One Picture And One Story Week#95

Hai sahabat stemians semuanya, selamat datang di blog saya @suryati1 semoga kabarnya pada sehat dan bahagia semuanya ya, Alhamdulillah saya juga sehat dan hari ini saya kembali lagi mengikuti kontes yang sudah lama saya tunggu-tunggu.

Terimakasih buat saudari @suboohi yang sudah sudi menyelenggarakan kembali kontes yang sangat luar biasa ini dan saya juga melihat banyak teman-teman yang sudah duluan ikut berpartisipasi, dan hari ini saya juga tidak mau ketinggalan untuk berada diantara teman-teman yang lain.

Saya juga ingin mengundang beberapa teman saya yang lain untuk ikut berpartisipasi bersama saya @ikwal, @hafsasaadat90, @dekna1992 yuk ikutan bergabung disini.

Ketika ajal menjemput maka tidak ada satu pun yang bisa luput dari ketentuan-Nya dan semuanya juga sudah tertulis di takdir kita jauh di lauhul Mahfudz, ajal memang tidak tertulis dikalender dan tidak ada yang tahu itu kapan.

Oleh karena itu kita sebagai manusia yang sudah hidup maka kita juga harus siap untuk mati, dan untuk mati kita harus mempersiapkan diri dengan bekal amal ibadah kita selama kita hidup di dunia, karena kehidupan yang kita pikir sudah berakhir setelah mati itu merupakan salah besar.

Karena setelah mati masih banyak lagi yang harus kita hadapi, yaitu alam kubur,hari kebangkitan, alam mahsyar, menuju timbangan amal, hari pembalasan dan terakhir antara syurga dan neraka, terkadang di dunia saja seperti di neraka apalagi kalau kita tidak punya amal ibadah sudah tentu tempatnya di neraka, nauzubillah summa nauzubillah.

Saat kita mati banyak orang yang menangisi kita, akan tetapi tidak ada satu pun manusia yang mau menemani kita di dalam kubur tidak ada anak, suami/istri yang setia berada di dekat kita. Kita sudah jadi mayat dan sudah tidak berguna lagi berada di atas muka bumi dan sudah semestinya kita berasal dari tanah dan kembali ke tanah.

Beruntungnya lagi bagi yang beragama Islam karena setelah mati pun masih di perlakukan dengan baik, saya malah sangat sedih ketika melihat ada beberapa tempat yang memperlakukan mayat dengan sangat sadis namun di balik semua itu pasti ada kepercayaan masing-masing yang mungkin kita tidak tahu apa maksudnya.

Saya melihat budaya Toraja yang ada di indonesia ketika ada orang meninggal maka mayatnya di simpan di suatu tempat dan di tahun berikutnya ada acara pergantian baju bagi si mayat, ada juga yang mayatnya di kasih untuk makanan burung pemakan bangkai yaitu di Tibet, bahkan banyak lagi yang lain mayatnya di bakar dan abunya di tebar kelaut lepas.

Bagi kami siapapun yang meninggal pasti ada kuburannya dan saat kita hendak berziarah ada tempat yang di tuju, seperti bunyi lirik lagu "Nye manteng udep, mepat alamat, ulon Jak siat .....siat oh wate raya.
Nye ka meninggai...meninggal me pat keh jerat...oh jerat...ulon Jak siat...siat lon baca doa"

yang artinya" kalau masih hidup pasti ada alamat, saya akan berkunjung ketika besar nanti. Kalau sudah mati ada kuburannya nanti saya akan berziarah dan membacakan doa" kira-kira seperti itu artinya. jadi kalau tidak ada kuburan bagaimana kita akan pergi berziarah?

Hari saudara dari keluarga kami meninggal dunia, semua pada menangis melepaskan kepergiannya, dan di hari berikutnya selama 7 hari akan ada kenduri tahlilan yang akan di hadiri oleh warga kampung dan juga sanak saudara untuk mendoakannya, semoga amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT,amin🤲

Sekian partisipasi saya di kontes yang luar biasa ini, terimakasih sudah singgah dan membaca postingan saya.

Hormat saya
@suryati1