Pemeliharaan berkelanjutan menuntut pembaruan keamanan melalui patching, audit kontrak pintar, dan penyegaran kriptografi, serta manajemen data ketat mencakup pencadangan, pengarsipan jejak audit, dan peninjauan akses guna menjaga integritas sistem
Fase Pemeliharaan Berkelanjutan memainkan peran penting dalam memastikan bahwa sistem penyaringan sanksi berbasis blockchain terus beroperasi secara efektif, aman, dan mematuhi peraturan selama masa pakainya. Hal ini membutuhkan kewaspadaan berkelanjutan, baik dalam keamanan platform maupun tata kelola data.
Pembaruan keamanan sangat penting untuk menjaga integritas sistem. Karena blockchain menangani kepatuhan nasional dan upaya antikorupsi, pertahanannya harus terus berkembang untuk melawan ancaman yang muncul. Jaringan Blockchain Berizin (D), seperti Hyperledger Fabric, harus ditambal dan ditingkatkan secara berkala. Proses ini dikoordinasikan oleh Bank Sentral atau OJK dan mengharuskan semua node partisipan (E) untuk segera menerapkan pembaruan agar keamanan dan keseragaman jaringan tetap terjaga.
Kontrak Cerdas (G), yang berisi Logika Penyaringan yang penting, juga harus menjalani audit keamanan eksternal berkala. Meskipun kode tersebut tidak dapat diubah setelah penerapan, setiap kerentanan yang ditemukan harus memicu mekanisme peningkatan yang dikelola dengan cermat, seperti menerapkan versi chaincode baru di Fabric, dengan persetujuan dari semua node validator. Hal ini memastikan bahwa Mekanisme Konsensus (I) tetap utuh. Selain itu, seiring dengan kemajuan standar kriptografi, metode enkripsi yang melindungi Data Transaksi Terenkripsi (F) harus diperbarui. Ini termasuk mengganti skema hashing atau zero-knowledge proof yang sudah usang agar keamanan tetap mutakhir.
Yang tak kalah pentingnya adalah manajemen data yang efektif, yang menjamin auditabilitas dan kepatuhan regulasi. Fungsi sistem ini bergantung pada Jalur Audit Bersama (J) yang transparan dan tak terbantahkan, yang juga harus mematuhi persyaratan privasi dan residensi data. Terlepas dari sifat buku besar yang terdistribusi, node perlu menyimpan cadangan kunci privat dan data sistem penting lainnya yang aman, terenkripsi, dan di luar rantai. Protokol pemulihan bencana formal harus tersedia dan diuji setiap tahun untuk memastikan layanan dapat segera dilanjutkan jika node utama mengalami kegagalan.
Pengarsipan jejak audit merupakan langkah penting lainnya. Karena persyaratan regulasi, seperti undang-undang Anti Pencucian Uang (AML), seringkali mengharuskan catatan disimpan selama tujuh hingga sepuluh tahun, protokol harus menentukan bagaimana blok buku besar yang lama dan jarang diakses dipindahkan ke penyimpanan yang aman dan hemat biaya. Meskipun telah diarsipkan, tautan kriptografi harus dipertahankan agar data yang anti-rusak tetap utuh dan terverifikasi.
Kontrol akses pengguna juga harus dikelola secara berkelanjutan. Model tata kelola harus meninjau dan memperbarui izin akses untuk semua peserta, termasuk E, OJK, dan KPK, untuk menegakkan prinsip hak istimewa terkecil. Setiap perubahan peran atau identitas peserta harus segera dilaporkan ke Penyedia Layanan Keanggotaan (MSP) untuk mencegah permintaan tidak sah ke Jalur Audit Bersama (J).
Dengan memprioritaskan aktivitas pemeliharaan ini, pemerintah Indonesia dapat menjaga sistem blockchain sebagai alat yang andal dan ampuh untuk memerangi korupsi di masa mendatang.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.