Tamasya Keluarga Ku Saat Liburan Idul Adha di Kota Banda Aceh

Kembali lagi pada hari perjalanan, tentu saja jauh jarak perjalanan yang harus kami tempuh dari kota tempat kami tinggal menuju kota Banda Aceh. Kami sampai disana kurang lebih pada pukul 4 dini hari. Sesampainya di rumah orang tua saya, saya langsung menyiapkan kamar untuk kami semua beristirahat.

Beres-beres dan bersih-bersih kamar serta barang bawaan pun selesai, kami semua bergantian untuk mandi satu per satu. Setelah semuanya selesai dan rapi kami bergegas untuk menyalami Ibu saya. Di daerah kami ada yang namanya 'sungkem' yaitu tradisi yang dilakukan dengan cara menundukkan diri dan mencium tangan orang yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan, permohonan maaf, dan rasa bakti.

Selesai mengobrol pula dengan saudara-saudara saya serta para keponakan, kami pergi untuk sarapan di sebuah tempat makan bernama Banda Crap. Hujan sedang turun sehingga makanan hangat yang disajikan akan semakin nikmat rasanya menemani di pagi yang dingin ini.

Seusai kami sarapan dengan menu nasi putih dan ayam penyet serta bakar, kami menuju sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sepatu yang dibutuhkan Kak Zara dan juga Kak Raisah. Kak Zara membutuhkan sepatu baru berwarna hitam untuk keperluan orientasi pada kegiatan masa pengenalan kampusnya, sementara Kak Raisah membutuhkan sepatu lari untuknya berlatih paskibraka ditingkat Kota.

Butuh waktu beberapa jam bagi anak gadis ini memilih sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanannya. Selepas dari pusat perbelanjaan itu kami sudah kembali merasa lapar dan memutuskan untuk makan bakso. Dimana cuaca pun masih gerimis dan rasanya sangat sayang tanpa dilewati dengan kuah bakso yang hangat.

Kami menuju tempat makan bakso yang sudah terkenal sejak dulu sekali, yaitu Bakso Kojek. Istri saya yang merekomendasikan tempat tersebut tentu kami pun serentak menyetujui ajakkan ini

Perpaduan dari kuah bakso yang gurih dan hangat serta daging bakso yang empuk benar-benar tidak dapat terpisahkan. Belum lagi jus buah yang mereka sajikan terasa kental dan tidak encer seperti kebanyakan penjual jus buah saat ini. Istri saya bercerita kepada kami bahwa seluruh cita rasa disini tidak berubah bahkan semenjak sebelum tsunami melanda Aceh.

Karena saya sudah tidak terlalu mengingat aktivitas kami dihari itu, saya akan melanjutkan cerita dihari esok. Dimana saya, Zara, Raisah, dan Raziq sarapan di Zakir Kupi. Di hari itu juga saya mengantarkan anak-anak ke sebuah toko yang menjual berbagai barang-barang yang imut dan sangat memanjakan mata, khususnya para anak-anak.

Nama toko tersebut adalah La Luna. Toko ini bernuansa merah muda dan dipenuhi para gadis-gadis hingga anak perempuan, walaupun setelah saya lihat-lihat lagi para ibu-ibu pun tidak mau kalah, termasuk istri saya sendiri. Mereka membeli berbagai macam tempelan berkarakter, peralatan sekolah, dan masih banyak lagi.

Di hari itu pula kami berangkat pulang kembali karena besok harinya istri saya sudah masuk ke kantor. Anak-anak hingga saudara-saudari saya sungguh menyayangkan hal tersebut, begitupun saya sendiri. Namun bagaimanapun anak-anak juga akan masuk sekolah sehingga kami harus berangkat pulang dan berdoa supaya dapat kembali ke Banda Aceh dalam waktu dekat ini dengan penuh keselamatan

Begitulah cerita singkat lain keseruan dari saya dan keluarga, dimana kami hampir setiap saat menghabiskan waktu berharga bersama

Demikianlah tulisan saya untuk hari ini

Salam spesial buat semua teman Steemian ku

Tentang Saya 👉@waterjoe