Seperti rusa yang lepas
Seperti rusa yang lepas, aku bersuara. Aku tak diberi kesempatan untuk berbicara bebas seperti anak kecil. Aku terpaksa memaafkan semua kesalahan yang telah kulakukan dan semua orang yang menyinggung atau menyakiti. Aku melewati siksaan rasa sakit dan luka ini, aku akan melepaskannya, tetapi aku butuh seseorang untuk tahu inilah alasan aku marah padamu. Tidak melepaskannya dalam beberapa kesempatan berbeda, dengan mampu mengatakan sepatah kata pun karena tak seorang pun ingin mendengar apa yang kukatakan, itu adalah apa yang mereka katakan dan itu berarti benar atau salah, aku tetap salah, dan harus melepaskan segalanya untuk maju.
Satu hal yang mereka abaikan adalah bahwa aku manusia, aku memiliki air dan darah yang mengalir di pembuluh darahku dan aku mungkin tidak sempurna, tetapi seseorang perlu membuatku merasa berharga, dengan mengizinkanku atau berdiri di sisiku untuk memberi tahu orang-orang di mana aku telah terluka.
Ini telah terjadi sejak aku berusia lima tahun. Aku mulai merasa rendah diri, tak ada yang tampak baik di sekitarku, aku melihat diriku sebagai bukan siapa-siapa, mungkin jika aku menjadi seseorang, aku seharusnya dicintai seperti yang lainnya. Seharusnya selalu ada yang membela saya, untuk mengatakan Anda salah, Anda tidak seharusnya melakukan ini padanya.
Kepala sekolah saya di sekolah dasar juga membuat sekolah tak tertahankan. Semuanya terasa tenang. Dibully adalah topik yang tak seorang pun peduli untuk tahu mengapa saya diperlakukan seperti itu.
Sampai saya lulus sekolah dasar dan pindah ke sekolah menengah pertama, lalu sekolah menengah atas. Hari pertama saya berbicara, itu bukan untuk saya, tetapi penyembuhan sayalah yang terjadi. Saya harus mengajari diri saya sendiri betapa pentingnya saya.
Jadi, ketika saya melihat adik laki-laki saya diperlakukan salah dan seseorang berkata maafkan dan jangan katakan apa-apa. Saya berteriak tidak, biarkan dia bicara.
Dia tidak mungkin gadis kecil yang Alkitabnya robek tetapi harus menjalani hukuman karena bertanya mengapa? Saya menolaknya menjadi gadis yang gurunya dicambuk telanjang di kelas karena dosa yang tidak pernah dia lakukan. Sebuah tuduhan kemudian oleh seseorang. Saya berteriak seperti rusa besar yang dilepaskan, yang telah dirantai selama bertahun-tahun dan merasakan kebebasan untuk pertama kalinya. Saya mendapatkan kembali kekuatan setelahnya. Dan aku belum selesai menyembuhkan diri, tapi aku semakin membaik. Aku bukan rusa yang lepas, hanya bertingkah di luar karakter karena rasa sakit yang tak bisa aku sembunyikan lagi