Pertimbangan Tambahan jamin keberhasilan jangka panjang sistem dengan atasi Skalabilitas lewat komputasi terdistribusi, jaga Privasi melalui anonimisasi dan kontrol akses ketat sesuai GDPR, serta pastikan Kepatuhan lewat pembaruan sanksi otomatis
Bagian Pertimbangan Tambahan menguraikan persyaratan non-fungsional krusial yang memastikan sistem tetap andal, patuh hukum, dan mampu berkinerja jangka panjang. Pertimbangan ini berkaitan dengan tantangan praktis dan lingkungan dalam mengelola data blockchain yang masif dan sensitif.
Skalabilitas
Untuk menangani volume dan kecepatan transaksi blockchain global yang sangat besar, sistem harus mengandalkan infrastruktur yang kuat. Oleh karena itu, skalabilitas menjadi perhatian mendasar. Sistem harus mampu memproses aliran data transaksi real-time yang konstan secara efisien dari beberapa blockchain—masing-masing menghasilkan ratusan ribu transaksi per hari—sambil juga mengelola kumpulan data historis yang besar.
Pendekatan komputasi terdistribusi biasanya digunakan untuk mencapai hal ini, dengan menggunakan teknologi seperti Apache Spark, Kafka, atau solusi cloud-native. Mendistribusikan beban kerja di beberapa mesin memungkinkan throughput yang tinggi, memungkinkan jutaan transaksi diproses dan dianalisis per detik. Hal ini juga memberikan elastisitas, yang berarti sumber daya dapat secara otomatis ditingkatkan atau diturunkan skalanya sebagai respons terhadap fluktuasi aktivitas blockchain. Lebih lanjut, toleransi kesalahan memastikan bahwa jika satu node gagal, node lain dapat mengambil alih dengan lancar, mencegah kehilangan data atau gangguan layanan.
Privasi (Kepatuhan GDPR)
Karena data transaksi blockchain dapat melibatkan informasi pribadi—terutama ketika terhubung ke bursa atau dompet yang diverifikasi KYC—kepatuhan privasi yang ketat sangatlah penting. Sistem harus mematuhi undang-undang perlindungan data seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR), terutama ketika modul Resolusi Entitas mengidentifikasi alamat blockchain sebagai milik individu yang dikenal.
Untuk mencapai kepatuhan, sistem harus menggunakan anonimisasi dan pseudonimisasi sedapat mungkin, menghapus atau mengganti informasi identitas pribadi (PII) dengan pseudonim. Operasi analitis idealnya dilakukan pada data yang dipseudonimkan. Selain itu, Kontrol Akses Berbasis Peran (RBAC) yang kuat harus ditegakkan sehingga hanya petugas kepatuhan yang berwenang dengan izin keamanan yang sesuai yang dapat mengakses PII yang terhubung. Prinsip minimisasi data juga harus diterapkan, memastikan bahwa hanya informasi yang benar-benar diperlukan untuk tujuan regulasi yang dikumpulkan dan disimpan.
Kepatuhan Regulasi
Karena lingkungan regulasi seputar mata uang kripto terus berkembang, sistem harus adaptif terhadap perubahan aturan dan sanksi. Sistem harus selalu mengikuti perkembangan daftar sanksi internasional, regulasi anti pencucian uang (AML), dan hukum keuangan khusus yurisdiksi.
Untuk mendukung adaptabilitas ini, sistem harus menggunakan desain modular. Rangkaian aturan Transaction Monitoring Engine harus berfungsi sebagai komponen yang fleksibel dan siap pakai, yang memungkinkan tim kepatuhan untuk memperbarui heuristik penilaian atau menambahkan aturan pengenalan pola baru tanpa mendesain ulang keseluruhan sistem.
Jalur otomatis dalam modul Akuisisi Data harus menangani penyerapan dan normalisasi daftar sanksi terkini dari sumber-sumber seperti OFAC, Uni Eropa, dan PBB, meminimalkan intervensi manusia dan mengurangi risiko pemeriksaan yang kedaluwarsa. Terakhir, semua tindakan, perubahan aturan, dan keputusan sistem harus dicatat dalam jejak audit yang tidak dapat diubah untuk memenuhi persyaratan audit regulasi eksternal.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
bagian pertimbangan tambahan telah memberikan uraian yang jelas dan komprehensif mengenai aspek non-fungsional yang sangat penting untuk keberlangsungan sistem berbasis blockchain. penjelasan mengenai skalabilitas sudah cukup kuat, terutama dalam menekankan pentingnya infrastruktur terdistribusi untuk mendukung volume transaksi besar secara real-time. akan lebih baik jika bagian ini juga menambahkan contoh konkret penerapan arsitektur tersebut dalam skenario nyata, misalnya bagaimana sistem menangani lonjakan transaksi mendadak saat terjadi aktivitas besar di jaringan blockchain global. hal ini akan memperkuat aspek praktis dari penjelasan.
Maturnuwun mas Rahmat, tepat sekali sarannya. Salah satu solusinya mungkin melalui komputasi terdistribusi yang fleksibel, di mana ketika terjadi lonjakan transaksi (seperti peningkatan tiba-tiba sebesar 500% selama masa sibuk), kita dapat menjalankan node pemrosesan baru secara elastis.
Monggo mas Rahmat baca bareng teman-teman.
sama2x, saya juga sangat tertarik dengan postnya, sehingga saya banyak mendapatkan ilmu baru. sukses selalu buat @mpu.gandring