Hangat Malam... Pahit Manis Secangkir Cerita.

Udara malam Aceh Utara terasa sejuk, tidak terlalu dingin, taoi cukup untuk membuat jaket tipis terasa nyaman. Lampu jalan temaram, sesekali motor melintas dengan suara knalpot yang pecah. Di sudut jalan, tepat di bawah pohon Ketapang yang rindang, berdirilah sebuah warkop sederhana yang namanya tidak asing bagi para pecinta kopi. ( Rangkang Kupi )

Saya dan fani, rekan kerja sekaligus teman diskusi segala topik dunia, sudah lama merencanakan malam ini. Setelah lembur seminggu penuh dan acara lainnya yang tak kunjung selesai, kami akhirnya punya waktu untuk sekedar duduk dan menyesap kopi favorit masing-masing.

Meja besi berlapis granit dan bangku panjang jadi saksi keakraban malam ini. Saya memesan capucino hangat dengan susu kental manis. Rasanya pas di lidah. Fani seperti biasa dia memilih kopi hitam tanpa gula. ' kopi harus jujur ' katanya sambil tertawa kecil. ' kalau manis, itu sudah bukan kopi namanya.

Kami tak langsung bicara soal kerja. Malam ini kami lebih banyak tertawa, bercerita tentang masa muda, tentang guru SMA yang lucu, hingga membahas impian yang dulu sempat kami abaikan karena kesibukan dalam bekerja. Sambil menyeruput kopi, kami seperti membuka kembali halaman demi halaman kehidupan yang lama terlipat rapi.

Suasana warkop mendukung, tidak ramai, hanya beberapa pelanggan lain yang asyik dengan rokok dan ponsel mereka. Lampu bohlam kuning menggantung di atas kepala kami, menciptakan bayangan yang bergerak lembut saat angin malam berhembus.

'Ada rencana resing, bro? Tanya fani tiba-tiba.

Saya menoleh, menatap matanya yang serius.
Pertanyaan itu sebenarnya sudah lama saya pikirkan, tapi belum pernah diucapkan.

'Mungkin. Tapi bukan karena benci kerjaan.
Lebih kepengen mulai sesuatu yang baru.
Mungkin buka warkop seperti ini juga, siapa tahu? Jawab saya setengah bercanda.

Malam di Rangkang kupi yang sederhana tapi hangat. Bukan karena kopinya saja, tapi karena percakapan yang jujur, cerita yang dibagi dan kebersamaan yang tak ternilai. Di tengah hiruk-pikuk pekerjaan dab tekanan hidup, sesekali menikmati kopi favorit bersama teman kerja bisa jadi pelarian kecil yang menyembuhkan.

Dan malam ini, saya belajar satu hal, secangkir kopi dan satu teman yang mau mendengar bisa jadi terapi paling ampuh bagi saya.

Salam @aril.hatake