Hangatnya Kebersamaan: Gotong Royong Jelang Pesta Pernikahan
MY WRITE
Hari ini merupakan hari yang cukup padat namun penuh makna bagi saya dan keluarga besar. Kami melaksanakan gotong royong di kediaman salah satu saudara yang dalam waktu dekat akan menyelenggarakan pesta pernikahan. Suasana pedesaan yang asri, hujan yang turun, serta canda tawa di antara kami, menjadikan hari ini pengalaman yang tak terlupakan.
Awal Kegiatan – Mengangkut Perlengkapan
Pagi itu, saya berangkat menuju lokasi gotong royong. Langit tampak mendung, dan benar saja—tak lama kemudian hujan mulai turun. Namun, semangat kami tidak surut. Kami segera mengangkut berbagai perlengkapan acara, seperti kursi plastik, meja kayu, serta bahan makanan. Sebagian dari kami menggunakan sepeda motor, sebagian lagi berjalan kaki sambil memanggul barang. Meskipun pakaian basah akibat hujan, suasana tetap penuh semangat. Nilai kebersamaan sangat terasa saat semua orang saling membantu tanpa banyak bicara.
Persiapan di Lokasi – Segalanya Mulai Tersusun
Sesampainya di lokasi, kami langsung menurunkan perlengkapan dan mulai menata semuanya sesuai kebutuhan. Tenda sederhana didirikan di halaman rumah, meja dan kursi mulai disusun rapi. Di bawah naungan pohon kelapa dan pohon asam, tampak beberapa orang beristirahat sejenak sembari menikmati kopi hitam hangat. Anak-anak pun ikut membantu sesuai kemampuan mereka, menambah suasana keakraban dan kebersamaan.
Suasana Dapur – Aroma Masakan Tradisional
Tidak jauh dari rumah utama, dapur darurat mulai berasap. Beberapa orang tua sibuk memasak menggunakan kayu bakar. Dua panci besar berdiri di atas tungku, berisi gulai dan masakan lainnya. Saya sempat berbincang dengan seorang paman yang sudah berpengalaman dalam hal masak-memasak. Beliau berkata, “Masakan yang dimasak dengan kayu bakar memiliki cita rasa yang lebih sedap dan aroma yang lebih khas.” Suasana dapur ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan memasak, tetapi juga tempat bersantai dan berbincang santai sambil menunggu masakan matang.
Puncak Gotong Royong – Harmoni dalam Kebersamaan
Menjelang siang, setiap orang sudah memiliki tugas masing-masing. Ada yang meracik bumbu, menata perlengkapan, membersihkan halaman, hingga menyiapkan hidangan. Para ibu menyiapkan kue dan makanan ringan, sementara para bapak sibuk mengurus logistik dan struktur tenda. Suara canda dan tawa terdengar di sudut halaman, memperlihatkan indahnya kebersamaan dalam budaya gotong royong.
Gotong royong hari ini bukan sekadar persiapan untuk sebuah pesta pernikahan, tetapi juga perwujudan dari nilai kekeluargaan dan solidaritas sosial yang masih sangat hidup di tengah masyarakat desa. Semoga acara pernikahan nanti berjalan lancar dan membawa kebahagiaan bagi kedua mempelai serta seluruh keluarga besar.
Saya kembali ke rumah dengan tubuh yang lelah, namun hati yang penuh dengan rasa syukur dan kebahagiaan. Hari ini saya belajar kembali arti dari kebersamaan, kerja sama, dan keikhlasan dalam membantu sesama. Terkadang, momen-momen sederhana seperti ini justru yang paling membekas dalam ingatan.
Semoga tradisi gotong royong seperti ini tetap hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya, agar nilai-nilai kekeluargaan dan kepedulian sosial tetap tumbuh subur di tengah zaman yang semakin modern.
kebahagiaan tidak hanya hadir di hari pernikahan, tapi juga tercipta dari kerja sama dan cinta dalam proses mempersiapkan nya ☺️
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. Semoga bisa menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati sering kali lahir dari hal-hal yang kita lakukan bersama, dengan hati yang tulus.
Kalau kamu juga pernah merasakan hangatnya gotong royong di kampung atau punya cerita serupa, yuk bagikan di kolom komentar! Aku sangat senang mendengar pengalaman teman-teman juga.
Best regards,
@khairulamar | My Introduction Post