Malam keenam: Samadiah untuk Almarhum Ayah @abialfatih.
Malam itu, suasana Gampong Blang terasa lebih tenang dari biasanya. Rombongan kecil kami bergerak perlahan menuju rumah almarhum ayah dari @abialfatih . Jalanan desa yang remang, hanya diterangi lampu-lampu rumah dan cahaya bulan, seakan ikut menyambut niat baik kami malam itu, menghadiri samadiah dan zikir bersama untuk mendoakan almarhum di malam keenam kepergiannya.
Tiba di rumah duka, kami disambut dengan wajah-wajah yang bersahaja dan penuh rasa hormat. Tidak banyak kata-kata, hanya senyuman hangat dan jabatan tangan yang tulus. Suasana rumah itu dipenuhi kesedihan yang tenang, tidak histeris, namun terasa dalam. Kami semua mengambil tempat di halaman rumah yang telah di sediakan dengan rapi, membentuk lingkaran doa yang akan dimulai.
Abati, sosok yang dihormati di Gampong kami, memimpin jalannya samadiah malam itu. Bacaan Surat Al-Ikhlas mengalun lirih namun khusyuk. Tak ada lantunan panjang atau bacaan surah yang berderet, hanya Surat Al-Ikhlas, namun setiap ayatnya yang dibaca dengan penuh keikhlasan, mencerminkan makna surah itu sendiri.
Usai bacaan surat, kami melanjutkan dengan zikir, Laailaahaillah, secara berjamaah. Suara-suara zikir itu menggema dalam kesunyian malam, menciptakan irama batin yang menyatukan hati-hati kami dalam satu niat, mendoakan dan mengenang kebaikan almarhum. Tak ada suara yang ingin lebih keras dari yang lain, semuanya berpadu dalam kebersamaan yang tulus.
Ketika zikir berakhir, suasana sejenak hening. Lalu, @abialfatih berdiri perlahan di hadapan kami. Dengan suara yang tenang namun sedikit bergetar, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh rombongan Gampong Blang yang telah hadir. Ia berbicara tidak panjang, tapu setiap kata mengandung rasa syukur dan penghargaan yang dalam. Matanya tampak sedikit basah, namun ia tetap segar di hadapan kami semua.
Setelah itu, kami dipersilahkan untuk makan dan minum. Hidangan yang sederhana namun hangat disajikan. Nasi putih, gulai rendang, sambal dan beberapa lainnya khs tradisional.
Kami makan dengan penuh rasa syukur, sembari berbincang pelan satu sama lain. Obrolan yang terjadi pun tak jauh dari kenangan terhadap almarhum, cerita tentang kebaikannya, senyumnya yang bersahaja dan jasa-jasanya terhadap masyarakat sekitar.
Malam keenam itu bukan hanya menjadi momen doa, tapi juga pengikat rasa solidaritas dan kebersamaan. Di tengah duka, kami menemukan ketenangan dalam samadiah dan zikir yang sederhana, serta kehangatan dalam silaturahmi yang tulus.
Kami pulang dengan hati yang lebih lapang, menyimpan malam itu sebagai kenangan yang akan kami bawa dalam setiap doa. Bahwa dalam kehilangan, kita selalu bisa menemukan kekuatan melalui kebersamaan dan keikhlasan.
Terimakasih atas kehadiran saudara saudara kami dari desa Blang yang telah mendoakan orang tua kami, Semoga Allah melipatgandakan pahala untuk saudara kami semuanya...
Amin ....
Thanks for sharing your post in the TS Community. Here you are the feedback and evaluation results:
~ Join the X profile, Discord server + Telegram group and have a happy day.👍🏼