Tidak Ada Lagi Cita-cita Anak Petani, Anak Nelayan, Anak Supir Bus untuk Buat Pesawat, Buat Kapal Laut dan Kapal Selam Muktahir Seperti Dahulu.
[IDN]
Tidak Ada Lagi Cita-cita Anak Petani, Anak Nelayan, Anak Supir Bus untuk Buat Pesawat, Buat Kapal Laut dan Kapal Selam Muktahir Seperti Dahulu.
Dengan lengsernya Bapak Presiden Soeharto menjadikan Bapak B.J Habibie yang sebagai Wakil Presidern RI naik menjadi Presiden. Beliau mempunyai tugas yang sangat berat untuk mempertahankan Bangsa Indonesia dari perpecahan, Isu disintegrasi menjadi desakan sangat kuat dari Luar Negeri dan Dalam Negeri. Lepasnya Timor Leste menjadi bukti bargaining politik demi stabilitas NKRI. Dengan alasan bahwa operasi militer seroja memakan biaya sangat besar sementara keuangan negara sedang tidak sehat sehingga nasib Timor Leste ditentukan melalui refendum. Untuk mencegah situasi menjadi semakin buruk Bapak Presiden dengan waktu singkat menyiapkan arah tujuan bangsa Indonesia, menyiapkan pelaksanaan pemilu multi partai. Dengan alasan anggaran negara sedang tidak sehat menjadikan banyak Industri Strategis Nasional melakukan pengurangan pegawai bahkan berkondisi hidup segan matipun sayang.
Lulusan beasiswa Supersemar dari luar negeri banyak yang bingung akan mengaplikasikan keilmuannya dimana karena banyak Industri Stategis Nasional bernasib hidup segan matipun sayang. Tidak sedikit dari mereka mengabdikan diri diluar negeri bahkan tidak sedikti dari mereka ditawarkan pindah kewarganegaraannya. Ironis bukan karena politikus korup yang berpikir pendek dimana impor selalu menjadi solusi atas masalah bangsa ini. Dengan Industri Pesawat Terbang Indonesia (IPTN) Indonesia menjadi bangsa pertama kali di Asia yang mempunyai pabrik pesawat. Hal ini menunjukkan sumber daya Indonesia mampu membuktikan karyanya di langit Internasional. Bukan hanya PT. IPTN saja yang bernasib hidup segan matipun sayang lihat saja PT. PAL, PT. Pindad, dll Perusahaan Industri Strategis Nasional pun bernasib sama.
Bila kondisi bangsa ini masih berkutat dalam lingkaran politik pragmatis dimana di isi oleh para politikus korup yang berpikir pendek “IMPOR ADALAH SEBUAH SOLUSI MUTLAK” maka jangan harap bangsa ini mampu membangun sumber daya manusianya dan menunjukkan kepada dunia internasional melalui hasil karya anak bangsa seperti dulu. Dulu anak petani, anak nelayan, anak supir bus tidak sedikit bercita-cita membuat pesawat terbang, kapal laut dan kapal selam yang muktahir. Namun jaman sekarang para petani, nelayan dan supir bus hanya sibuk memikirkan mencari makan untuk menyambung hidupnya, bagaimana anak-anaknya dapat bercita-cita seperti dulu???