The Diary Game (Selasa, 15 April 2025) Mengantar dan Mendaftarkan Anak ke Balai Pengajian Baru
سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Pagi ini saya membuka pintu warung usaha fotocopy dan penjualan alat-alat tulis pada pukul 06:30 karena sudah berjanji dengan pegawai tata usaha Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Nisam yang akan mengambil hasil fotocopy naskah soal ujian yang saya kerjakan mulai kemarin hingga tadi malam. Dari tahun ke tahun hingga sekarang ini proses pengerjaan fotocopy naskah soal ujian milik sekolah tersebut selalu begitu, malamnya saya selesaikan semuan pengerjaan fotocopy dan paginya akan diambil. Sebenarnya saya tidak terlalu memikirkan jam berapa mereka akan mengambilnya, yang penting saya sudah menyelesaikan semua fotocopy naskah soal sesuai dengan permintaan pihak sekolah.
Setelah menyapu lantai di ruangan kerja warung usaha fotocopy dan mengeluarkan dua buah rak barang yang memiliki beban berat, lalu saya mengemas hasil fotocopy naskah soal ujian ke dalam dus kertas HVS karena sebentar lagi akan diambil. Selanjutnya saya memberi pelayanan kepada konsumen anak-anak sekolah yang mulai datang untuk membeli kebutuhan alat-alat tulis dan keperluan fotocopy rangkuman tugas yang akan dikerjakan di sekolah. Setelah saya membeli kopi bungkus dan kue untuk sarapan, barulah pegawai tata usaha Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Nisam datang mengambil hasil fotocopy naskah soal ujian pada pukul 07:15.
Hari saya kembali menerima laporan dari tetangga kebun saya yang mengabari bahwa kawanan monyet memasuki kebun saya lagi. Saya tidak tahu bagaimana mengatasi serangan monyet terhadap tanaman kakao saya. Anehnya bila saya membawa senapan angin ke kebun tidak ada seekor pun monyet tampak disana, mereka hilang bak ditelan bumi. Pernah saya mencari jejak monyet sampai ke seberang kebun dengan seorang teman menggunakan senapan angin jenis PCP, tetapi tidak seekor pun yang kami temui disana. Hampir semua batang pohon tinggi kami pantau tetapi tetap saja tidak ada.
Saya pernah mendengar dari orang-orang tua bahwa monyet memiliki insting dan naluri bersembunyi yang sangat lihai. Bila mereka melihat kita membawa senapan dan tahu ingin mengusik mereka maka mereka cepat-cepat akan turun dari pohon bersembunyi di bawah didalam semak-semak tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Untuk menyiasatinya maka harus dilibatkan anjing untuk mencari mereka didalam semak-semak agar naik ke atas pohon lagi dan mudah terlihat. Biarpun monyet-monyet ini terasa sangat mengganggu bagi tanaman kakao saya, tetapi saya tidak sampai hati menyakiti dan membunuh mereka. Saya membawa senapan hanya untuk menakuti saja supaya mereka tidak datang lagi ke kebun kakao saya.
Lalu saya mengambil cangkul untuk membersihkan rumput yang telah tumbuh tebal dari tanaman cabai. Pekerjaan menyiangi rumput membuat tubuh saya mengeluarkan keringat yang sangat banyak hingga membasahi baju yang saya kenakan. Satu persatu tanaman cabai saya bersihkan dari rumput, lallu mengikis tanah untuk digemburkan dan saya tumpuk pada pangkal tanaman cabai supaya perkembangan pertumbuhannya bisa maksimal. Saya menanam tanaman cabai bukan untuk dikomersilkan, melainkan hanya untuk kebutuhan dapur memasak di rumah. Saya sengaja tidak memberi tahu menanam tanaman cabai di kebun agar dia terkejut dan heran saat membawa pulang buahnya nanti.
Malam harinya saya mengantarkan anak perempuan bungsu saya ke balai pengajian yang baru di Desa Peunayan yang dipimpin oleh Teungku Haddin Zulkanaen. Saya mendaftarkan anak saya ke balai pengajian tersebut karena di balai pengajian yang lama sudah tidak memungkinkan lagi belajar mengaji yang seumuran dengan anak saya. Di balai pengajian yang baru sudah diajarkan kitab arab yang membahas tentang ilmu tauhid dan hukum-hukum dalam islam.
Agar mendapat keberkahan dari Allah, pada saat membawa anak saya untuk didaftarkan di balai pengajian ini turut saya bawakan nasi ketan untuk dilakukan prosesi “Peusijuek”. Saya merasa sangat terharu saat prosesi “peusijuek” ini dilakukan sambil membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagian nasi ketan yang saya bawa ini dibagi-bagikan kepada santri yang mondok di balai pengajian tersebut. Setelah anak saya melakukan perkenalan kepada teman-teman barunya, pada pukul 10:00 saya dan anak pulang ke rumah untuk istirahat tidur malam.
Demikian cerita singkat saya dalam tajuk The Diary Game pada edisi kali ini. Terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Semua foto yang ditampilkan disini diambil dengan iPhone 12 Pro Max saya.
Salam hormat,
@yuswadinisam
About Me

Click here
Share to X (twitter)
Thank you very much @fantvwiki and @steemcurator06 for supporting my post