Mengantar pengantin (Intat Dara Baro)

Sabtu akhir pekan sebenarnya adalah kesempatan bagiku untuk membereskan kebun kami, setelah lama kurang terurus sejak liburan hari Raya Idul Adha beberapa hari yang lalu.

Tetapi nampaknya aku belum bisa fokus mengurus kebun kami, karena hari ini ada agenda penting yang harus kami ikuti, yang merupakan sebuah acara sakral dari salah seorang saudara kami yang baru saja melangsungkan pernikahannya.

Acara yang dimaksud adalah "Intat Dara Baro" atau mengantar pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki.

Cabe di halaman rumah kami
Di pagi hari aku hanya sempat membereskan tanaman yang ada di halaman rumah kami, seperti tanaman cabe, tomat dan juga bunga-bunga yang ada di halaman rumah.

Tanaman cabe yang aku tanam di dalam wadah karung beras bekas dan kuletakkan di halaman rumah kami ini sudah mulai berbuah, sementara tomat baru menampakkan bunga atau calon buah.

Aku sengaja menanam beberapa tanaman sayur di depan rumah seperti cabe, tomat dan lain-lain, selain untuk keindahan, juga tanaman tersebut sangat bermanfaat untuk konsumsi sehari-hari.

---

Di kecil memberi makan ikan
Si kecil Alvira membantuku memberi makan ikan-ikan di kolam kami sebelum berangkat untuk mengikuti acara mengantar pengantin.

Dia memang sangat suka membantuku dalam berbagai aktivitas seperti mengurus peliharaan dan juga tanaman-tanaman kami, baik yang ada di halaman rumah maupun yang ada di kebun belakang rumah dan juga kebun di seberang jalan rumah kami.

---

Berangkat antar penganten
Selesai membereskan peliharaan dan tanaman kami, aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke acara mengantar pengantin, dimana kami akan berkumpul terlebih dahulu di rumah pengantin perempuan (dara Baro) yang merupakan saudara kami, dan nantinya akan sama-sama berangkat mengantar pengantin perempuan (Dara Baro) ke rumah pengantin laki-laki (Linto Baro).

---

Kue hantaran
Dalam tradisi masyarakat Aceh, ada dua kegiatan pesta yang diadakan setelah proses pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA), dimana janji suci pernikahan (akad nikah) diucapkan di KUA tersebut dan dilegalkan oleh penghulu yang merupakan unsur pemerintah.

Kemudian, acara pesta dilaksanakan di rumah pengantin perempuan, dimana pengantin laki-laki atau Linto Baro akan diantarkan oleh keluarga serta kerabatnya ke rumah pengantin perempuan atau Dara Baro yang disebut dengan tradisi Intat Linto.

Selang beberapa hari kemudian akan dilanjutkan dengan acara pesta yang dilaksanakan di rumah pengantin pria (Linto Baro), dimana pengantin perempuan (dara Baro) akan diantarkan oleh keluarga serta kerabatnya ke rumah pengantin laki-laki (Linto Baro), yang dikenal dengan istilah atau tradisi Intat Dara Baro seperti yang kami akan lakukan hari ini.

Dalam tradisi kami, sebuah pernikahan memang membutuhkan biaya yang cukup mahal, karena si pengantin laki-laki harus memberikan mahar berupa sejumlah emas kepada pengantin perempuan, dan kemudian akan dilaksanakan dua kali acara pesta, baik di rumah pengantin laki-laki maupun di rumah pengantin perempuan....😇

Selain biaya untuk makanan dan minuman saat pelaksanaan acara pesta, ada juga tradisi membawa sejumlah "barang hantaran" berupa barang-barang dan juga aneka kue yang dibuat khusus ketika acara Intat Linto maupun Intat Dara Baro.

Dan untuk semua keperluan ini, warga desa maupun anggota keluarga akan mendukung serta memberikan kontribusinya untuk pelaksanaan acara, baik dalam bentuk uang tunai, kue hantaran dan juga tenaga saat hari H acara.

---

Pengantin tiba di tempat pesta
Sekitar pukul 11 siang, kami sudah berkumpul di rumah pengantin perempuan untuk sama-sama berangkat ke rumah pengantin laki-laki dengan cara iring-iringan atau berkonvoi.

Aku memilih untuk mengendarai motor saja menuju tempat pesta pernikahan ini, karena jaraknya hanya sekitar 10 menit atau sekitar 7 kilometer dari desa kami.

Pengantin perempuan atau Dara Baro telah dirias oleh tukang rias khusus dan memakai pakaian Adat Aceh yang khas dan akan disambut oleh tuan rumah di pintu gerbang atau pintu masuk rumah pengantin laki-laki.

---

Foto di depan pelaminan
Kami dari rombongan pengantar pengantin perempuan dipersilahkan untuk masuk ke halaman rumah tempat pesta untuk menikmati hidangan yang telah dipersiapkan.

Sementara pengantin perempuan dipersilahkan masuk ke dalam rumah pengantin laki-laki untuk mengikuti prosesi adat Peusijuk dan makan bersama di ruangan khusus.

Setelah prosesi Peusijuk dan makan bersama, kedua pengantin akan disandingkan diatas pelaminan yang telah disiapkan dan akan dilakukan sesi foto-foto bersama teman, keluarga dan semua kerabat.

Kami tidak menunggu kegiatan foto-foto bersama pengantin karena kami buru-buru untuk pulang untuk menghadiri sebuah undangan di tempat lainnya.

Kami hanya sempat mengabadikan kehadiran kami di acara Intat Dara Baro ini dengan melakukan foto-foto didepan pelaminan sebelum beranjak dari lokasi pesta dimaksud.

---

Kopi di tempat pesta
Sebelumnya, aku sempat menikmati segelas kopi sanger espresso yang disediakan di lokasi pesta untuk menghilangkan "rasa eneg" setelah makan nasi dan hidangan rendang daging tadi.

Aku tidak mencoba dessert lain yang disediakan di tempat pesta tersebut, dan hanya minum kopi sanger espresso saja.

---

Hujan di sore hari
Menjelang sore, hujan yang cukup deras terjadi di desa kami sehingga kami tidak bisa kemana-mana di sore ini.

Aku hanya berada di rumah saja, menonton beberapa film favorit di aplikasi YouTube dan menyempatkan untuk berolahraga ringan di sore hari.

---

Nenas
Istriku telah menyiapkan buah nenas hasil dari tanam sendiri didalam pot, sehingga aku bisa menikmati nenas yang manis ini setelah selesai berolahraga.

---

Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@alee75

^{📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝}