kamis 3 juli Menantang Bahaya di Ketinggian dan Buah di Tepi Makam
MY WRITE
Rabu, 3 Juli 2025, menjadi hari yang penuh tantangan sekaligus pengalaman yang tak terlupakan bagi saya dan rekan kerja di lokasi pembangunan. Sejak pagi hari, kami sudah berada di tempat kerja untuk melanjutkan proses pemasangan besi balok gantung, salah satu bagian struktur bangunan yang memerlukan kehati-hatian, keberanian, dan keterampilan yang tinggi.
Pekerjaan ini kami lakukan tanpa menggunakan sabuk pengaman. Tidak ada tali keselamatan, pengait, ataupun jaring pelindung di bawah kami. Hanya ada keyakinan, kepercayaan antar rekan, dan keseimbangan tubuh sebagai penopang. Kami naik ke atas struktur bangunan, bersiap menerima besi balok yang diangkat dari bawah satu per satu.
Setiap balok besi yang sampai ke tangan kami langsung kami kunci dan ikat dengan kokoh pada tiang-tiang besi penyangga. Proses ini berlangsung cukup lama karena harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Kecerobohan sekecil apa pun bisa berakibat fatal. Kami bersyukur, semuanya dapat kami selesaikan dengan baik, meskipun tubuh terasa tegang dan pikiran terus diliputi rasa waspada.
Setelah seluruh balok tergantung terpasang dengan aman, masih terdapat beberapa ujung besi yang menonjol dan perlu dipotong. Pekerjaan memotong besi ini kembali menguji mental dan ketenangan. Salah satu dari kami harus berdiri pada posisi yang tidak stabil, menjaga keseimbangan tubuh sembari mengoperasikan alat pemotong dengan presisi tinggi. Butuh keberanian dan konsentrasi penuh agar tidak terjadi kesalahan.
pemotongan ujung besi yang menonjol
Setelah semuanya terpasang sempurna, hari pun mulai beranjak sore. Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak, melepaskan penat sambil menikmati semilir angin yang datang dari arah sungai. Dari tempat saya duduk, pandangan mata saya tertuju pada sebuah pohon yang tumbuh di pinggir lokasi kerja, tepatnya di dekat area pemakaman.
Pohon tersebut tampak rindang dan berbuah lebat. Rasa penasaran pun muncul dalam hati saya. Perlahan saya menghampiri pohon itu dan mengamati buahnya dari dekat. Buah tersebut memiliki bentuk dan warna yang unik, namun saya sama sekali tidak mengenal jenisnya. Apakah buah ini bisa dikonsumsi atau justru berbahaya? Saya pun mengabadikan gambar buah tersebut, berharap ada seseorang yang bisa memberikan informasi melalui postingan ini.
Menjelang senja, kami bersiap pulang. Perjalanan kami tempuh dengan melewati sungai kecil yang mengalir tenang di sela-sela perbukitan. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan tiga orang perantau dari Medan yang sedang berada di pinggir sungai. Rasa penasaran kembali membawa kami untuk menghampiri mereka.
Setelah berbincang, kami mengetahui bahwa mereka sedang mencari dan mengumpulkan batu akik. Batu-batu tersebut rencananya akan mereka bawa pulang ke kampung halaman, karena menurut mereka, di daerah asal mereka sulit ditemukan batu yang memiliki kejernihan dan warna menarik seperti yang terdapat di daerah Aceh Barat ini. Mereka menunjukkan beberapa koleksi batu yang telah mereka temukan—beberapa di antaranya berwarna hijau bening, ada pula yang merah tua seperti batu delima. Pemandangan yang sangat menarik, seolah-olah menemukan permata yang tersembunyi di alam.
perantau medan dengan batu akik
Percakapan kami berlangsung cukup akrab meski singkat. Kami saling bertukar cerita, dari pekerjaan hingga pengalaman di perantauan. Momen itu menjadi penutup hari yang begitu bermakna.
Kami melanjutkan perjalanan pulang dengan hati yang lega. Meski tubuh terasa lelah setelah seharian bekerja keras, namun pengalaman hari itu menyisakan kesan yang dalam. Bukan hanya karena pekerjaan yang berhasil diselesaikan, tetapi juga karena kejutan-kejutan kecil yang menyertainya—mulai dari keberanian memasang besi di ketinggian, buah misterius di pinggir makam, hingga pertemuan tak terduga dengan para pemburu batu akik.
Penutup:
Setiap hari adalah cerita, dan setiap momen memiliki maknanya sendiri. Hari ini saya belajar bahwa kerja sama dan keberanian mampu menaklukkan ketakutan, dan rasa penasaran bisa membawa kita pada penemuan yang tidak disangka-sangka.
Bagi teman-teman pembaca, apakah ada yang mengenali jenis buah yang saya temui di dekat makam tersebut? Apakah buah tersebut aman dikonsumsi? Saya sangat menantikan pendapat dan informasi dari Anda semua. Sampai jumpa di kisah saya berikutnya, semoga hari Anda pun penuh warna seperti hari kami kemarin.
Best regards,
@khairulamar | My Introduction Post