Membantu teman, "donor darah" dan membawa si kecil Alvira ke dokter
Hagoe's Village: July, 31th 2025
Hari ini ada beberapa agenda yang akan aku lakukan dari pagi hingga sore harinya, terkait tugasku sebagai ASN dan juga sebagai kepala keluarga serta sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab sosial kepada sesama.
Dalam bingkai tugas sebagai ASN, aku diminta tolong untuk mendampingi dan memfasilitasi tim dari Dinas Peternakan Provinsi Aceh yang akan melaksanakan kegiatannya di Kabupaten Aceh Utara.
Selain melaksanakan tugasku sebagai ASN, hari ini kami (aku, istriku dan anak kami @saufa29) akan mengikuti kegiatan donor darah yang di laksanakan di Puskesmas Matangkuli, sebagai wujud tanggung sosial dan juga kebiasaan hidup sehat yang kami jalani.
Dan di sore harinya aku akan membawa si kecil Alvira untuk berobat ke dokter anak di Rumah Sakit Zahra di Kota Lhoksukon.
Presensi di Puskeswan MatangkuliSesuai dengan agenda diatas, aku sudah mulai melakukan kegiatan di rumah sejak waktu sholat subuh, lalu membereskan urusanku di rumah dan bersiap-siap mengantarkan si kecil Alvira ke sekolahnya.
Kemudian aku menuju Puskeswan Matangkuli untuk melakukan presensi pagi melalui aplikasi Siapacut, tentunya.
Persawahan di perjalananHari ini aku hanya menggunakan motor saja untuk mendampingi dan memfasilitasi tim dari Dinas Peternakan Provinsi Aceh yang akan melakukan kegiatan pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), inventarisasi serta pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di salah satu usaha pengolahan telur asin di Kecamatan Pirak Timu Kabupaten Aceh Utara.
Aku menikmati pemandangan persawahan yang menghijau sepanjang perjalanan menuju lokasi, sesuai dengan janji yang telah kami buat kemarin.
Ngopi pagiSesuai janji, tim tersebut akan bergerak dari Kota Lhokseumawe sekitar pukul 08 pagi, karena mereka menginap di Hotel Singapore Lhokseumawe setelah melakukan kegiatan dimulai dari Kabupaten Bireuen dan Kota Lhokseumawe kemarin.
Sebenarnya mereka akan melakukan kegiatan dari Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur secara maraton.
Karena kegiatan di Kota Lhokseumawe selesai menjelang sore maka mereka memutuskan menginap di Kota Lhokseumawe, dan pagi ini akan melanjutkan kegiatan di Kabupaten Aceh Utara.
Aku menunggu kedatangan mereka di sebuah warung kopi yang dekat dengan lokasi kegiatan yang kami tuju, sekalian minum kopi dan menyiapkan postinganku.
Ternyata lama juga aku menunggu mereka di warung kopi ini, sampai-sampai aku bisa menyelesaikan postinganku hari ini. Rupanya mereka singgah sebentar di rumah teman kami yang mengalami musibah atas meninggalnya orangtua teman tersebut beberapa hari yang lalu.
Teman se-kampusSekitar pukul 09.30 wib, barulah mereka tiba di tempat aku minum kopi, dan kemudian kami segera menuju lokasi kegiatan di Desa Rayeuk Pange Kecamatan Pirak Timu.
Mereka adalah teman satu letting ku dulu saat masih kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Saat ini mereka berdinas di Dinas Peternakan Provinsi Aceh karena mereka memang berdomisili di Banda Aceh sejak dulu.
Dua orang temanku ini, salah satunya menjabat sebagai plt. Kepala Bidang Pengolahan di Dinas Peternakan Provinsi Aceh, dan satunya lagi berdinas di Laboratorium Veteriner Provinsi Aceh.
Sebenarnya lokasi kegiatan yang kami tuju hari ini bukanlah wilayah kerjaku, tetapi atas permintaan dari Kepala Bidang dan juga teman se-letting ku ini, aku memenuhi permintaan mereka untuk mendampingi dan memfasilitasi mereka ke sebuah usaha pengolahan telur asin ini.
Wawancara dengan peternakAku sudah mengenal lama dengan pemilik usaha pengolahan telur asin ini sejak aku masih menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, sama halnya dengan berbagai kecamatan lainnya dalam Kabupaten Aceh Utara yang terdiri dari 27 Kecamatan dan 852 Desa.
Jadi, meskipun saat ini wilayah kerjaku adalah di Kecamatan Lhoksukon, hal itu tidak menjadi kendala bagiku untuk menemani tim seperti ini di lapangan.
Dan ketika tiba di lokasi, teman-teman ku segera melaksanakan tugas mereka dengan mewawancarai pemilik usaha dan pekerjanya serta mengambil data dan foto dokumentasi yang diperlukan.
Telur asin. Video reels
Telur bebek sebelum diasinkanUsaha pengolahan telur asin ini sudah berdiri sejak lama dan telah memiliki badan hukum serta memiliki merk dagang yaitu Telur Asin Permata Merah.
Salah satu ciri khas produk telur asin ini adalah warna kuning telurnya yang lebih kuat yang berwarna oranye-kemerahan, sama seperti namanya permata merah.
Menurut keterangan dari pemilik usaha ini, warna kuning telurnya diperoleh dari teknik khusus dan formula pakan khusus yang digunakan saat proses produksi telur, karena mereka memelihara sendiri bebek-bebeknya yang nantinya telur tersebut akan dilakukan proses pengasinan.
Saat ini, telur asin yang mereka produksi didistribusikan di wilayah Kabupaten Aceh Utara bahkan ke Kota Lhokseumawe dengan harga rata-rata 2,700 IDR per butir.
Selain memelihara ternak bebek dan pengolahan telur asin, peternak ini juga memelihara ternak kambing di lahan yang mereka miliki.
Ngopi bersama temanSelesai berkegiatan di tempat usaha pengolahan telur asin ini, aku mengajak teman-teman ku ini untuk istirahat dan minum kopi di D'Coffee Shop Spesialty Matangkuli yang terletak tidak jauh dari lokasi kegiatan.
Mereka akan melanjutkan perjalanan dan kegiatan yang sama di Kabupaten Aceh Timur, dan kemungkinan akan menginap di Kota Idi Kabupaten Aceh Timur. Rencananya besok baru mereka akan kembali ke Banda Aceh.
Kegiatan donor darahSetelah mendampingi serta memfasilitasi teman dari Dinas Peternakan Provinsi Aceh, aku segera memacu motorku menuju Puskesmas Matangkuli untuk mengikuti kegiatan donor darah pada hari ini.
Menurut informasi awal kegiatan ini akan berlangsung sampai pukul 12.00 wib, yang artinya masih ada waktu bagiku sekitar 20 menit lagi, karena ini baru pukul 11.40 wib.
Ternyata ketika aku tiba di Puskesmas Matangkuli, kegiatan donor darah ini sudah selesai, dan para petugas sedang membereskan peralatan mereka.
Padahal jam belum menunjukkan pukul 12 siang, dan beberapa orang lainnya juga berkeinginan untuk ikut mendonorkan darah mereka seperti halnya aku. Tetapi para petugas berkata : Udah tutup pak, buk. Kalo mau berdonor datang saja ke PMI Lhokseumawe...!
Ya, sudahlah. Padahal golongan darahku adalah AB yang merupakan golongan darah yang cukup langka. Dan di hari ini hanya istriku dan anak kami @saufa29 yang bergolongan darah O, yang berhasil mendonorkan darahnya, karena mereka datang lebih cepat tadi pagi.
RS Zahra Lhoksukon. w3w.locationAku hanya istirahat saja di siang ini setelah berkegiatan sejak tadi pagi. Dan sekitar pukul 15.30 wib, aku membawa si kecil Alvira untuk berobat ke dokter anak di Rumah Sakit Zahra Lhoksukon.
Rumah sakit ini baru beberapa bulan saja beroperasi, dan kami akan mencoba membawa berobat si kecil Alvira ke rumah sakit ini untuk pertama kalinya.
Menunggu antrian berobatRumah sakit ini memiliki fasilitas yang cukup lumayan serta dokter spesialis yang cukup memadai sebagai rumah sakit yang baru beroperasi, dan masih dalam proses pembangunan serta pembenahan.
Ruang rawat inap sepertinya juga lumayan, yang terlihat dari banyaknya masyarakat dan pasien yang rawat inap di rumah sakit ini.
Kami pun segera mendaftar berobat si kecil Alvira di loket, dan kemudian menunggu antrian berobat di Poly Anak Rumah Sakit Zahra Lhoksukon ini.
Setelah selesai diperiksa oleh dokter dan mengambil obat di apotik, kami segera pulang karena aku harus melengkapi presensi soreku di Puskeswan Matangkuli.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝
Click Here 