Cepatnya waktu berganti...

Hagoe's Village: Sept, 13th 2025
Tanpa terasa sudah tiba kembali di sabtu akhir pekan. Begitu cepat rasanya waktu berganti ditengah kesibukan orang-orang di era digital saat ini.
Kalo mengacu pada beberapa pendapat ulama yang merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW bahwa : Tidak akan datang kiamat sehingga waktu semakin berdekatan, setahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti sesaat, dan sesaat terasa hanya sekejap.
Begitu pula dengan hadits-hadits yang lain yang bermuara pada kesimpulan bahwa saat ini sedang berada di era atau masa-masa akhir zaman. Wallahu'alam bissawab...!
Di kebun
Sementara mengacu pada hadist yang lain bahwa : Jika hari kiamat tiba, sementara di tangan salah seorang dari kalian ada bibit kurma kecil, maka jika ia mampu untuk tidak beranjak hingga menanamnya, hendaklah ia melakukannya.
Artinya, kewajiban kita sebagai manusia untuk tetap berusaha dan berkegiatan selayaknya manusia, walau apapun yang akan terjadi.
So, aku hari ini aku akan kembali melanjutkan kegiatanku untuk membereskan kebun kami, terutama kebun di seberang jalan rumah kami atau yang berada di pinggir sungai.
Sedangkan kebun yang ada di halaman belakang rumah kami, sudah agak terlantar dan ditumbuhi oleh banyak rerumputan, karena aku tidak sempat mengurusnya.
Beberapa tanaman tomat pun sudah tidak berbuah lagi dan sudah mati. Sedangkan beberapa tanaman di kebun seberang jalan rumah masih ada dan perlu perawatan agar bisa tumbuh dan berproduksi.
Membuat mulsa
Selain membersihkan rerumputan yang ada di kebun, pagi ini aku juga membuat mulsa untuk tanaman terong dan cabe yang ada di kebun seberang jalan rumah kami.
Aku memanfaatkan batang pisang yang ada di kebun sebagai mulsa untuk mengendalikan gulma, meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah, serta menjaga kelembapan dan suhu tanah.
Untuk membuat mulsa bagi tanaman, kita bisa menggunakan beberapa bahan yang ada seperti daun bambu, daun kayu kering, jerami, sabut kelapa dan lain-lain. Karena aku sedang memotong dan menyingkirkan beberapa pohon pisang maka aku menggunakannya sebagai bahan untuk membuat mulsa.
Ponakan kami
Ponakanku yang sedang berada di rumah neneknya, karena ibunya sedang ada jadwal mengajar di sekolah, ikut bersamaku ke kebun kami.
Dia asyik bermain handphone diatas hammock yang ada di kebun, yang sebenarnya aku kurang setuju dengan kebiasaan untuk memberikan handphone pada anak-anak.
Aku tidak memberikan handphone pada anak-anak kami sampai itu memang dibutuhkan saat mereka sudah bersekolah. Tetapi bagi orang lain, aku hanya bisa memberikan saran saja, walaupun nantinya saran tersebut tidak diikuti atau dilaksanakan.
Kelapa untuk santan
Yah, ambilin kelapa lah...! Pinta istriku agar aku mengambil beberapa buah kelapa, karena istriku akan memasak dengan menggunakan santan kelapa.
Aku pun mengambil dua buah kelapa yang sudah tua, lalu membukanya agar bisa didapatkan santannya dengan cara "diperas", yang akan digunakan oleh istriku untuk memasak di siang ini.
Pemasangan bowplank
Siang ini akan dilakukan pemasangan bowplank di lokasi pembangunan rumah adik kami. Sehingga aku melihat-lihat sebentar kegiatan pengukuran dan pemasangan bowplank ini.
Para pekerja atau tukangnya sudah datang dan kemudian segera mengukur serta memasang bowplank atas persetujuan dan konsultasi dengan ayah kami.
Kopi espresso
Ketika istriku mau ke pasar untuk berbelanja, aku meminta agar dibelikan segelas kopi espresso panas tanpa gula, karena aku belum minum kopi sejak pagi tadi.
Yes, meskipun berada di rumah, tetapi ngopi jalan terusss....! 🤭
Yang penting tetap terukur agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatanku, yang tahun ini sudah mencapai 50 tahun.
Kuah batang pisang. Video reels
Rencana awal dari istri untuk memasak Kuah santan (Kuah Leumak) tidak jadi dilaksanakan, karena ibuku memasak Kuah batang pisang dalam jumlah banyak di siang ini, dan kami akan diberikan kuah ini nantinya.
Sudah menjadi kebiasaan ibu kami dan keluarga besar kami, jika ada yang memasak kuliner tertentu dalam jumlah yang banyak maka akan dibagi-bagikan kepada anggota keluarga yang tinggal berdekatan.
Saat melakukan land clearing untuk pembangunan rumah adik, ibuku meminta agar batang pohon pisang tidak dibuang karena bagian tengah batang pisang bisa diolah menjadi kuliner tradisional yang spesial.
Memasaknya dengan menggunakan santan kelapa dan ditambahkan dengan udang sehingga rasanya gurih dan enak. Dan kuliner ini sebenarnya adalah kuliner legend dari para orang-orang terdahulu termasuk ibu kami.
Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kuliner seperti ini sudah banyak ditinggalkan oleh orang-orang atau generasi sekarang.
Ibu kami memasak kuliner ini dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar dan menggunakan wajan besar yang bisa memasak dalam jumlah yang banyak sehingga nantinya bisa dibagikan kepada anak-anaknya, termasuk keluarga ku.
Keripik singkong
Aku hanya istirahat saja di siang ini setelah makan siang dan sholat Zuhur. Aku juga merampungkan postinganku untuk hari ini agar aku tetap produktif di steemit.
Selebihnya aku hanya menonton YouTube didalam kamar untuk mengikuti perkembangan politik nasional, dengan ditemani keripik singkong pemberian dari kakakku yang baru kembali dari Banda Aceh, tadi malam.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@ alee75

Want to grow faster on Steemit? Try www.pussteem.com – the first platform that lets you use $PUSS tokens to power up your posts. For just $0.50, you can receive $10 worth of upvotes through our curated support system.
➤ Learn more: Unlock the Power of Your Steemit Journey
➤ Step-by-step guide: How to Get Started -Video Tutorial
Join the movement – boost your visibility, earn more, and grow with Pussteem!
:globe_with_meridians: https://pussteem.com
Join with us on Discord: https://discord.gg/g4KWCtFJbk
Hello @alee75! 👋