Hari Seminar Bersama Bank Indonesia

Pagi itu, Lhokseumawe disambut hujan gerimis. Langit mendung, udara dingin menyapa kulit, dan suasana masih tetap oke untuk melakukan aktivitas. Tapi semangatku bersama Cindy tak luntur sedikit pun. Kami sudah berencana mengikuti seminar yang diadakan di kampus kami tercinta, IAIN Lhokseumawe. Seminar kali ini cukup spesial karena diselenggarakan langsung oleh Bank Indonesia dengan mengangkat topik penting Cinta, Bangga, Rupiah, QRIS, dan Waspada Uang Palsu dan pasti nya banyak suvenir sebagai hadiah

Pagi itu, kami berangkat menggunakan motorku. Begitu tiba di kampus, kami langsung menuju gedung aula FTIK—tempat diadakannya seminar. Saat melangkah masuk, kami agak kaget karena ternyata ruangan sudah hampir penuh. Kursi-kursi di barisan depan dan tengah sebagian besar sudah terisi. Ternyata antusias peserta sangat tinggi.

Kami segera mendaftarkan diri di meja registrasi. Panitia menyambut ramah dan memberikan paket kecil berisi kue dan air mineral sebagai sarapan ringan. Rasanya sederhana, tapi cukup untuk mengisi energi sebelum acara panjang dimulai. Setelah mendapatkan tempat duduk, kami mulai memperhatikan suasana sekitar. Gedung aula sudah dihias rapi, layar proyektor besar di tengah, panggung ditata elegan, dan sound system sudah disiapkan.

Tepat pukul sembilan pagi, acara resmi dimulai. MC membuka acara dengan gaya yang energik namun tetap formal. Suaranya lantang dan penuh semangat, membuat seluruh peserta fokus ke depan. Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa, memberikan nuansa religius di awal kegiatan dengan harapan semoga acara lancar sampai selesai.

Setelah itu, lagu Indonesia Raya menggema di seluruh ruangan, diikuti dengan Hymne Aceh. Semua peserta berdiri dan menyanyikan dengan penuh semangat, menambah aura nasionalisme yang kental di pagi itu.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi kolaborasi antara kampus dan Bank Indonesia serta menekankan pentingnya pemahaman tentang nilai rupiah di tengah perkembangan digitalisasi keuangan. Setelah itu, giliran perwakilan dari Bank Indonesia yang memberi kata sambutan.

Ia menyampaikan misi dan semangat CBP, serta peran mahasiswa dalam menjaga kedaulatan rupiah sebagai identitas dan alat transaksi sah negara. Salah satu momen menarik terjadi ketika dilakukan pemberian cenderamata antara pihak Bank Indonesia dan IAIN Lhokseumawe. Penyerahan tersebut disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta, menjadi simbol kerja sama dan sinergi antara institusi pendidikan dan lembaga keuangan negara.

Masuk ke sesi inti, pemateri pertama mulai memaparkan materi mengenai CBP Cinta, Bangga, Rupiah. Dalam penyampaian yang menarik, beliau menjelaskan pentingnya menjaga uang rupiah baik secara fisik maupun secara makna. Kami diajak untuk mengenali keaslian uang, bagaimana memperlakukannya dengan baik (tidak melipat, mencoret, atau merusak), serta menumbuhkan rasa bangga menggunakan rupiah di setiap transaksi.

Materinya disampaikan dengan visual yang menarik, dan bahkan ada sesi interaktif yang membuat suasana seminar jadi lebih hidup. Dan ternyata desain uang rupiah di Indonesia termasuk desain dan kualitas terbaik di dunia sejauh ini. Sumpah pas dengerin ini aku bangga banget!

Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa mahasiswa mengangkat tangan, menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kritis dan menarik. Diskusi berjalan cukup seru dan membuat banyak peserta makin paham tentang nilai dan peran rupiah di tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi.

Materi berikutnya membahas tentang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Pemateri menjelaskan bahwa QRIS merupakan solusi praktis transaksi masa kini cukup satu scan, pembayaran selesai. Kami diperlihatkan bagaimana penggunaan QRIS yang kini makin masif, dari pedagang kaki lima hingga swalayan besar.

Pemateri juga memberi contoh penggunaan langsung yang sangat memudahkan, terutama bagi generasi muda yang serba digital. Penjelasannya membuatku pribadi jadi makin tertarik menggunakan QRIS di kehidupan sehari-hari.

Sesi terakhir membahas tentang cara membedakan uang palsu dan uang asli. Materi ini sangat berguna karena kita sebagai masyarakat awam kadang sulit membedakannya. Pemateri menunjukkan ciri-ciri uang asli, mulai dari tekstur, warna, tanda air, benang pengaman, hingga efek pantulan sinar UV. Kami bahkan diajak memperhatikan langsung beberapa contoh uang melalui layar proyektor. Menarik dan edukatif!

Acara pun hampir berakhir. Sebelum ditutup, panitia mengadakan post test kecil-kecilan untuk mengetahui seberapa paham peserta terhadap materi yang sudah disampaikan. Yang berhasil menjawab dengan benar berkesempatan mendapatkan hadiah menarik mulai dari Tote bag Bank Indonesia hingga alat tulis keren dan kaos. Ruangan jadi semarak karena banyak peserta yang bersemangat ikut kuis tersebut.

Setelah post test selesai, acara ditutup dengan sesi foto bersama. Semua peserta diarahkan ke depan untuk dokumentasi, termasuk kami yang langsung antusias bergaya bareng teman-teman. Panitia sangat kooperatif, mengatur sesi foto dengan tertib.

Tak lama setelah itu, makan siang dibagikan kepada seluruh peserta. Nasi kotak lengkap dengan air mineral dan lauk yang menggugah selera menjadi penutup yang pas untuk acara hari itu. Kami menikmati makan siang bersama di area aula, sambil ngobrol ringan soal materi yang disampaikan dan kesan selama mengikuti seminar.

Hari itu benar-benar produktif. Meski diawali dengan gerimis, namun semangat belajar dan kebersamaan membuat semuanya terasa hangat. Seminar ini tak hanya memberi ilmu tentang cinta dan bangga terhadap rupiah, tapi juga mempererat hubungan kami sebagai mahasiswa, membuka wawasan baru, dan tentunya jadi pengalaman berharga untuk dikenang.