastilah saat keluar mobil harus mendaki tinggi. Kami sudah masuk kelobi hotel. Temanku dengan baik hati membantu tempat kami berteduh. Kami mendapatkan kamar nomor 707. Artinya, lantai 7 kamarnya. Oh iya, dari dalam kamar kita dapat melihat indahnya kota Batam menjelang senja. Bangunan tinggi terpandang jelas. Pada waktu malam kita dapat melihat perumahan warga dan perkantoran lainnya. Kami dengan jelas melihat Hotel Aston Batam yang berdiri gagah dan indah dengan bermandikan cahaya. Luar biasa.

Tubuh masih terasa lelah. Semangat bersama istri tak memudar. Kami berkemas-kemas pakaian. Rencana selanjutnya agenda makan malam. Waktunya adalah usai salat isya. Perut mulai berulah. Sabar. Waktu keluar kesepakatan usai salat isya. Perut sekali-kali bernyanyi karena lapar mulai menyerang. Malam ini kami makan diluar. Ingin melihat suasana malam di Kota Batam. Usai salat isya, sekitar pukul 19.30 WIB kami meninggalkankan hotel. Setelah berputar-putar, akhirnya kami berhenti disalah satu rumah makan yang menarik hati dan selera menunya. Menunya terlihat dari dalam mobil, karena ada standup banner. Kami mampir.

1001342085.jpg

Suasana di Rumah Makan

Suasana rumah makan ini asyik dan nyaman. Saat itu belum ramai yang singgah. Rumah makan ini minimalis namun ditata secara apik. Ada lukisan indah yang terpajang pada dinding. Kami sudah memesan makanan dengan selera yang berbeda. Sengaja, karena nanti saling tukar makanannya. Sekitar tiga puluh menit kami makan malam. Sebelum meninggalkan rumah makan, tentunya setelah membayarnya, kami sempatkan berfoto disalah satu tempat yang banyak terpajang asesoris mainan dengan berbagai bentuk. Ada mainan mangkuk, ceret, vespa, menara, becak, bunga dan juga kapal phinisi (kapa layar tiang tinggi). Kami mengabadikan gambar dengan memegang kapal phinisi sebagai bagian dari merangkai bahagia. Mungkin karena Aku prajurit laut, maka kapal menjadi pilihan hati.

Selama empat hari dan tiga malam kami berada di Batam. Tapi tak banyak kami berjalan. Tak ada healing. Tak ada shoping. Khusus hari Sabtu dan Minggu (30 - 31 Agustus 2025) sang istri menemani diriku bermain sepak bola. Ya, pertandingan sepak bola mengikuti kegiatan Urawa Batam Cup U-40 dan U-50. Pertandingan U-40 dilaksanakan pada hari Sabtu dan U-50 dilaksanakan pada hari Minggu. Kegiatan tersebut dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Artinya, istriku hadir setiap waktu untuk menyaksikan dan menemaniku bermain sepak bola seharian di Lapangan Satya Haprabu Polda Kepulauan Riau.

Waktu sangat cepat berputar. Kami sudah berada di tanggal 1 September 2025. Waktu istriku harus kembali ke Medan. Berpisah denganku dan berkumpul bersama anak-anak kembali. Kebahagiaan demi kebahagiaan terukir indah. Tentunya, sang istri tidak mungkin berlama-lama mendampingiku. Anak yang ditinggal di Medan masih butuh belaian dan tumpahan kasih sayang dari salah satu orang tua. Pesawat Citylink pukul 14.45 WIB dengan nomor penerbangan CG 922 akan memberangkat sangat istri ke Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang.

1001324953.jpg

Sarapan pagi di Restoran Hotel

Seperti biasa, pukul 06.30 WIB kami turun dari kamar hotel menuju restoran untuk sarapan pagi. Saat tiba direstoran, banyak tamu hotel asyik makan. Kami segera mengambil makanan dan minuman. Selain makan dan minum, ada juga buah-buahan dan kue yang dapat kita nikmati. Sarapan pagi lauknya enak dan sedap. Ini hari terakhir kami sarapan pagi di King Hotel. Hari ini akan chek out. Usai sarapan pagi kami kembali ke kamar 707 untuk persiapan chek out dengan menyusun barang-barang dan perlengkapan lainnya yang akan dibawa.

Kami meninggalkan King Hotel pada pukul 10.30 WIB, 1 September 2025. Memang penerbangan masih lama, yaitu 14.45 WIB. Kami terlebih dahulu mampir untuk minum kopi dan makan Mie Tarempa di daerah Batam Centre. Tak jauh dari hotel, sekitar kurang lebih 20 menit telah tiba. Ingat Mie Tarempa, secara spontan menghadirkan jiwa ragaku yang pernah tugas di Lanal Tarempa tahun 1998 hingga 2001. Paling tak terlupakan kenangan indah tersebut anak gadisku (anak pertama) lahir tahun 2000 di Tarempa, Kabupaten Natuna (Kini Kabupaten Anambas).

Usai makan, perjalanan lanjut ke Bandara, dengan terlebih dahulu salat dhuhur di Masjid Tanjak Batam. Masjid ini sangat dekat dengan Bandara dan salah satu masjid kebanggaan warga Batam. Nah, selesai salat tanpa berlama-lama kami menuju Bandara. Salah seorang teman yang bertugas di protokoler Bandara membantu untuk penyelesaian chek in. Barang sudah masuk bagasi semuanya. Orangnya pun secara perlahan bergeser keruang tunggu penumpang pesawat Citylink di gate A3.

Aku menemani istri sampai diruang tunggu. Sambil bercerita kisah-kisah indah dan lucu. Tak ada kisah susah selama sang istri menemaniku. Mensyukuri nikmat Tuhan beri dapat 21 hari mendampingi suami yang bertugas di kota Tanjungpinang. Tak lupa foto bersama hadir disetiap sudut, termasuk di Bandara Hang Nadim Kota Batam.

1001342164.jpg

Berada di Bandara Hang Nadim Batam

Tiba-tiba panggilan buat penumpang yang akan ke Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang dipanggil untuk masuk pesawat. Nah, Aku dan istri harus berpisah. Pastilah kesedihan mengepung diri kami berdua. Peluk dan cium kasih sayang melepas kembalinya istri ke Medan. Pandangan kami tak berkedip. Saling menahan rasa rindu sembari menahan kuat agar tak berlinang air mata tumpah menyirami lantai Bandara. Perlahan sang istri hilang dari pandangan. Akhirnya, air mata tumpah juga namun tak sempat jatuh dilantai karena segera dihapus. "ih, tua-tua cengeng juga," kataku dalam hati.

Selamat mengarungi angkasa Jannatikoe. Selamat tiba dirumah dalam ridha dan lindungan dari Allah SWT. Bismillahi majreeha wa mursaha

Salam rindu dari Negeri Segantang Lada @hoesniy

Sort:  

TEAM 8

Congratulations! Your post has been upvoted through @steemcurator08. Good post here should be..

Women Alliance_20250829_141237_0000.jpg

Curated by : @ okere-blessing