night story at Warkop Raji Kupi

IMG_20250620_215132.jpg

Setelah seharian penuh bergelut dengan panasnya api las, dentingan besi, dan debu-debu yang menempel di di wajah dan pakaian, akhirnya kami bertiga, Bang fani, Bang Saini dan saya, menutup pintu bengkel menjelang senja. Hari itu pekerjaan cukup berat. Beberapa pintu pesanan harus selesai sebelum akhir Minggu, dan mesin las sempat mogok sebentar, menambah stres tenaga ekstra.

Tapi begitulah hidup di bengkel, keras, panas, tapi penting cerita. Satu hal yang selalu kami nantikan usai jam kerja adalah ritual malam kami, ngopi santai di Warkop raji kupi. Letaknya tak jauh dari tempat tinggal kami, hanya butuh 10 menit perjalanan naik motor. Warung kopi sederhana ini sudah seperti rumah kedua bagi kami. Meja plastik, kursi plastik yang kadang goyah, dan lampu temaram jadi saksi banyak obrolan kami, dari hal-hal receh sampai mimpi besar yang belum kesampaian.

IMG_20250620_215207.jpg

Malam itu, aroma kopi hitam dan kopi susu khas Aceh menyambut kami, Raji, pemilik warkop, langsung menyapa dengan senyum lebar, seolah tahu kami butuh waktu istirahat yang layak.

Kami duduk di sudut favorit, Bang fani langsung membuka topik, " kalian pernah mikir buka bengkel sendiri gak, yang lebih besar, mungkin seperti pabrik misalnya?

IMG_20250620_215114.jpg

Bang saini dengan gaya cueknya, cuma menjaw, "kalau mimpi sih, tiap malam juga mikir. Tapi ya, modal belum cukup kawan.

Saya hanya tersenyum, menikmati seruputan pertama kopi yang pahitnya pas. Obrolan malam itu mengalir ringan, kadang serius, kadang diselingi tawa. Kami membahas pelanggan yang cerewet, mimpi membeli mesin las inverter baru, hingga ide menjual karya las artistik di media sosial.

IMG_20250620_215153.jpg

Di sela obrolan, motor-motor hilir mudik di jalan, suara jangkrik menyatu dengan deru kendaraan. Tapi di meja kami, semuanya terasa tenang.

Kopi sudah tinggal separuh, tapi hangatnya masih terasa. Begitu juga dengan rasa kebersamaan ini, tiga tukang las dengan mimpi sederhana dan semangat yang tetap menyala, bahkan setelah seharian lelah bekerja.