The Diary Game (Kamis, 10 April 2025) Mengusir Monyet Menjauhi Kebun Kakao
سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Saat saya memulai aktivitas pada pagi hari dengan membuka pintu warung usaha fotocopy dan penjualan alat-alat tulis, saya ditemani oleh seekor kucing yang baru pertama kali saya lihat di lingkungan tempat tinggal saya. Badannya gempal dan memiliki ekor yang sangat panjang serti mirip macan tutul. Walaupun masih terasa asing namun kucing tersebut tampak sudah akrab dengan saya sambil mengitari kaki saya mengelus-eluskan bulunya. Tetangga saya mencoba memanggil kucing tersebut karena perawakannya yang menggemaskan, tetapi dia tidak mau beranjak sedikit pun dari kaki saya.
Kemudian saya menerima orderan fotocopy yang datang dari Sekolah Dasar Negeri 1 Nisam. Berkas fotocopy tersebut adalah contoh soal olimpiade sains yang dibagi-bagikan kepada siswa yang terpilih yang akan mengikuti olimpiade tersebut. Untung saja mesin fotocopy saya telah saya isi toner tadi malam, sehingga saya bisa langsung mengerjakannya dengan jumlah permintaan yang banyak. Pegawai tata usaha sekolah yang menyerahkan berkas soal tersebut bergerak mencari makanan dan minuman yang diberikan kepada guru di sekolah sambil menunggu saya menyelesaikan pekerjaan fotocopy yang dibawanya.
Hari ini saya telah sepakat dengan seorang teman saya Abdul Adib akan mengusir kawanan monyet yang sering datang ke kebun mengganggu tanaman kakao saya. Kawan saya tersebut memiliki sepucuk senapan angin jenis PCP, sedangkan saya mencoba akan meminjam senapan milik penjaga kebun saya Muhalim yang milik dua pucuk senapan angin. Saya sudah lama mengidam-idamkan untuk memiliki senapan angin jenis PCP tersebut untuk digunakan saat pergi ke kebun. Saya tidak bermaksud menggunakan senapan untuk membunuh monyet, melainkan hanya untuk mengusir mereka agar menjauh dari kebun kakao milik saya.
Setelah mengisi nitrogen dalam tabung senapan, saya dan Abdul Adib sama-bergerak ke kebun untuk mengusir monyet. Tetapi sampai disana tidak ada satupun monyet yang kelihatan diatas pohon karena disana sedang banyak orang yang sedang menyaksikan mesin pemotong padi memanen padi di sawah. Lagi pula suara mesin pemotong sangat kasar sehingga membuat kawanan monyet ketakutan. Melihat ada mesin pemotong padi yang mengeluarkan suara ribut, lalu Abdul Adib mengajak saya menyeberangi bekas rawa-rawa untuk bisa mencapai kebun warga yang dipenuhi oleh semak-semak.
Awalnya saya merasa ragu-ragu untuk menyeberangi bekas rawa-rawa tersebut karena saya merasa takut ada ular atau pun lintah yang menurut kata orang-orang sangat banyak di bekas rawa-rawa tersebut. Karena Abdul Adib berjanji melindungi saya dari binatang yang saya takutkan maka saya mencoba untuk menyeberangi bekas rawa-rawa demi menjaga keselamatan buah kakao di kebun saya. Saya dan Abdul Adib baru tahu bahwa monyet memiliki insting yang sangat tajam. Bila melihat ada orang yang menenteng senapan maka mereka akan bersembunyi dibalik semak-semak yang lebat untuk menghindari dari pandangan kita supaya tidak bisa terlihat lagi.
Namun begitu saya merasa lega karena dengan menenteng senapan saja membuat monyet menghindar ke tempat yang lebih jauh. Dengan begitu setidaknya membuat kebun kakao saya aman dari gangguan monyet. Justru itu yang saya inginkan sebab saya tidak ada sama sekali untuk menghabisi meteka karena tidak tega dan menimbulkan rasa kasihan. Saya maunya kebun kakao terbebas dari gangguan monyet dan mereka bisa bisa hidup bebas di hutan belantara yang jauh.
Berjalan kaki naik bukit turun bukit membuat saya sangat lelah, sebab saya sudah lama sekali tidak berjalan kaki lagi dalam jarak yang jauh. Setelah beristirahat sebentar, dari kejauhan saya mendengar bahwa sebentar lagi akan terdengar suara kumandang azan magrib. Saya mengajak Abdul Adib untuk segera pulang karena sudah menjelang malam.
Demikian cerita singkat saya dalam tajuk The Diary Game pada edisi kali ini. Terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Semua foto yang ditampilkan disini diambil dengan iPhone 12 Pro Max saya.
Salam hormat,
@yuswadinisam
About Me

Click here
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Share to X (twitter)
Congratulations! This post has been upvoted through steemcurator08. We support quality posts, good comments anywhere, and any tags.
Curated by @miftahulrizky