Jejak spirit Aceh
Sumber: https://www.google.com/search?q=aceh&client=ms-android-samsung&tbm=isch&prmd=mnbiv&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwiN2Z6N4YXcAhWL7WEKHVluC3sQ_AUICigE&biw=360&bih=512&dpr=1.5#imgrc=LxKiBAdl_sZ1tM%3A
Fungi spirit di aceh memang tidak lagi menghasilkan sistem berpikir dalam kehidupan kebudayaan aceh,spirit bersipat tidak mampu diterjemahkan kedalam realitas kehidupan nyata masyarakat,sehingga spirit aceh seolah-olah telah tenggelam di telan masa walaupun dalam fenomena,pusat-pusat yang memberikan kekuatan spirit tersebut masih dilihat secara real,misalnya,ketika ada seeorang jatuh atau tertimpa mendadak,maka orang aceh akan mengatakan krue seumangat.atau,orang sedang melantunkan syair dalam seudati atau saman,kerap disambut secara bersamaan dengan kata krue...dengan juga dilihat ketika petani melakukan proses keumirue dengan memanggil angin melalui krue. demikan pula orang aceh memanggil ayam untuk di beri makanan,juga di gunakan istilah krue-krue.
krue adalah yang abstrak,bagi petani,istilah ini mengacu pada angin,memberikan seumangat,dalam istilah krue ialah memberikan kekuatan untuk hidup dengan penuh semangat,di dalam tarian,istilah krue boleh jadi lantunan syair mendapatkan respon dari yang mendengarkan.
manusia juga terus di praktikkan seperti peusejue k(tepung tawar)hal ini,sering di anggap sebagai tradisi yang berkembang sebelum islam.inti sari kehidupan kehidupan manusia yang menyatu dengan alam di luar diri manusia sendiri(makro kosmos) kekuatan spirit yang dipraktikkan dalam makna ialah tradisi meugu atau menurut euleume di kalangan masyarakat aceh.
namun demikian,impak dari tradisi meugu memberikan perkembangan ilmu di aceh.di aceh tradisi meugure telah sirna dan sudah di anggap tidak masuk akal,rekayasa spirit aceh itu telah menghasilkan nilai-nilai,keyakinan,dan tradisi intelektual,ketiga hal tersebut telah berhasil menopang spirit aceh selama beberapa abat lamanya.pertayaanya mampukan orang aceh menggali lagi aspek-aspek ruang dan waktu tentu saja ini sangat berkaitan dengan aspek-aspek ruang dan waktu,dimana rakyat aceh menjalankan fungsi sejarah kemanusiaan mereka,misal orang yang tidak di wilayah perkotaan,tentu saja tentu saja tidak akan memikirkan aspek spirit aceh,dalam tradisi spiritual orang aceh,
penghasilan yang di dapatkan haruslah masuk ke dalam kategori beurukat(blessed,oleh sebab itu rakyat aceh di perkampungan mulai meninggalkan model mencari rezeki dengan pola beurekat,karena tidak mengberi hasil amat cepat.penghasilan dicari akhirnya saling sikat,contoh di atas ditambah dengan spirit kapitalisme yang awalnya berkembang di dalam masyarakat barat.aspek-aspek ajaran protestanisme yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat sipil(civil society).berikut beberapa ungkapan makna pernghasilan harta dalam sistem berpikir masyarakat tempoe doeloe;”buet ube buet,sembahyang bek tinggai,atra gob takuet”(kerja sekerjanya,shalat jangan jangan tinggal,milik orang disikat).
dalam kajian spirit di asia tenggara,di sebutkan bahwa lanskap spirit itu berupa pada tiga kawasan:pepohonan,gunung,sungai.asia tenggara tidak bisa di pungkiri merupakan ajang kontestasi spirit yang amat besar pengaruhnya bagi cara pandang masyarakat setempat.brangkat dari topik besar atas,disini kata spirit menjadi kunci bagaimana orang aceh mampu mensinergikan nilai-nilai perjuangan dan kebudayaan .contoh ketika aceh melawan belanda,para ulama mengambil perang sabil sebagai spirit perjuangan,saat itu siapapun siapapun membacakan dan dibacakan hikayat sabil perang,maka semangat perjuagan akan menggelora.hal serupa masyarakat pada persoalan kebudayaan,pada beberapa apek tertentu,masyarakat bertahan pada kesepakatan dengan makna simbolik.simbolik pada masyarakat perkotaan,hal-hal yang bersipat cenderung di pandang sebgai ke-aceh-an sementara di perkampungan,mereka kerap menganggap sebagai bagian budaya endatu,dalam rentak aceh ada juga kelompok besar yang selalu menghiasi lembaran demi lembaran historitas aceh yaitu pada sultan dan ulama.kedua kelompok tidak dapat di pisahkan.sultan di gambarkan sebagai bayangan allah di muka bumi.
artinya;spirit pembangunan aceh saat itu melalui ilmu pegetahuan,artinya,struktur berpikir masyarakat aceh pada zaman doeloe,dalam tradisi berkerajaaan (kerajeun) semua potensi akan dan jiwa dikerahkan untuk mengatur negeri(nanggroe).negara kemudian di atur menurut tata cara bagaimana memahami alam(kosmos).yang tidak boleh saling berbenturan satu dan yang lain,aturan diatur dalam nasihat para tetua.aceh dikenal dengan sebutan hadih maja.perkataan dan perkataan hadih majat akan tersebut untuk menempatkan orang aceh berada pada tempat atau maqam-nya.di aceh,upaya menggali aspek keilmuan dalam falsafah kehidupan orang aceh masih belum begitu mencuat ke permukaan.spirit ini di kalangan rakyat aceh agaknya hanya dapat ditemukan pada tingkat pemahaman mereka terhadap agama islam,sehingga,untuk memandang orang aceh ,agama islam.harus di libatkan,namun,ketika memahami falsafah dan spirit ke aceh-an ada hal-hal yang bersipat kosmologis yang hanya dapat di pahami jika kita bisa memahami cara pandang atau dunia aceh.paham ke-aceh-an yang mampu menerima spirit ini,karena ada pandangan orang aceh tidak boleh menjadi kafir,karena tanah aceh tanah para aulia.
konsep kapir dan aulia merupakan batas spiritualitas yang tidak dapat di negosiasikan di aceh,batas ini kemudian diterjemahkan oleh para ulama dalam membentuk paradigma masyarakat aceh.dalam hal ini dayah ialah pusat penyamaian kebudayaan dan intelektual,sedangkan di tingkat dalam (istana).kebudayaan di atur undang-undang sebagai dijelaskan dia atas.kesenimbungan antara hubungan dalam dan luar lebih banyak di pengaruhi oleh spirit keilmuan,di artikan orang aceh sebagai simbol kebudayaaan seperti dagang atau meugang,di dalam arti orang aceh yaitu orang yang keluar rumah atau keluar atau lingkungan di sebut sebagai pedadang,tradisi ini di temukan dalam tradisi hari peukan atau uroe gantoe.dalam tradisi ini juga terjadi kontak relasi sosial antara ureng baroh dan ureng tunong, ureng baroh yang nota bene dari kalangan pesisisr di andaikan orang yang suka berhenti sejenak atau meukat,dan ureng tunong di kenali sebagai orang pedalam yang suka cocok tanam,ureng ganto biasanya tidak membawa uang kepasar melaikan mereka membeli keperluan sehari-hari dengan hasil jual dari ladang dan kebun mereka,disini spirit pasar di atur oleh tiga sistem yaitu pasar itu sendiri,mesjid,dayah/madrasah/sekolah.proses pertemuan antara ureng baroh dan ureng tunong menciptakan kultur harmonis.bagi mereka yang meudagang tentu saja mencari keulamaan dan kewalian,dlam hal ini tradisi dayah suatu pusat perjalanan kebudayaan aceh,selain di istana.disini spirit yang diambil ialah dari ulama atau mereka yang mencari pencerahan dari ilmu-ilmu Allah.berpikir yang paling tinggi di aceh.mereka lalu menjadi tokoh-tokoh spiritual bagi masyarakat setempat.
sebagai bentuk bagian kosmologis,mereka dianggap “berkuasa”terhadap satu terirorial(kampung)dengan simbol alam(tanah atau air).misalnya,muncul nama abu tanoh mirah abu tanoh abe,abu kuta kreung,abu kreung kale,abu panten,abu bakongan,teungku cik ditiro,dan lain sebgainya.disini terkandung makna spirit suatu kampung atau kawasan di aceh sangat tergantung pada tingkat spiritualitas seorang ulama di kawasan tersebut.
spirit kemudian menjadi “pagar”bagi masyarakat setempat mereka sangat patuh pada ucapan ulama sehingga mereka hidup bermasyarakat sangat teratur.ketika para musuh datang,spirit ulama menjadi jihad,sultan aceh,karena beberapa alasan tertentu,memberikan otoritas istana kepada para ulama untuk berjihad.melalui jihad inilah para ulama memberikan pahlawan yang tidak henti kepada musuh.sejarah ulama kembali dayah memang belum di kaji oleh peneliti,khusunya ketika indonesia merdeka.
hilangnya otoritas kesultanan di aceh telah menyebabkan kehilangan spirit kekuasaan di aceh,upaya mengambil spirit ini pernah dilakukan oleh tgk.hasan di tiro sejak tahun 1976.dia selalu merujuk pada sejarah aceh sebagai dari upaya membangkitkan spirit perjuangan.namun,posisi ulama sendiri tidak begitu jelas,sehingga konflik mulai tahun 1976 sampai 2005,perjuangan tgk,hasan di tiro di anggap sebagai “separitas’oleh pemerintah indonesia.di sini secara umum kita lihat bagaimana perubahan sosial masyarakat aceh hingga tipisnya spirit untuk membangun aceh.perubahan status dari NANGGROE (negeri)ke DAERAH telah menyebabkan terjadinya disfungsi pengalaman historis masyarakat aceh.
✅ @satriaselian, I gave you an upvote on your post! Please give me a follow and I will give you a follow in return and possible future votes!
Thank you in advance!