Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439h.

Semoga kontes ini, seperti pernah dikatakan Rayfa, menjadi ajang silaturrahim dan makin memperkokoh persaudaraan kita. Tujuan utama untuk mengadakan kontes ini sebenarnya sama sekali bukan untuk menghadirkan swbuah kompetisi tetapi lebih untuk membawa ide penulisan kepada kita semua, namun bukan berarti bahwa penilaian juga tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh. Selain itu tujuan lainnya adalah meningkatkan silaturrahim dan persaudaraan, serta membangun sebuah diskusi maya.

Bisa dikatakan, dari pendapat saya, semua tulisan yang masuk bagus, dan ini sedikit banyak menyulitkan penilaian. Rayfa pernah mengatakan pada saya bahwa kalau bisa semua peserta beliau kirimkan penghargaan dalam bentuk SBD, akhirnya jalan tengah yang diambil adalah menambah alokasi 5SBD pada kontes kali ke tiga ini yang dibagi rata kepada 10 kontestan yang "memenuhi syarat".

Rayfa menyebut saya "juri killer" mungkin karena beliau menilai saya terlalu "kaku" dalam menilai, tetapi saya kataka itu adalah wujud tanggungjawab saya. Saya bisa saja tidak membaca tulisan-tulisan yang masuk, tidak mengecek apa yang perlu saya periksa, hanya merekomendasikan tulisan dari orang-orang yang saya suka, tak perlu objektif, tak perlu sibuk memberi masukan atau saran. Tapi itu tentu saja berarti bahwa saya telah menzalimi para kontestan yang telah menulis artikelnya dengan sungguh-sungguh dan juga mengharapkan para penilai juga sungguh-sungguh melaksanakan tugasnya. Jadi, apakah itu killer, psiko, "sok paten", "sok hebat", apapun istilahnya, ya itu hanya istilah saja.

Namun, di atas semuanya, ini semua hanyalah sebuah kompetisi dengan tujuan utama adalah berbagi ide menulis, meningkattkan silaturrahim dan persaudaraan, serta ajang membangun sebuah diskusi sebagai media pembelajaran kita bersama. Karena itu, saya, meskipun tidak melibatkan finansial apapun dan juga tidak mendapatkan manfaat dalam bentuk finansial apapun dari kontes ini, tetap merasa harus berterimakasih kepada para kontestan atas keikutsertaannya dan tentu saja atas keprcayaan Rayfa yang melibatkan saya di dalam prosesnya. Dan sekaligus mengucapkan permohonan maaf, karena secanggih apapun metode penilaian yang telah kita bangun, tentu saja itu hanyalah upaya terbaik kita untuk menghasilkan penilaian yang sungguh-sungguh dan objektif, dan mungkin sekali itu masih jauh dari sempurna.

Ditempatkan sebagai penilai bukanlah sesuatu yang membuat saya bangga sebenarnya. Karena itu, pada dua kontes sebelumnya saya menolak ketika Rayfa bermaksud memperkenalkan saya sebagai penilai. Menurut saya, menjadi penilai bukanlah tentang fun tetapi tentang tanggungjawab. Namun setelah konteas ke dua, saya berpikir bahwa kalau saya tetap anonim maka itu juga tidak adil bagi Rayfa yang harus menanggung segala kekurangan yang mungkin muncul dari kontes yang saya terlibat di dalamnya. Meskipun Rayfa menjalankan kontes dengan modalnya sendiri sehingga tidak harus mempertanggungjawabkannya kepada pihak lain, tetapi tentu saja saya dan beliau harus mempertanggungjawabkan itu kepada diri sendiri dengan berusaha menilai seobjektif mungkin.

Jadi, sekali lagi, terimakasih kepada para kontestan. Selamat kepada yang beruntung. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika di dalam kontes terdapat kekurangan-kekurangan.

Terimakasih dan Salam Lebaran.