Suasana Pasar Geudong di Hari Pertama Megang Idul Adha

in LAKSHMI2 months ago

1000001470.jpg

1000001469.jpg

Pagi itu, sinar matahari belum terlalu terik ketika hiruk-pikuk mulai terasa di Pasar Geudong. Suasana berbeda dari hari biasanya. Ini adalah hari pertama meugang menjelang Idul Adha — tradisi yang sangat dinanti-nanti oleh masyarakat Aceh. Sejak subuh, para pedagang sudah bersiap, membuka lapak, menggantungkan daging segar, dan menata sayur mayur dengan rapi.

Di sisi jalan yang berdebu, tampak seorang pedagang muda sedang sibuk menata bawang putih dan sayuran segar: cabai merah yang mengkilap, tomat ranum, kentang, bawang merah, hingga sayur pucuk yang masih basah dari ladang. Di sebelahnya, berderet bungkusan daun yang terikat rapi—isi bumbu dapur lengkap untuk memasak kuah beulangong, hidangan khas meugang.

Di latar belakang, deretan lapak daging mulai ramai dipadati pembeli. Bau daging segar bercampur aroma rempah dari lapak sayuran menambah khasnya pasar hari itu. Suara tawar-menawar terdengar riuh; ibu-ibu dengan kerudung warna-warni sibuk memilih potongan terbaik untuk dimasak bersama keluarga.

Seorang ibu tua dengan motor melintas perlahan, membawa kantong belanja yang mulai penuh. Di sisi lain, penjual buah tampak tersenyum melayani pembeli yang menanyakan harga jeruk nipis dan lengkuas.

Hari pertama meugang bukan sekadar momen belanja—ini tentang kebersamaan, tentang semangat menyambut hari raya dengan memasak dan berbagi. Pasar Geudong menjadi saksi hangatnya tradisi ini, tempat cerita-cerita kecil bermula dari dapur-dapur rumah warga yang akan segera menyambut aroma kuah kari, daging goreng, dan nasi panas.

Di tengah riuhnya pasar, terasa benar bahwa Idul Adha bukan hanya soal menyembelih hewan kurban, tetapi juga tentang merawat nilai kekeluargaan dan tradisi yang telah turun-temurun dijaga dengan sepenuh.

Sort:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.