9 Juli 2025-Menelusuri Tambang Emas Tradisional di Aceh Barat
MY WRITE
Pada tanggal 9 Juli 2025, saya bersama beberapa rekan melakukan perjalanan menuju salah satu kawasan tambang emas tradisional yang terletak di wilayah Aceh Barat. Tujuan utama dari perjalanan ini bukan semata-mata untuk menyaksikan aktivitas pertambangan, melainkan juga untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat yang menggantungkan penghidupan dari hasil tambang rakyat tersebut.
Kami memulai perjalanan sejak pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah. Jalur yang kami tempuh sebagian besar merupakan jalan tanah berbatu yang menuntut kewaspadaan ekstra. Meskipun demikian, rasa lelah selama perjalanan terbayar lunas dengan suguhan pemandangan alam yang memikat.
Di pertengahan perjalanan, kami melintasi hamparan sawah yang terbentang luas sejauh mata memandang. Warna hijau padi yang mulai menguning menjadi pertanda bahwa masa panen telah mendekat. Di tengah-tengah sawah itu, tampak beberapa burung bangau berwarna hitam berdiri dengan anggun, seolah menikmati ketenangan pagi hari. Suasana ini memberikan keteduhan hati, sekaligus mengingatkan kami akan keindahan alam pedesaan yang masih terjaga.
Perjalanan berlanjut hingga akhirnya kami tiba di area tambang emas. Dari kejauhan, terlihat tumpukan material berupa pasir, bebatuan, dan lumpur yang telah diproses oleh warga setempat. Suasana di sekitar tambang tampak cukup ramai, dengan beberapa kelompok pekerja yang sibuk mengayak material menggunakan alat sederhana, berupaya memisahkan butiran emas yang tersembunyi di dalamnya.
Menariknya, terdapat pula aktivitas yang dikenal dengan sebutan “nulang.” Nulang merupakan proses mengayak kembali material sisa dengan harapan masih terdapat butiran emas yang belum berhasil dipisahkan sebelumnya. Proses ini memerlukan ketelitian serta kesabaran yang tinggi, namun bagi sebagian warga, nulang tetap menjadi bagian dari usaha mereka dalam mencari rezeki.
Saya berkesempatan berbincang dengan salah seorang penambang lokal yang telah puluhan tahun berkecimpung di dunia pertambangan tradisional. Beliau mengungkapkan bahwa meskipun hasil yang diperoleh tidak selalu besar, pekerjaan ini tetap menjadi tumpuan utama perekonomian bagi banyak keluarga di daerah tersebut.
Perjalanan menelusuri tambang emas tradisional di Aceh Barat kali ini memberikan pengalaman yang sangat berharga. Di balik kilauan emas yang sering kita lihat di toko-toko perhiasan, tersimpan kisah perjuangan, kerja keras, serta keteguhan hati para penambang yang setiap hari berjuang di tengah lumpur dan bebatuan.
Penutup
Demikianlah kisah perjalanan saya kali ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran nyata mengenai aktivitas tambang emas tradisional di Aceh Barat serta kehidupan masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Bagi sahabat yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam, atau memiliki pertanyaan maupun pengalaman serupa, silakan tinggalkan komentar di bawah. Jangan lupa untuk mengikuti akun saya agar tidak ketinggalan perjalanan menarik lainnya. Terima kasih atas kunjungannya, sampai jumpa di tulisan berikutnya!
Best regards,
@khairulamar | My Introduction Post
Bereh that katrok Jak bak tambang emas, na kacok be ok emas yang na lam Batee, sang galak teh takalon secara langsung emh
hana bit ,han ibi cok 😂