Aktivitas ringan untuk memulihkan stamina

Hagoe's Village: August, 10th 2025
Setelah pulang dari Kota Banda Aceh pada tanggal 8 Agustus kemarin, aku mengalami kelelahan dan tidak enak badan sejak malam pertama kami tiba kembali di Kabupaten Aceh Utara, sehingga aku menginap di rumah mertuaku di Landeng.
Dan setelah beristirahat total kemarin di rumah kami, kondisi fisikku belum juga fit, sehingga hari ini aku belum memulai berbagai aktivitas yang sebelumnya aku rencanakan ketika akan mengambil cuti tahunan sebagai ASN di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Ternyata, seiring bertambahnya umur maka akan terasa perubahan stamina dan daya tahanku, dimana aku menyetir sendiri mobil saat berangkat ke Banda Aceh untuk mengantarkan si Abang yang akan mulai masuk kuliah beberapa hari kedepan.
Begitu pula saat kami pulang kembali ke Kabupaten Aceh Utara, aku juga menyetir sendiri mobil kami, yang membuat kondisi fisikku mengalami kelelahan.
Memetik cabe
Karenanya, aku hanya melakukan aktivitas ringan saja di rumah kami pada hari ini. Aku menyirami tanaman yang ada di halaman rumah kami seperti bunga-bunga dan juga tanaman cabe serta tomat.
Sebagian tanaman cabe yang ada di halaman rumah kami sudah berbuah, bahkan ada yang sudah masak atau berwarna merah, sehingga aku memetik beberapa buah cabe merah tersebut untuk keperluan memasak kami hari ini.
Sayur, tomat dan cabe
Istriku pergi ke kebun di belakang rumah kami, dan kemudian membawa pulang daun singkong serta beberapa buah tomat yang dipetiknya di kebun belakang rumah kami.
Dengan bahan-bahan sayuran tersebut, istriku bisa menyiapkan sebagian menu makan kami untuk hari ini. Dan pastinya sayur-sayuran tersebut adalah sayuran organik tanpa menggunakan pupuk kimia sehingga lebih sehat dan aman bagi kesehatan kita.
Kates
Pagi ini aku juga memberi makan ikan-ikan yang ada di kolam samping rumah kami. Dan disana aku mendapati beberapa buah kates yang sudah masak di pohon. Bahkan ada yang sudah terjatuh ke tanah karena sudah sangat masak.
Karena kami sedang tidak ada di rumah selama beberapa hari, beberapa buah kates yang terlanjur masak di pohon tidak ada yang memetiknya dan jatuh ke tanah.
Dan karena hari ini kami sudah kembali di rumah, dan kebetulan ada buah kates yang sudah menguning, maka aku pun memetik beberapa buah kates tersebut.
Di Union Coffee
Menjelang siang, aku dan istriku pergi ke rumah mertuaku di Landeng untuk menjemput si kecil Alvira yang menginap di rumah neneknya sejak kami kembali dari Banda Aceh pada Jumat malam kemarin.
Karena mulai Senin besok si kecil Alvira akan masuk sekolah lagi, maka kami akan menjemputnya pulang ke rumah kami di Matangkuli.
Sebelum tiba di rumah mertuaku di Landeng, aku singgah di Union Coffee untuk membeli secangkir kopi espresso panas tanpa gula, dan membawanya ke rumah mertuaku yang tidak jauh dari situ.
Kopi espresso panas
Di rumah mertuaku, aku menikmati kopi espresso panas ini sambil menyiapkan postinganku untuk hari ini. Dan selebihnya aku lebih banyak beristirahat di rumah mertuaku untuk memulihkan staminaku.
Dan setelah sholat ashar, barulah aku bersama istri dan si kecil Alvira beranjak dari rumah mertuaku di Landeng.
Kami menuju Kota Lhoksukon untuk membeli beberapa barang dan juga pakaian untuk si Abang yang akan kami kirim nantinya, sekalian mengirim sepatu si Abang yang kelupaan dibawa ke Banda Aceh beberapa hari yang lalu.
Karena pakaian yang kami cari di Lhoksukon tidak ada yang cocok untuk si Abang, maka selanjutnya kami mencarinya di Simpang Rangkaya.
Berbelanja barang kebutuhan
Setelah membeli beberapa potong baju kaos untuk si Abang, kami pun pulang ke rumah kami di Matangkuli, dan singgah di sebuah lapak langganan untuk berbelanja barang kebutuhan kami.
Lapak penjualan ini berada di desa tetangga kami yang berbatasan dengan Parang Sikureueng atau berjarak hanya sekitar 1 kilometer dari rumah kami. Dan terkadang kami berbelanja di lapak ini selain berbelanja di Simpang Rangkaya.
Buah Gandaria. (Bouea macrophylla Griff).
Ternyata di lapak ini juga menjual buah Gandaria atau yang dalam bahasa Aceh disebut sebagai Buah Meuninya, yang sudah sangat sulit didapatkan saat ini.
Buah ini memiliki rasa yang sangat asam dan sedikit manis. Biasanya buah ini digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat rujak.
Aku memiliki memori yang sangat berkesan terhadap buah ini, karena ketika aku masih kecil dan tinggal di pedesaan dulu, aku sering bermain bersama teman-teman di pinggir hutan di desa kami, dan kami selalu memakan buah ini untuk dibuat rujak atau menyantapnya secara langsung.
Meskipun buah ini cukup asam rasanya, tetapi kami sebagai anak-anak di pedesaan saat itu sangat menikmati buah ini...🤣
Seiring perkembangan zaman, buah ini sudah mulai "ditinggalkan" oleh generasi sekarang dan sudah sangat sulit ditemui.
Saat aku membeli buah Gandaria di lapak ini ternyata dihargai dengan 25k IDR per kilogramnya atau setara 11 steem. Mahal juga rupanya....!
Barang untuk si Abang
Kemudian kami segera pulang ke rumah untuk "mengepak" dan menyiapkan barang untuk si Abang yang akan kami kirimkan melalui angkutan L-300 pada esok hari.
Si Abang mengabari bahwa untuk keperluan acara SIMAK (Silaturahmi Mahasiswa Aneuk Keguruan) yang akan diikutinya, para mahasiswa diwajibkan memakai sepatu sekolahnya dulu (sepatu anak SMA).
Karena sepatu tersebut tidak ikut dibawanya ke Banda Aceh, maka kami akan mengirimkannya melalui jasa angkutan L-300.
SIMAK ini adalah kegiatan orientasi bagi Mahasiswa Baru yang diadakan oleh pihak Universitas dan juga Fakultas sebagai media untuk pengenalan kampus serta aktivitasnya kepada mahasiswa baru.
Dan untuk keperluan kegiatan tersebut ada beberapa barang dan bahan yang harus dibawa dan dipakai oleh mahasiswa termasuk si Abang sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝

Your post has been upvoted by the Team Foresight.
Let's improve your experience in creating content and interacting with other users.