Harus Senang Atau Sedih?

in #indonesia7 years ago

Mendengar suara ledakan benda yang mereka sebut mercun atau petasan, kembali mengingatkan saya ke masa lalu. Saya sadar, lain masa lain pula kesenangan generasi muda. Dulu, saya tidak sabar berdiri menunggu rombongan takbir keliling dengan bedug besar melintas di depan rumah. Sekarang? Anak muda ini hanya peduli dengan kembang api di langit.

Melihat fenomena ini, saya bingung entah harus senang atau sedih. Di satu sisi, mereka tetap terlibat dalam perayaan hari besar idhul fitri. Di sisi lain, mereka kehilangan makna esensi dari idhul fitri itu sendiri.

Kenapa demikian?

Bisa jadi mereka memang berpuasa selama sebulan penuh. Namun dalam menahan haus dan lapar, mereka gagal menahan nafsu untuk bermain games, khususnya Mobile Legend. Foto ini hanya sebagai ilustrasi, teman-teman bisa lihat di lingkungan sekitar.

Mereka memang berpuasa, tapi mengandalkan sesuatu yang dapat mengalihkan konsentrasi otak menuju permainan yang tak kunjung berakhir. Alhasil, lapar dan haus tak berasa, waktu pun bergulir secara percuma. Akhirnya, istilah mencapai kemenangan mengalami perubahan arti dari yang seharusnya.

Ah...semoga saja banyak orang tua yang menyadari betapa ruginya melewatkan waktu hanya untuk melalaikan kepentingan lainnya.

Saya senang idhul fitri telah datang, namun saya sedih bulan ramadhan menjauh lagi. Saya senang juga karena keimanan akan naik, saya juga sedih karena keimanan ini bisa saja turun kembali.
Teman-teman juga berpikir begitu? Akankah usia kita sampai dengan ramadhan tahun depan? Hanya Allah Maha Mengetahui.

Saya senang diberikan waktu berkumpul buka puasa bersama keluarga. Saya sedih karena momen ini hanya terjadi sebentar. Pun demikian, tidak ada senang dan sedih yang abadi di dunia. Kue lebaran juga akan habis pada waktunya.

Taqabalallahuminnawaminkum semoga dosa kita diampuni dan kita diberi usia hingga ramadhan tahun depan. Amin.

Terima kasih sudah membaca.
Salam pendidik.