The Diary Game, 21 September 2025/Selamat jalan adik koyen yang malang
Masih bernafas walaupun sudah agak berat
The Diary Game
Hai sahabat stemians semuanya, selamat datang di blog saya @suryati1 semoga kabarnya pada sehat dan bahagia semuanya ya,
Saat saya sedang memasak untuk sarapan kami pagi ini, tiba-tiba si tabung hijau sudah tak mengeluarkan gas lagi, dan saya pun segera memasang tabung yang baru, namun saya sangat heran kok tabungnya terasa sangat ringan dari biasa.
Hanya ada setengah saja isinya,selain itu sudah lepas dengan sendirinya
Ternyata setelah saya pasang gasnya hanya ada setengah saja, lho yang setengah lagi pada kemana ya? perasaan saat memasang tadi segelnya masih utuh dan untuk membukanya saja harus di potong dulu baru bisa saya buka, aku tidak tahu apakah ini bocor atau memang tidak penuh dari awal.... entahlah aku juga tidak mengerti.
Menangis karena melihat kondisi kucingnya sudah sangat lemah
Sebelum saya memasak tadi saya kembali memeriksa kardus yang berisikan bayi kucingku yang di gigit kucing jantan semalam,dan ternyata dia masih bernafas yang membuat hati saya lega, dia sedang tertidur nyenyak dan aku tidak ingin mengganggunya apalagi semalam dia pasti tidak bisa tidur nyenyak karena menahan rasa sakit akibat gigitan kucing jantan.
Aku pun melanjutkan kembali ke dapur untuk memasak, kemudian mencuci piring dan mencuci pakaian, hari ini cuaca nampak cerah dan luar biasa panasnya, kembali saya mencuci semua sepatu agar cepat kering, cuaca hari ini jangankan kain, sepatu, kita juga ikut kering kalau di jemur hari ini.
Siang hari bayi kucing tersebut sudah tidur bersama induknya tapi dia tidak bisa menyusui seakan mulutnya tidak bisa terbuka, aku sangat kasihan sekali dan mengambil susu beruang untuk saya teteskan sedikit ke mulutnya, dia tidak bisa menelan, kemudian saya berikan minuman air putih juga sama.
Setelah sholat zuhur saya memulai menyetrika pakaian yang sudah menumpuk,jam 4 saya berhenti sejenak untuk melakukan sholat ashar kemudian saya lanjutkan kembali menyetrika pakaian dan berhenti lagi jam 6 sore karena harus membereskan anak-anak ku pergi mengaji, mengurus ayam dan masih banyak lagi.
Memberikan pada induknya supaya dia tidak mencarinya lagi
Sedangkan di malam hari saya kembali mengajari anak-anak mengaji dan setelah mereka pulang saya kembali melanjutkan menyetrika dan selesai sebelum anak-anakku pulang dari balai pengajiannya, Jadi pas sore hari sebelum mereka berangkat ngaji dan kucing kecil koyen pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Kedua anakku menangis sedih, yang paling lama menangis adalah si bungsu dia seperti tidak terima kalau kucing kecil kami mati, namun Abangnya masih bisa menahan untuk tidak menangis kencang akan tetapi di juga mengeluarkan air mata karena hari berpisah dengan si koyen.
Menyendiri dan di temani kedua kucing kami si mo dan si utih
Dia sampai duduk menyendiri di pematang kerambak sambil berurai air mata, ayahnya sampai heran melihat mereka berdua sedang menangis sedih, sampai-sampai sore ini saya harus menyuapi makan mereka berdua karena tidak berselera makan, akan tetapi mereka harus makan dulu sebelum berangkat mengaji.
Kehilangan kucing kecil seperti kehilangan anggota keluarga begitu kalau kita sudah sangat menyakiti peliharaan kita dan kita anggap mereka keluarga kita juga, walaupun terkadang ada orang yang menganggap kita seperti orang sinting karena menangisi kepergiannya, namun begitulah adanya dan saya pun juga menangis karena kehilangannya, namun aku tidak menunjukkan di depan anak-anakku, karena kalau saya menangis mereka tidak akan diam-diam menangisinya.
Sekian postingan saya hari ini, terimakasih sudah singgah dan meluangkan waktu untuk membacanya, wassalam.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Terimakasih pak atas dukungannya 🙏