Mengintegrasikan Sistem Verifikasi Identitas (IdVS) dengan platform Self-Sovereign Identity (SSI) memungkinkan penerbitan Verifiable Credentials (VC) yang hubungkan identitas nyata ke dompet blockchain guna verifikasi peserta dan akuntabilitas antikorupsi

in Steem SEA2 days ago

1000047314.png

Integrasi dengan Sistem Verifikasi Identitas untuk Anti-Korupsi

Efektivitas sistem antikorupsi berbasis blockchain yang berizin bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi partisipan secara andal. Integrasi dengan Sistem Verifikasi Identitas (IdVS) memastikan bahwa setiap tindakan di blockchain dapat dilacak kembali ke entitas dunia nyata yang terverifikasi. Hal ini secara signifikan meningkatkan akuntabilitas dan memerangi penipuan terkait identitas.

Memilih Platform atau Pendekatan Verifikasi Identitas

Memilih platform IdVS yang tepat sangat penting dan harus selaras dengan prinsip keamanan, privasi, dan interoperabilitas, serta mempertimbangkan konteks Indonesia.

Pendekatan yang paling direkomendasikan adalah penggunaan Self-Sovereign Identity (SSI) dan Decentralized Identifier (DID), yang selaras dengan sifat desentralisasi blockchain. SSI memungkinkan individu dan organisasi untuk mengendalikan identitas digital mereka sendiri, alih-alih bergantung pada otoritas terpusat seperti basis data pemerintah atau login media sosial. Pengguna membuat dan mengelola DID mereka sendiri, yang tertanam di blockchain atau buku besar terdistribusi.

1000047291.png

DID bekerja bersama Kredensial Terverifikasi (VC). VC adalah kredensial digital anti-rusak yang diterbitkan oleh penerbit tepercaya, seperti lembaga pemerintah atau bank. Kredensial tersebut disimpan dalam dompet digital pengguna dan dapat ditunjukkan kepada verifikator, seperti kontrak pintar atau lembaga pemerintah lainnya. Verifikator dapat mengonfirmasi keasliannya secara kriptografis tanpa perlu memeriksa basis data penerbit.

Manfaat model antikorupsi ini mencakup peningkatan privasi—pengguna hanya mengungkapkan atribut identitas yang diperlukan—dan kontrol pengguna yang lebih besar atas siapa yang dapat mengakses data mereka. VC diamankan secara kriptografis, sehingga anti-rusak dan mengurangi risiko yang terkait dengan penyimpanan identitas terpusat. Standar terbuka seperti spesifikasi DID dan VC W3C umumnya digunakan, dengan implementasi yang seringkali didasarkan pada kerangka kerja seperti Hyperledger Indy atau Aries.

Jika Indonesia sudah memiliki sistem identitas terpusat yang kuat, seperti ID digital nasional, sistem ini dapat diintegrasikan dengan blockchain. Dalam model ini, sistem yang ada bertindak sebagai penerbit kredensial yang dapat diverifikasi atau bukti kriptografi. Meskipun pendekatan ini mungkin lebih mudah diimplementasikan pada awalnya, pendekatan ini memerlukan desain yang cermat untuk menghindari kembalinya titik pusat kegagalan atau paparan data.

Menghubungkan Identitas Terverifikasi dengan Alamat Dompet

Komponen kunci integrasi adalah membangun koneksi permanen yang dapat diverifikasi antara identitas dunia nyata pengguna (sebagaimana diverifikasi oleh IdVS) dan alamat dompet blockchain mereka.

Proses onboarding dimulai ketika peserta baru, seperti vendor atau individu, mendaftar melalui sistem antikorupsi. Sistem kemudian mengarahkan mereka ke IdVS untuk verifikasi identitas, yang meliputi pengajuan dokumen identitas (misalnya, KTP), pemeriksaan biometrik, dan pemeriksaan latar belakang terhadap daftar pantauan.

Verifikasi ini dilakukan di luar jaringan. Setelah peserta lolos verifikasi, IdVS menerbitkan Kredensial Terverifikasi yang berisi atestasi identitas yang ditandatangani secara kriptografis. Kredensial ini disimpan dalam dompet digital yang aman, seperti aplikasi seluler atau ekstensi peramban.

Untuk mengikat identitas terverifikasi ini ke alamat dompet blockchain, dompet digital berinteraksi dengan kontrak pintar. Peserta menunjukkan bukti yang berasal dari VC mereka, seperti bukti tanpa pengetahuan atau DID mereka. Kontrak pintar memverifikasi bukti ini tanpa menyimpan data identitas lengkap—hanya tautan kriptografi seperti DID atau hash yang direkam. Hal ini menciptakan rekaman blockchain yang tidak dapat diubah yang menghubungkan identitas terverifikasi ke alamat dompet.

Untuk kasus penggunaan yang sensitif, Bukti Tanpa Pengetahuan (ZKP) dapat digunakan. ZKP memungkinkan pengguna untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi kriteria tertentu—seperti berusia di atas 18 tahun atau memiliki izin usaha yang sah—tanpa mengungkapkan data yang mendasarinya, sehingga menjaga privasi.

Kontrak pintar berfungsi sebagai pemverifikasi bukti identitas. Kontrak pintar ini memelihara pemetaan DID terverifikasi atau hash identitas ke alamat dompet. Sistem ini dapat menerapkan pembatasan akses, mewajibkan pengguna untuk diverifikasi sebelum melakukan tindakan tertentu, dan juga dapat melacak stempel waktu verifikasi atau memulai verifikasi ulang bila diperlukan.

Manfaat untuk Anti-Korupsi

Menghubungkan identitas terverifikasi dengan aktivitas blockchain sangat meningkatkan akuntabilitas. Setiap transaksi dikaitkan dengan individu atau organisasi yang nyata dan terverifikasi, sehingga pengguna anonim tidak mungkin terlibat dalam korupsi.

Sistem ini juga mengurangi penipuan identitas dengan mencegah peniruan identitas atau pembuatan beberapa identitas palsu. Tindakan yang dilakukan secara on-chain oleh identitas terverifikasi tidak dapat disangkal di kemudian hari, memastikan non-repudiasi. Selain itu, sistem ini mengotomatiskan dan menstandardisasi prosedur KYC/AML, mengurangi kesalahan manusia dan manipulasi. Sistem ini juga meningkatkan auditabilitas, karena auditor dapat dengan mudah melacak transaksi kembali ke entitas yang terverifikasi.

Tantangan dan Pertimbangan

Terlepas dari manfaatnya, beberapa tantangan harus diatasi. Adopsi pengguna sangat penting—pejabat pemerintah, warga negara, dan entitas swasta harus bersedia dan mampu menggunakan sistem identitas digital dan dompet terkait.

1000046939.png

1000046943.png
1000046944.png
1000046945.png

Pengakuan hukum DID dan VC dalam kerangka hukum Indonesia diperlukan untuk penegakan hukum. Interoperabilitas harus dipastikan agar IdVS dapat bekerja dengan lancar dengan platform blockchain yang dipilih, seperti Hyperledger Fabric atau Quorum, serta infrastruktur TI pemerintah yang ada.

Terakhir, kepatuhan terhadap undang-undang privasi data Indonesia sangat penting. Ini termasuk mempertimbangkan di mana data identitas disimpan dan diproses, meskipun hanya bukti kriptografi yang disimpan secara on-chain.

Dengan menerapkan sistem verifikasi identitas yang kuat secara cermat, kerangka kerja antikorupsi berbasis blockchain dapat membangun fondasi kepercayaan dan verifikasi yang aman, yang sangat penting untuk memerangi korupsi secara efektif.

Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?

  • Follow akun Mpu.
  • Upvote dan resteem postingan Mpu.
  • Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
  • Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.

Posting terkait: https://steemit.com/steem-sea/@mpu.gandring/membangun-sistem-anti-korupsi-berbasis-blockchain-libatkan-penentuan-target-pemilihan-platform-pengembangan-kontrak-pintar

Proyek Percontohan


Proyek percontohan sistem manajemen kontrak pemerintah desa Steem SEA yang memanfaatkan blockchain Steem untuk mencatat informasi kontrak penting secara permanen, dengan fokus pada integritas dan transparansi data


Proyek percontohan pengeluaran pemerintah di blockchain tentang “Pembelian bangku taman kota Steem SEA” menggunakan blockchain Steem

Sort:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.